Perjalanan Gaibku Dengan Para Gaib

29 2 0
                                    



Sahabatku, ada pertanyaan seputar kehidupan gaibku atau yang biasa aku tuliskan "The Invisible World". Artinya kehidupan yang tidak nyata (gaib/maya).

Bagaimana caranya aku berhubungan dengan dunia gaib dan bagaimana aku berkomunikasi dengan gaib, sebenarnya tidak hanya diriku, ada beberapa orang yang paling dekat dalam kehidupanku juga memiliki kemampuan yang sama. Mereka mampu berkomunikasi dengan gaib karena mereka juga orang-orang terpilih hanya 1 orang saja yang menolak gaibnya karena tidak ingin terlibat dengan kehidupan masa lalu reinkarnasinya. Bagaimana mereka menjadi sangat dekat denganku, aku sendiri juga tidak tahu. Hanya saja satu persatu dari mereka justru mengingkari adanya gaib (semoga saja tidak mengingkari Tuhan yang juga gaib).

Aku pribadi yang setengah gaib dan kadang ada kesulitan tersendiri untuk menjelaskan, mengingat hal ini bukanlah hal yang asing atau aneh bagiku. Kalaulah sahabat bisa seperti diriku tentunya tak perlulah sahabat bertanya bagaimana caranya bisa bertemu para Rasul, malaikat, dewa, orang-orang yang selama hidupnya banyak melakukan kebaikan(Wali Songo).

Aku cuma tinggal menyuruh, "Panggil aja dengan hatimu maka kamu akan bicara dengan siapapun yang kamu inginkan( yang gaib tentunya)."

Muhammadpun bisa aku panggil itupun setelah melalui proses aku harus menemui pendahulunya terlebih dahulu, mulai dari dipertemukan dengan ruh-ruh yang bersamaku, Wali songo, malaikat, para dewa atau dewi hingga nabi dan terakhir Rasul yang memiliki kitab suci.

Ada misi yang harus aku sampaikan kepada sahabat-sahabatku tentang adanya hal yang selama ini telah keliru tapi masih saja disebarkan dan membuat banyak tanda tanya hingga banyak sekali umat yang tak lagi meyakini Tuhannya hanya karena Utusannya dinilai memiliki kekurangan terhadap penyampaiannya maupun figur pribadi para Utusan Allah.

Aku mengambil contoh, mengapa Isa atau Yesus menemuiku karena terjadi kekeliruan dalam penyebaran agama itu, seharusnya umat Nasrani bukan menyembahnya dengan sebutan "Tuhan Yesus" dan menyembah Mariyam ibunya yang biasa disebut "Bunda Maria". Dirinya merasa hanyalah seorang manusia biasa yang dijadikan Utusan oleh Allah untuk menyebarkan kedamaian, kebaikan dan keadilan.

Seharusnya yang disembah adalah Allah seperti yang diajarkannya melalui kitab suci yang merupakan perkataan Allah. Ada pengikutnya yang juga malah meniru dirinya dan bundanya dengan tidak menikah (Paus, biarawan dan biarawati).

Padahal dirinya dan bundanya tidak menikah karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk menikah pada saat itu (keadaan tidak aman baginya yang harus terus bersembunyi dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindari kejaran tentara Romawi yang menganggapnya sebagai pemberontak, karena ternyata ajaran kasih yang disampaikan Isa banyak menarik pengikut-pengikutnya, hal ini yang ditakutkan kaisar Romawi bila semua masyarakatnya lebih memilih mengikuti Isa).

Muhammad SAW ( istilah SAW itu diberikan oleh sahabat-sahabat Rasul ketika beliau telah meninggal), meski belum saatnya aku memanggilnya karena aku masih harus menemui Daud AS dan Musa AS tapi aku merasa dalam proses keseharian ternyata yang paling banyak membutuhkan penjelasan dan penjabaran justru Muhammad yang ternyata dalam proses penyebarannya menjadi sangat menyimpang jauh. Hal ini juga yang menjadi pertimbanganku, berhubung aku juga gak bisa membaca Al-Quran (yang bertuliskan Arab) dan terjemahannya aku menyangsikan hasil terjemahan itu (seandainya dulu aku bisa belajar mengaji).

Maka aku meminta langsung Muhammad yang menjelaskan padaku maknanya secara satu persatu ayat yang ada di Al-Quran. Tapi proses inipun belumlah selesai, tapi aku sempat meminta agar diizinkan bagiku untuk menyampaikan beberapa pesan mereka pada sahabat-sahabatku. Karena aku juga tidak tahu berapa lama aku hidup, sekiranya pesan itu bisa aku sampaikan saat ini maka aku akan menyampaikannya dengan segala resiko dan konsekuensinya.

Salah seorang Wali yang mendapat julukan Sunan Gresik pun sempat mengatakan bahwa Sunan itu hanyalah julukan tapi dirinya dan orang-orang yang telah melakukan syiar Islam di Indonesia adalah manusia biasa pula, tak lepas dan luput dari salah dan khilaf. Sunan Gresik itu sempat berpesan pada penjaga masjid tempatnya tinggal agar tidak memberitahukan tentang kematiannya dan makamnya tidak diberi nisan agar tidak dikultuskan, disembah-sembah atau dimintai apapun karena itu dilarang oleh agama (tidak boleh meminta selain kepada Allah).

Hal ini dimintanya karena dirinya pernah punya pengalaman tasbihnya ketinggalan di sebuah surau dan dijadikan rebutan orang (buat jimat katanya), ketika dia kembali ke tempat itu Sunan Gresik itu meminta semua mengembalikan biji-biji tasbih yang telah dijadikan jimat dan menjelaskan bahwa tujuannya hanyalah menyebarkan agama Allah dan bukannya malah membuat orang-orang yang mengikutinya menjadi sirik dan musyrik.

Seorang yang menjadi nabi, wali atau rasul/utusan menjadi sangat sedih bila orang-orang yang menjadi pengikutnya malah mengkultuskan diri mereka dan mereka merasa bertanggung jawab atas kesalahan persepsi semacam orang-orang datang ke makam para wali kemudian meminta-minta seolah makam itu bisa memberikan sesuatu, tapi tak ada cara bagaimana menyampaikan rasa sesal mereka terhadap perilaku umat yang keliru dalam memperlakukan seorang utusan kecuali orang itu bisa menembus dunia gaib mereka. Kalaulah aku bisa itu hanya kebetulan saja.

Petunjuk Kebenaran Tuhan Tahun 2010 (September-Oktober) Jilid 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang