Narrow's pov
Setelah aku mentutori Vesper, Dia memintaku agar pulang bersama dengannya. Sebenarnya aku ingin langsung pulang, karena malam ini Ibuku akan pulang. Tapi, apa boleh buat. Vesper memaksaku untuk pulang dengannya. Dasar bocah sialan!
"Beritahu kemana kita akan pergi."
"Diamlah kau Narrow Aagart. Shut up and just follow me."
Baiklah, jika itu apa yang dia mau. Aku akan diam. Ketika sudah sampai di halaman sekolah, kagetnya diriku ketika melihat dia membawa sebuah mobil. Dia masuk kedalam mobil. Begitu juga diriku. Aku takut jika Vesper akan bunuh diri saat membawa mobil. Pasalnya, aku tidak pernah tahu bagaimana Vesper menyetir mobil.
Ternyata, dia membawaku jauh dari daerah rumahku. Ini masih di dalam kota. Aku mulai panik sendiri. Masalahnya, aku belum membereskan rumah. Dan aku takut jika ibuku tahu soal itu. Bisa-bisa aku dimarahi olehnya.
"Ada apa Row? Kenapa seperti orang panic begitu?"
"Ah?"
"Kenapa kamu seperti orang panic begitu?"
"Um... Itu, jadi, mala mini ibuku akan pulang dari luar kota."
"Oh"
Apa-apaan dia?! Dia hanya menjawab dengan kata 'Oh' saja! Tidakkah dia bisa menanyakan sesuatu, misalnya 'Jam berapa ibumu akan pulang?' atau 'Oh? Benarkah? Maukkah kita pulang saja?'. Intinya, aku jagan terlalu berharap dia akan menanyakan sesuatu seperti itu. Itu jauh dari ekspetasi.
Jadi, dia hanya menjawab dengan satu kata dan dia tetap menyetir
"Kita sudah sampai"
Sampai ya. Aku hanya melihat sebuah rumah. Sangat luas Dan besar. Entah ini punya siapa, aku tak peduli. Mengapa dia membawaku kemari? Apa dia ingin melanjutkan tutornya disini?
"Ini rumah siapa?"
"Ini rumahku. Kau pertama kalinya kesini bukan?"
"Iya. Ini kali pertamaku."
"Mari masuk kedalam."
Ini rumah milik Vesper ternyata. Besar juga. Aku penasaran, bagaimana dia bisa mendapatkan rumah sebesar ini. Jika kalian tidak tahu rumahnya bagaimana, rumahnya sangat besar.(A/N foto di atas coeg:v)
Aku tidak percaya kalau Vesper bisa tinggal disini. Tapi, aku juga percaya. Percaya tidak percaya.
Kalau diperhatikan dari tadi, Vesper terlihat seperti mayat hidup. Dia jarang sekali berbicara.
"Row, kau duduk saja di ruang tamu. Aku akan segera kembali."
"Ah, iya terima kasih."
Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Tunggu. Aku rasa aku membawa buku kosong itu. Ya, aku membawanya. Aku pun membuka buku itu. Anehnya, tulisan di halaman pertama itu hilang. Aku rasa, kemarin masih ada. Mengapa bisa terjadi? Aneh. Belum sempat aku menulis, Vesper sudah memberiku sebuah paperbag.
"Ini apa?"
"Buka saja Row"
Ketika aku buka paperbag itu, ternyata isinya adalah sebuah dress. Dress yang berwarna merah. Indah sekali.
"Row, aku ingin kau memakai ini. Setelah selesai, kutunggu kau di lantai dua."
"Vesper, kau tahu kalau ini sangat ber-"
"Ssshhh, kau sangat berisik hari ini Row. Pakai saja ini dan kutunggu kau di lantai dua, ok?"
"ok."
![](https://img.wattpad.com/cover/54056998-288-k867785.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible
Teen FictionNarrow Aagart. Perempuan SMA tingkat akhir yang berbeda dengan murid-murid lainnya yang di sekolah. Ada satu murid lelaki yang bernasib sama dengannya. Kalian tahu apa? Mereka tidak terlihat ketika terkena air hujan. Berharap kalau hidupnya...