Perjalanan Gaib Aku Dan Muhammad Dengan Tamsil

6 1 0
                                    



Menembus kemacetan karena hari ini pemberangkatan jamaah haji, semoga mereka kembali dengan selamat dan menjadi haji yang mabrur. Menyebarkan kebaikan kepada sesama dan menyebarkan petunjuk Allah yang pastinya akan meminta agar senantiasa rendah hati, mengasihi dan peduli sesama.

Sahabatku, perjalanan gaibku kali ini benar-benar istimewa (meskipun sebenarnya semua istimewa) tapi aku merasa ini adalah hari pertama aku mencoba menyesuaikan diri tanpa orang yang selama ini selalu mendampingiku. Bagiku ada pertemuan pasti ada perpisahan, semua tak ada yang kekal dan abadi. Jangankan harta benda, ketika kita memiliki orang yang kita kasihi pun tak akan pernah lepas dari kefanaan.

Dan akhirnya hanya Allah yang masih tetap setia bersamaku, masih mengasihi dan melindungiku karena kuakui aku sangat mencintai Allah melebihi dari apapun. Allah akan senantiasa bersamaku karena tak sedikitpun hatiku lepas darinya, semua apa yang aku lakukan hanya untukNYA dan karena aku memang menginginkan ridhoNYA. Maha Suci Allah yang senantiasa menenangkanku meski disaat terberat dalam hidupku.

Aku mulai kisahku ketika sahabat gaibku yang selalu setia menemaniku mengajakku ke sebuah tempat yang sangat asing, tempat yang mirip dengan gurun pasir, penuh dengan gundukan pasir-pasir lembut. Entah mengapa spontan aku bingung mengenakan pakaian yang serba tertutup hingga menutup semua wajahku kecuali mata.

Aku memang alergi debu, aku tak bisa membayangkan harus melakukan perjalanan di padang pasir yang berangin, kalau anginnya bertiup pasir itu langsung berhamburan di sekujur tubuhku. Kurasakan aku melangkah di atasnya tanpa alas kaki, mungkin seharusnya pasir itu panas karena terik matahari yang sangat menyengat, tapi aku tak merasakan apapun. Aku berjalan seperti lama sekali hanya untuk sekian meter saja. Pasir itu seperti menghambat jalanku, hingga aku tak segera sampai ditujuan (padahal aku juga gak tahu mau kemana).

Sahabatku, sedikit aku pahami makna dari perjalananku di padang pasir dengan kenyataan hidup yang aku alami, mengapa aku tiba-tiba ingin menutup sekujur tubuhku agar tidak kepanasan dan debu pasir aku hirup yang pastinya akan menyebabkanku susah nafas atau mengapa aku seolah sulit sekali berjalan di padang pasir dan rasanya seperti lama untuk sampai ditujuan, menurut analisaku, mungkin sahabatku ingin menunjukkan padaku, ketika kita merasa akan menghadapi sesuatu hal yang tidak menyenangkan, keselamatan jiwa dan harga diri kita terancam, maka kita akan segera berusaha menghindar dan menutup diri agar hal ini tak terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan pada diri kita.

Karena bila hal itu terjadi atau apa yang kita rasakan adalah perasaan sesal yang teramat sangat. Bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita terkadang kita ingin agar semua yang menjadi masalah ingin sekali segera diselesaikan meski terkadang saat dan waktu yang tepat itu tak kunjung datang. Kesabaran ekstra yang telah kita berikan hingga banyak menyita waktu, tenaga dan biaya, berharap impian itu akan terwujud, tapi ternyata impian itu hanya sebuah kesia-siaan belaka, karena pada akhirnya kita tersadar bahwa pengorbanan yang kita telah lakukan salah alamat.

Terjawab sudah apa yang saat ini selalu mengganjalku, dan ketika aku harus mengikhlaskan segalanya berlalu, dan aku berharap aku masih mampu membuat rencana lagi yang baru yang mampu membangkitkanku dari kekecewaan yang bertubi-tubi. Semoga aku mampu melalui semua dengan kerendahan hati. Aku tahu Allah selalu punya rencana di balik peristiwa kehidupan yaitu hikmah, Semoga aku menjadi orang-orang yang senantiasa dimuliakanNYA saat aku mampu melampaui ujian ini.

Maha Besar Allah, ampunilah hambamu ini dan jangan murkai aku ya Allah, aku hanya perlu banyak belajar dari semua peristiwa yang menimpaku, berilah aku kemudahan untuk memahami maknanya bagiku.

Sahabat terkasihku, salam damai untukmu semua

Petunjuk Kebenaran Tuhan Tahun 2010 (September-Oktober) Jilid 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang