Aku Dalam Renungan

14 1 0
                                    



Menata hati yang telah diporak-porandakan dengan pengkhianatan oleh orang yang diharapkan bisa menjadi sahabat terbaik, terkadang aku sendiri tak habis pikir kenapa tak juga aku pintar menilai orang, kenapa selalu saja aku menganggap semua orang itu baik, tak punya cela, sempurna, pintar (lebih pintar dari aku maksudnya). Kenapa segala temuan-temuan nyata yang aku temui bahwa orang ini hanya ingin memanfaatkanku, memperalatku yang mungkin kelak bisa menjerumuskanku pada kemaksiatan, masih saja aku nilai baik.

Mungkin sudah jelas-jelas orang ini masuk penjara dan dinyatakan bersalah karena sebuah kejahatanpun, aku masih menganggapnya baik, yang mesti dimanusiakan dan diperlakukan manusiawi. Sudah jelas-jelas orang ini menghinaku dan mencemoohku tapi kok aku gak ngerti-ngerti juga, alasanku pasti karena orang ini belum mengenalku dengan baik (tak kenal maka tak sayang).

Ya sudahlah, toh aku memang sulit menilai orang hanya dari sisi negatifnya, aku pikir setiap orang pasti memiliki sisi positif dan keistimewaan yang tak aku miliki dan aku bisa belajar padanya (lumayan buat nambah ilmu). Tak jarang kompromi yang aku lakukan ditanggapi dengan sikap orang-orang terdekatku dengan geregetan.. xixixixi.

Aku selalu spontan aja, kalau sekiranya orang yang aku temui tak suka dengan menunjukkan ekspresi yang kurang ramah, maka aku langsung pulang aja, kali aja saat itu orangnya lagi gak mood atau lagi ada masalah yang aku gak tahu dan besoknya aku balik lagi, begitu seterusnya, sampai orang itu ngomong sendiri kalau tidak suka dengan kehadiranku, tapi itupun aku nanya dulu, apa kesalahan yang telah aku lakukan, atau adakah sikapku yang telah merugikannya dan membuatnya tidak suka padaku.

Pernah aku diusir dengan diacung-acungkan golok karatan dengan lelaki preman yang hidung belang, cuma karena aku membela seorang anak yang dihamilinya. Tapi aku malah menghampiri orang itu dan mau menanyakan kenapa kok dia marah ketika aku memintanya bertanggung jawab. Aku tak sadar bahwa nyawaku terancam sampai aku diseret menjauh oleh tetangga pria itu karena ngeri melihatku. Ah lucunya aku..

Kadang orang juga tersinggung dengan komentar-komentarku, padahal sedikitpun aku tak berniat menyudutkan orang itu.. ya cuma komentar aja.. sesuai pengalaman dan pengetahuanku, kalau aku gak tahu ya aku tanya, dia ngomong apa?

Yang aku sadari dalam kehidupanku, aku menyayangi sesamaku semua tanpa kecuali, karena aku tahu hidup ini hanya sesaat, aku ingin kalau aku mati nanti, aku dimandikan, dikafani, disholatkan trus aku dikubur, maksudnya aku gak dibuang gitu hanya karena aku pernah jahat pada orang lain. Yang aku tahu aku memiliki keyakinan bahwa Allah berada dalam setiap tarikan nafasku, Dia yang menghadirkan aku di dunia ini, Dia yang memberiku kehidupan, riski dan kesempatan untukku menuntut ilmu.

Sebagai perempuan sebenarnya aku sudah merasa sempurna, aku sudah melewati semua tugas-tugas perkembanganku, mulai dari masa kanak yang menjadi dunia bermain dan belajar, kemudian masa remaja ketika aku mulai mengenal cinta dan pacaran, sampai aku menikah, hamil, melahirkan dan menyusui, sebagai perempuan aku sudah sempurna banget, sampai ceraipun aku mengalami dan aku menyandang gelar Janda.. wow perfect.. xixixixi

Saat ini aku hanya berusaha mengisi sisa hari-hariku yang tersisa dengan berbagi ilmu yang bermanfaat bagi orang lain, meski aku juga masih saja sibuk kuliah buat nambah ilmu, bagiku belajar itu gak ada matinya, selama hayat masih dikandung badan ya gak pernah merasa pinter-pinter juga, maunya belajar aja, ntah sampai kapan.. he.he..

Bila aku memiliki kehidupan gaib, semata itu karunia Allah yang membedakan aku dengan yang lain, bagaimana kehidupan gaib itu mengajarkan aku tentang arti kehidupan, mereka yang gaib itu dulunya sudah pernah hidup di dunia ini, mereka paham dan merasakan bagaimana liku-liku kehidupan saat manusia menjalani proses kehidupan, hingga proses itu berakhir dan mati.

Mereka menunjukkan padaku kesalahan yang seperti apa yang kelak harus dipertanggung jawabkan di alam kubur dan di akhirat nanti, mereka menuntunku untuk terus berbuat kebaikan dengan caraku.

Mereka yang gaib mengatakan bahwa Allah memberi keistimewaan padaku dengan aku dibutakan terhadap penilaian negatif itulah mengapa aku tidak pernah memilih-milih dengan siapa aku berteman dan aku tidak pernah merasa takut pada apapun meski mungkin kalau ketemu orang yang dianggap berkelas, pejabat atau orang terhormat lainnya aku ya biasa aja, justru aku malah sangat menghormati mereka yang orang kelas bawah, karena tanpa mereka tidak ada orang yang berkelas atas. Masing-masing harus saling menghormati.

Hanya Allah yang membuatku takut dan tunduk, sedikitpun aku gak berani membusungkan diri karena malu padaNYA, malah aku menganggap bahwa hanya Allahlah yang harus aku patuhi selain kedua orang tuaku dan dosenku.

"Maafkan hambamu ini Allahku, tolong jangan murkai aku, ingatkan aku bila aku keliru, tunjukkan padaku dimana kesalahanku, dan aku akan memperbaikinya"

Itulah doa pakem yang selalu aku panjatkan, saking takutnya aku bila melakukan kesalahan baik pada Allah maupun kepada sahabat-sahabatku. Maha Suci Allah, semoga aku dan kita semua senantiasa diberi kekuatan dan perlindunganNYA

Salam damai untukmu sahabatku, kasihku untukmu semua

Petunjuk Kebenaran Tuhan Tahun 2010 (September-Oktober) Jilid 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang