Hilangnya Figur Pemimpin Yang Adil Dan Bijaksana

18 1 0
                                    



Entah hal apa yang menggerakkan masyarakat Indonesia, khususnya mahasiswa ingin agar pemimpin negara ini turun jadi jabatannya. Selain aku nyaris gak pernah lihat TV, baca berita apalagi nonton sinetron, kayaknya masih banyak yang harus aku pikirkan dalam hidupku selain memenuhi memori otakku dengan hal-hal yang sebenarnya tak perlu plus gak penting. Perlu sahabat tahu banyak kasus-kasus demensia (pikun) di usia belia cuma karena dirinya justru hanya menyibukkan diri untuk mengamati perilaku orang lain, bukan mengamati, memperbaiki dan mengarahkan diri sendiri untuk menjadi baik dan lebih baik.

Akupun tahunya kalau SBY didemo pas di depan kampus, sepanjang jalanan aspal yang aku lewati ada tulisan, "Gulingkan SBY-Budiono". Aku juga mahasiswa tapi kok gak minat ya urusan demo mendemo, apalagi yang didemo itu presiden dan wakilnya, bukankah mereka dipilih oleh rakyat melalui pemilu, yang milih ya rakyat sendiri dari beberapa kandidat yang mencalonkan, habis masa jabatannya eh dipilih lagi, ya udah menjabat lagilah. La kok sekarang didemo disuruh turun, emangnya dia salah apa ya? (tau' ah gelap).

Sahabat gaibku bertanya, siapa SBY itu? Aku menerangkan dengan panjang lebar, "SBY itu presiden yang artinya dia memimpin negeriku, kalau zaman dulu raja dan raja memimpin seumur hidup, kalau mangkat ya diganti oleh pewaris putra mahkota keturunannya, jadi kepemimpinan kerajaan itu secara turun temurun tetap di Trah yang sama. Kalau sekarang banyak pemimpin negara yang dipimpin oleh presiden, meski ada juga yang masih dipimpin Raja atau Ratu tapi sistem pemerintahannya dikerjakan oleh perdana menteri yang membawahi para menteri untuk menjalankan pemerintahan. Presiden itu hanya memimpin pada kurun waktu yang sudah ditentukan, dirinya dipilih oleh rakyat melalui pemilihan langsung."

"Presiden itu yang mencalonkan dirinya menjadi pemimpin, tentu saja ada kandidat atau calon lain yang ikut dalam pemilihan. Kalau calon pemimpin ini sudah bertekad untuk mencalonkan diri dan berhasil lolos otomatis dia mempromosikan dirinya sebagai pemimpin yang terbaik (pencitraan diri), mungkin yang dipersoalkan itu cara pemimpin ini mencari dana kampanyenya saat mempromosikan dirinya itu yang sekarang dipermasalahkan. Ntah dia ngambil dan mempergunakan uangnya siapa hingga dia mampu membiayai promosinya, karena untuk biaya promosi seorang pemimpin negara itu sangatlah besar, kalau buat ngasih makan rakyat miskin ya lumayan banyaklah."

"Tapi sebenarnya hal ini tidak cuma terjadi kepada pemimpin negara, pemimpin daerah. Hingga pemimpin di lingkungan kecilpun menggunakan cara-cara semacam ini. Menduduki jabatan pemimpin itu sebuah prestise untuk dihormati orang. Soal dia bisa memimpin atau tidak dengan adil jujur dan bijaksana itu urusan belakang. Dan ironisnya, masyarakatpun menerima suap dari para calon agar memilih dirinya, siapa yang ngasih banyak itulah yang dipilih."

"Mungkin yang terpilih ini berharap modal dirinya untuk menduduki jabatan penting ini akan mendapatkan ganti dengan "bermain". Tapi berhubung kasus korupsi sudah banyak yang ketahuan dan mereka yang menjabat langsung diganjar hukuman, pastinya banyak pejabat yang gak berani lagi "bermain". Kalau ketahuan tamatlah riwayatnya."

Kemudian sahabat gaibku ini berpendapat, "Seharusnya masyarakat itu memiliki kepekaan terhadap figur pemimpin yang bagaimana yang diinginkannya, kalau sistemnya yang memilih pemimpin adalah rakyat. Jadi jangan asal memilih cuma karena dikasih suap (uang lelah), kalau pada akhirnya ketika pemimpin ini berhasil menduduki tahtanya dirinya malah menjadi sorotan, baik perilakunya, pribadinya maupun keluarga dan teman dekatnya. Sudah tahu pemimpin ini melakukan kekeliruan, mengapa dipilih. Harusnya dari awal jangan sampai orang ini lolos kalau diketahui ada kejanggalan-kejanggalan, apalagi dana untuk membiayai promosinya ternyata memanfaatkan uang rakyat, bukankah sama dengan mencuri."

"Tapi kalau dana itu didapatkannya dari orang lain yang mendukung dirinya dan diberikan secara cuma-cuma atau dengan sistem hutang itu tidak masalah, urusannya dengan antara si peminjam dan yang meminjamkan (itu artinya orang ini tidak melakukan perbuatan memakan hak orang lain)".

"Mana ada seorang pemimpin diturunkan rakyat yang memilihnya sendiri, kalau jelek kenapa dipilih?"

Kelayakan seorang pemimpin itu juga harus diperhitungkan, mengingat dirinya akan menjadi pemimpin bagi negerinya, figurnya haruslah jujur, adil dan bijaksana beneran. Bukankah seorang pemimpin itu memegang amanat rakyat dan juga amanat Allah. Dirinya harus benar-benar menjalankan pemerintahannya dengan baik dan adil. Itupun rakyatnya juga harus menghormati pemimpinnya, selama pemimpin ini tidak menyimpang dari aturan agama dan aturan negara, ya harus didukung kepemimpinannya, suka atau tidak suka.

Mengapa mengatur sebuah negeri saja kok susah banget? Itu karena semua rakyatnya pandai (pandai mencari kekurangan dan kelemahan orang lain, pandai menghasut dan memfitnah), tapi jangan salah meskipun niatnya cuma untuk menggulingkan seseorang yang tidak disukai pastinya lengkap dengan data dan fakta lo.

Sahabatku, pemimpin seperti apakah yang kita inginkan? Pemimpin itu juga manusia yang sama kayak kita, gak sempurna tapi setidaknya dia memang layak untuk menjadi pemimpin karena sudah percaya diri dan merasa mampu, pasti dibenaknya dia sudah menggambarkan seperti bagaimanakah menjadi pemimpin yang baik itu, yang diridhoi Allah, yang bisa diterima semua lapisan masyarakat, dan kebaikan seperti apa yang bisa dia contohkan pada rakyatnya agar ditiru. Pastinya pemimpin ini berusaha menjaga sikap dan perkataan serta perbuatannya agar tidak dianggap menyimpang.

Marilah kita berpikir bijak dan adil terhadap masalah yang terjadi, kalau kamu gak bisa ngasih contoh yang baik jadi pemimpin itu yang kayak apa, ya udah gak usah ngritik terus. Sambil berjalan lihatlah kenyataan di lapangan, cobalah observasi dari sini akan diketahui pemimpin yang seperti apakah yang dikehendaki oleh seluruh rakyat (gak cuma mahasiswa aja, gak cuma pegawai aja, gak cuma polisi atau tentara aja), semua harus menyamakan visi dan misi bersama, kalau gak ada pemimpin, negeri ini bisa hancur karena masing-masing memiliki kemauan sendiri-sendiri.

Yang mayoritas Islam pengen buat negara Islam. Yang mayoritas Jawa pengen buat negara Jawa aja, yang bener aja. Kamu bukannya mempersatukan negeri tapi malah memecah belah. Bijaklah... Allah suka akan kedamaian dan saling menghormati dan mengasihi sesamanya, gunakan cara-cara yang baik dan penuh kasih ketika ingin menegur orang lain yang dianggap keliru (persuasif). Jangan tunjukkan kalau kita binatang dan hidup di hutan yang pake hukum rimba. Sapa yang kuat dia yang menang.

Kita manusia beradab yang punya otak, hati dan nurani, pintar tapi perbuatannya kayak orang bodoh. Satu hal lagi kalau mau demo, semua fasilitas milik rakyat jangan dirusak atau dicoret-coret ya.. hutang kita di luar negeri belum lunas, jangan sampai hutang lagi buat mbetulin akibat perbuatanmu yang mengatas namakan demokrasi. Semoga Allah memberikan petunjuk terbaik bagi negeriku tercinta ini. Ampunilah hambamu ini ya Allah, jangan murkai kami tapi berilah kami jalan terbaik agar negeri kami damai dan aman.

Salam damai untukmu sahabatku

Petunjuk Kebenaran Tuhan Tahun 2010 (September-Oktober) Jilid 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang