Perjalanan Gaibku Dengan Muhammad Tentang Kesombongan Dan Keangkuhan

85 4 0
                                    



Malam itu tiba-tiba aku demam, aku tidak merasa flu atau bagaimana. Aku termasuk orang yang suka tidur dan banyak menghabiskan waktuku di kamar. Aktivitas menuntut ilmu tidak terlalu mengganggu waktu istirahatku. Entah mengapa aku seperti setengah sadar dan aku memanggil-manggil Muhammad SAW. Tapi aku tak menemukannya.

Aku melihat kerumunan manusia seperti habis dibantai dengan sadis termasuk seorang bayi dengan tubuh terbelah. Badanku semakin menggigil dan aku semakin berusaha keras memanggil Muhammad dengan suara parau karena ketakutan. Aku berusaha keluar dari tempat itu dan mencari Muhammad lagi. Tiba-tiba jalanku dihalangi seorang pria yang besar dan garang dengan sebilah pedang berlumuran darah.

Aku memintanya memberiku jalan, dia bertanya, "Kamu apanya Muhammad?"

Spontan aku jawab, "Aku istrinya"

Tiba-tiba pria itu menahan tubuhku dengan keras dan berteriak, "Istri yang mana? Aku tahu semua istri-istri Muhammad dan kamu mengaku istrinya?"

Aku ketakutan dan kujawab sekenanya. " Aku temannya Muhammad dan sekarang aku mencarinya!"

Pria itupun melepaskanku, tiba-tiba muncul sebuah menara tinggi yang menembus langit tepat di belakang pria itu, dan akupun meninggalkannya, aku berpikir dengan aku menaiki menara itu maka aku akan melihat sesuatu dari kejauhan.

Tapi sempat aku bertanya pada pria itu," Apakah kamu yang membantai manusia-manusia itu?"

Dia mengangguk.

" Ya sudahlah aku juga tak tahu apa masalahmu, tapi setidaknya kalau kamu marah atau seorang pemarah, kamu tidak membunuhi orang, lebih baik kamu membunuh dirimu sendiri aja. Membunuh orang seperti itu hanya akan membuatmu semakin marah dan kamu akan semakin ingin membalaskan kemarahanmu lagi."

Aku mulai menaiki menara itu sambil tetap memanggil Muhammad. Hingga aku ingat bagaimana cara aku memanggilnya yang Gaib. Ketika aku berpikir keras tiba-tiba Muhammad sudah berada tepat diatasku juga menaiki tangga menara itu. Sambil aku mengomel menanyakan kemana dirinya, kami terus menaiki tangga itu, meski tersengal-sengal karena tingginya dan aku lelah.

Sesampai di ujung tangga menara aku turun dan diajak ke sebuah tempat asing seperti istana. Muhammad memelukku dan memintaku untuk tidak melihat sekeliling. Tapi aku melihat segerombol bayangan bulat telur berjalan mendekati kami.

Aneh, sepertinya ada manusia di dalam batu yang berbentuk bulat telur itu. Mereka berjalan menuju pintu yang terbuka lebar dan mereka meluncur satu persatu ke bawah tepat di batu-batu di pinggir laut. Tiba-tiba tubuhku juga terbungkus batu itu dan aku dimintanya untuk meluncur pula.

Aku protes, " Aku memang penurut tapi kalau kau suruh aku melakukan hal yang konyol mending gak usah deh, bukan cuma batunya yang pecah tapi kepalaku juga?!" Jawabku sambil bersungut-sungut.

Muhammad berkata," Terjunlah agar batu telur yang membungkusmu itu pecah. Dan kamu bisa keluar".

Akupun menurut saja terjun dengan keras dan benturan itu memecahkan batu yang membungkus tubuhku. Orang-orang tadi setelah terjun mereka ada yang berjalan masuk kembali ke dalam istana dan berkumpul dengan yang lain tapi ada pula yang berjalan ke arah laut lepas dan menghilang.

Aku dikejutkan suara batu yang berisi manusia itu jatuh, batu itu terbelah seperti telur dan aku melihat orang di dalamnya dengan tubuh kurus kering.

Aku bertanya," Kenapa kamu kurus sekali?"

Orang kurus itu menjawab," Aku terlalu sombong dan angkuh untuk menerima pendapat orang lain, hingga setelah aku sadar ternyata aku telah terlambat."

Aku bertanya lagi, " Lalu kamu akan kembali ke istana itu berkumpul dengan yang lain ataukah kamu akan ke laut itu?"

Pria kurus itu berjalan ke arah laut dan menghilang. Muhammad menemuiku di tempat itu.

Dia menjelaskan," Sesungguhnya orang tadi adalah orang yang semasa hidupnya sangat sombong dan angkuh. Dia menganggap dirinya lebih pintar dari orang lain bahkan dari Tuhannya sekalipun, kini dia akan mengarungi laut itu tanpa bisa mencari siapapun untuk berbagi atau dirinya akan dicari seseorang, karena orang yang sombong tak akan pernah memiliki tempat di hati sesamanya, apalagi di hati Tuhannya".

"Allah selalu memperlakukan hambanya dengan seadil-adilnya. Maka berhati-hatilah dalam sikap dan sifat sebelum kamu sesali segalanya telah terlambat."

Dan akupun meninggalkan tempat itu bersama Muhammad, dan demam menggigilku hilang.

Petunjuk Kebenaran Tuhan Tahun 2010 (September-Oktober) Jilid 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang