Perjalanan Gaibku Tentang Pria Yang Tak Memiliki Rasa Tanggung Jawab

4 2 0
                                    



Terjaga dengan suasana sepi (emang sendirian), kusapa sahabat-sahabat gaibku dan mereka menjawab sapaku dengan ceria, wah jadi ikutan semangat. Setiap hari selalu ada saja keajaiban dan semua merupakan hal yang baru, indahnya hidup ketika setiap hari kita sudah siap menyambut keajaiban dan keajaiban kemarin tak akan terulang lagi.

Sahabatku, semalam aku bermimpi (kali ini sahabat gaibku ingin menunjukkan aku sesuatu tidak dalam keadaan terjaga, mereka ingin aku sambil tidur, selain emang seharian aku gak tidur, mereka ingin aku benar-benar beristirahat, karena hari ini masih banyak tugas-tugasku).

Dalam perjalanan gaib, aku bertemu seorang pria yang sangat aku kenali, dia terlihat berwajah kaku seperti monster, memegangi kepala seorang hantu (ntah kuntilanak atau sundel bolong) dan seperti bergumul (berkelahi), tiba-tiba tanpa perasaan dia memenggal kepala hantu itu dan membuangnya, kemudian ada beberapa anak kecil mengalami nasib sama, setelah memenggal kepalanya langsung dibuang, yang terakhir dia membanting dan melempar bayi kecil, dia melakukannya tanpa ekspresi dan tanpa senyum, terlihat sepertinya semua sudah mati, pria itu berjalan ke arah pintu yang lebar tanpa menoleh lagi, dia berjalan keluar tiba-tiba di depannya terdapat jurang yang sangat dalam, pria itu menerjunkan dirinya dan tanpa ampun pria ini jatuh tepat dengan kepala membentur terlebih dulu dan pecah, dia mati.

Sementara itu hantu itu tiba-tiba berubah menjadi seorang perempuan, dia memakai jilbab dan dia mengusap kepala anak-anak yang tanpa kepala beserta bayi yang sudah hancur tadi, seketika anak-anak itu hidup lagi. Mereka berpelukan, ternyata hantu itu tadi istri dan anak-anak dari pria tadi yang sudah membunuhnya kemudian terjun bunuh diri.

Sahabatku, aku mencari tahu maknanya, pria yang berwajah kaku seperti monster itu adalah pria yang tidak mau bertanggung jawab kepada keluarganya, segala hal yang menyangkut tanggung jawab dirinya sebagai kepala keluarga diabaikannya.

Dirinya menganggap wanita itu seperti hantu, yang selalu menghantuinya untuk menuntut tanggung jawabnya, karena istrinya dan anak-anaknya dianggap beban baginya maka dia membunuh mereka semua dengan kejam dan tanpa perasaan, artinya dia meninggalkan keluarganya tanpa mau tahu lagi tentang nasib istri dan anak-anaknya dan memilih mematikan hatinya dari tanggung jawab hidupnya.

Kasus semacam ini sering kita temui dalam kehidupan kita, ketika seorang laki-laki menganggap pernikahan itu hanyalah sekedar bercinta dan bikin anak. Tidak mau tahu bahwa dirinya sudah menjadi penanggung jawab utama dalam keluarga yang dibangunnya, menafkahinya, dan memberikan kebahagiaan pada keluarganya. Pria ini hanya ingin melakukan apa di rumahnya yang tidak memberatkan hati dan pikirannya.

Saat istrinya menuntut biaya hidup, saat anak-anaknya harus sekolah dan bayinya harus minum susu dia malah meninggalkan mereka mencari kesenangan sendiri. Tapi perasaan bersalah itulah yang menghantui hidupnya. Pria itu bisa saja lari dari tanggung jawabnya tapi dia tidak akan pernah bisa lari dari rasa bersalahnya yang akan terus menghantui, hingga dirinya berubah dan menyadari kekeliruannya.

Tidak semua pria seperti ini tapi tidak sedikit yang seperti ini, pria-pria seperti ini cenderung memiliki perangai yang halus, lembut dan romantis, ringan tangan dan nampak penurut. Tapi kelemahannya adalah ketika dia melakukan suatu pekerjaan dia selalu memanfaatkan orang lain, memperdaya orang lain untuk kepentingannya, tidak tahu malu dan selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri, sedikit dirinya berkorban untuk menarik mangsanya untuk kemudian dia memperdaya dan memeras orang lain (yang tentunya orang itu justru orang-orang terdekat dalam kehidupannya).

Tidak peduli apakah yang diperas itu orang tua, saudara, istri, kekasih, anak, teman atau rekan kerjanya. Kalau tidak terpenuhi keinginannya dia bisa mencuri atau mengambil apapun dari mereka tanpa merasa bersalah sedikitpun. Dia pandai sekali mengatur siasat dan strategi yang terkesan brilian tapi di balik itu dirinyalah yang harus mendapatkan keuntungan.

Pertanyaannya mengapa pria ini seperti ini? Pria ini terbiasa pada lingkungan yang sebenarnya serba kekurangan tapi budaya keluarga yang tak mengajarkan padanya tentang arti tanggung jawab. Ada kemungkinan lingkungan keluarganya yang tak mengajarkan padanya tentang arti tanggung jawab. Terbiasa melihat orang-orang dalam lingkungannya memakan makanan yang sebenarnya bukan haknya.

Terbiasa melihat orang bisa hidup enak tanpa tahu dari mana orang ini mendapatkannya, dan celakanya dia malah meniru hal yang buruk yang diajarkan orang lain padanya dan bukan memilah dan memilih yang terbaik baginya. Ingin sukses dengan menjadikan orang lain sebagai korban pijakannya.

Ada beberapa ajaran Allah yang telah diingkari oleh pria-pria semacam ini, yaitu menelantarkan anak, merendahkan perempuan, merampas dan memakan yang bukan haknya (mencuri, korupsi, menipu), licik, tamak dan serakah.

Sebenarnya seorang lelaki adalah figur penanggung jawab, panutan dan imam bagi keluarganya tapi kalau yang model seperti ini jelas tidak bisa masuk dalam kriteria pria yang bisa diharapkan untuk memberikan kontribusi positif bagi keluarga dan lingkungannya. Banyak orang miskin tapi tidak mencuri, banyak orang tidak mampu tapi terus meyakinkan hatinya bahwa dia pasti mampu meski tanpa bantuan orang lain.

Agama hanya dijadikan suatu ajaran tapi tidak dijadikan pedoman saat dia menjalani kehidupannya dan orang-orang semacam ini hanya akan merugi sepanjang hidupnya bila tak segera merubah diri dan sadar bahwa Allah sangat membenci orang yang selalu merugikan orang lain, membuat kebencian sesama atas dirinya. Maha Suci Allah, semoga kita semua dijauhkan dari orang-orang yang dholim semacam ini.

Sahabatku, hal ini adalah salah satu contoh dari sekian banyak kasus dari perilaku kaum lelaki yang sedang trend saat ini. Kalau masih remaja atau masih pacaran, pria ini tanpa tahu malu meminta-minta kepada kekasihnya yang lebih mampu dari dirinya tanpa bermaksud mencintai atau setia tapi hanya memanfaatkan saja. Aku juga tidak tahu baikkah hal semacam ini dan bagaimana seharusnya seorang lelaki itu? Mau dijadikan teman kok ya merugikan, mau dijadikan musuh kok ya makhluk sesama ciptaan Allah.

Tergantung kepada hati kita semua, kalau kita sadar ada orang semacam ini dan malah memunculkan kecemasan dan ketakutan, mending jaga jarak aja dech. Dan kita doakan semoga Allah memberikan hidayah padanya yang bisa membukakan hatinya dan menjadi baik dalam arti bisa diterima dalam lingkungan masyarakat.

Terus terang aku ragu menuliskan makna mimpiku ini karena sudah menyebutkan kaum pria, yang merasa jangan marah ya.. sungguh aku cuma memaknainya saja, karena aku yakin tidak semua laki-laki seperti ini. Semoga kita semua dilindungiNYA

Salam damai untukmu sahabatku, kasihku untukmu semua

Petunjuk Kebenaran Tuhan Tahun 2010 (September-Oktober) Jilid 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang