Pt.35

1K 45 27
                                    

Chapter 35 [END]

Narrow's POV

"Hoaam... Hari apa sekarang? Oh, Sabtu. Jam berapa? Masih jam 8, lebih baik aku siapkan sarapan."

Aku melangkahkan kakiku menuju ruang makan, ternyata paman Thomas sedang masak. "Row, sebaiknya kau mandi dan bersiap-siap. Kita akan pergi pada jam 9. Untuk sarapan, kau tenang saja aku yang memasaknya." "Oh, baiklah."

Aku kembali ke kamar dan mulai melakukan apa yang diucapkan oleh pamannya. Mandi dan bersiap-siap. Setelah selesai mandi, aku memakai dress berwarna biru muda selutut. Tak memakai make-up, hanya wajah polos tanpa make-up dan rambut yang terurai. Aku masih mengingat janji Vesper kepadaku, pergi ke danau setelah acara kelulusan selesai.

"Row, apa yang membuatmu sangat lama?" suara paman Thomas terdengar dari lantai bawah hingga kamarku yang di lantai dua. Aku yakin paman Thomas sudah selesai dengan acara dress-up nya.

"Aku akan segera turun." Jawabku dari kamarku sendiri. Entah pamanku mendengarnya atau tidak. Setelah aku selesai, aku langsung turun kebawah dan melihat paman Thomas sudah memegang toga yang nanti akan kupakai saat kelulusan. Waktu memang berjalan dengan cepat.

"Kau siap?" Tanya paman Thomas saat aku menyentuh keramik lantai satu. "Aku selalu siap paman." Jawabku mantap. "Baiklah, mari kita buat Jacelyn dan Jonathan bangga kepada anak satu-satunya mereka."

Aku dan pamanku langsung masuk kedalam mobil. Saat paman menyalakan mobil, ia berkata "Aku membekal makanan yang tadi aku masak. Aku tahu kalau kau sarapan dulu, kita akan telat. Jadi, kau bisa memakannya di dalam mobil. Itu hanya roti isi, dan aku percaya padamu kalau kau tidak akan mengotori mobil ibumu." Aku pun langsung mengambil kotak makan dan memakannya. Ralat, aku sebenarnya memakai make-up. Tapi hanya lipgloss. Itu saja. Aku pun memakan roti isi yang dibuat oleh pamanku.

Akhirnya perutku terisi juga aku memakan selama lima belas menit. Menurutku itu waktu yang agak lama karena biasanya aku makan tidak selama itu. Sekitar sepuluh menit.

Waktu yang pas menurutku, karena setelah perutku terisi aku sudah sampai di sekolahku. Tempat yang telah menyimpan banyak kejadian aneh, lucu, tak terduga, dan masih banyak lagi. Sekarang, aku akan menyelesaikan masa-masaku menjadi anak remaja dan menjadi orang yang lebih dewasa saat kuliah nanti.

Aku dan pamanku pun masuk kedalam aula sekolah yang sangat besar. Aku melihat teman-temanku yang memakai toga yang sama sepertiku, aku masih tak percaya bahwa hari ini akan tiba secepat ini. "Row, kau tidak bergabung bersama teman-temanmu yang lain?" tanya paman Thomas kepadaku. "Ah, iya. Aku akan kesana."

Aku pun bergabung bersama teman-temanku. Hingga ada seseorang yang menepuk pundakku. Aku tidak melihat siapa dia pun aku sudah tahu siapa dia. Ya, kalian sudah bisa menebak siapa dia. Haruskah aku memberitahu kalian lagi? Mungkin aku harus. Vesper Botch, nama laki-laki yang menepuk pundakku tadi.

"Ada apa Vesper?" "Um... kau ingat tentang janji kita yang kema-" "Iya, aku mengingatnya Vesper." "Baiklah, temui aku setelah acara selesai." "Ya." Teman-temanku menatapku aneh, seperti mengatakan 'kau dekat dengan Vesper?' atau 'aku tidak percaya bahwa si aneh ini bisa dekat dengan dewa sekolah' atau ini, 'kenapa dia bisa dekat dengan calonku?'. Aku hanya tertawa melihat tatapan mereka, dan berkata "kenapa?" mereka menjawab dengan gelengan kepala.

Acara pun dimulai, seperti acara kelulusan yang lainnya, sambutan kepala sekolah dan lain sebagainya. Membosankan sekaligus seru. Kalian tahu maksudku kan?

Akhirnya namaku dipanggil kedepan. Aku beranjak dari kursi dan mulai berjalan seperti yang lain. Setelah aku mendapatkan sertifikat, aku turun kebawah. Tak berapa lama kemudian, acara pun selesai. Aku masih dengan teman-temanku, seketika aku ingat tentang janji itu.

InvisibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang