Pt.34

681 37 7
                                    

Chapter 34

Narrow's POV

Hari ini adalah acara prom. Aku benar-benar gugup soal itu. Saat aku memikirkan soal prom, aku jadi mengingat tentang film-film yang dulu pernah aku lihat. Tapi jika itu benar-benar terjadi, itu akan menjadi adegan sangat clichè.

Masih ada waktu sebelum acara itu tiba. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Mungkin aku bisa mencari makan. Aku sangat lapar.

Akhirnya aku sampai di salah satu gerai makanan cepat saji. Aku memesan deluxe cheeseburger. Aku melihat teman-temanku di sosial media, mereka menunjukkan kalau mereka melakukan diet satu bulan sebelum acara prom. Aku masih tidak mengerti dengan mereka. Mereka menyiksa diri mereka sendiri.

Aku memilih untuk duduk di pojok dekat jendela. Tempat favoritku. Memakan burger favoritku sambil melihat keluar. Hingga seseorang tiba-tiba duduk di depanku, Carlos.

   "Hei, lama tidak bertemu Ivi." Ucap Carlos dengan wajah yang bahagia."Lama tidak bertemu denganmu juga, Carlos. Kapan terakhir kali kita bertatap muka?"
      "Itu sudah sangat lama, Ivi. Hari ini kau ada acara prom kan?"
"Iya."
"Mmm... Biar kutebak. Pasangan promdatemu itu, Vesper!"
"Iya."
"Seperti biasa."
"Oh, bagaimana hubunganmu dengan..."
"Jayne. Kita sudah selesai."
"Kenapa? Apa yang terjadi?"
"Aku menemukan dia sedang tidur dengan laki-laki lain."
"Tidur dengan laki-laki lain?! Perempuan macam apa dia?! Aku akan menghajarnya sa-"
"Sudahlah, Ivi. Aku tidak apa-apa tentang ini. Masih banyak perempuan lain."
"Tapi dia sudah menyakiti perasaan sahabatku! Aku tidak suka kalau seseorang membuat sedih sahabtku! Kau itu teman terbaikku, Carlos. Dia sudah menyakiti perasaanmu dan dia pantas untuk mendapatkan itu!"
"Oke, aku suka dengan sifatmu yang setiakawan. Tapi,"
"Tapi apa? Jangan bilang kau masih mencitainya."
"Nah, itu maksudku. Masalahnya, akh masih mencitainya. Aku terlalu mencintainya."
"Lalu, kenapa kau putus dengannya?"
"Itu karena, dia bilang kalau dia sudah bosan denganku."
"Tenang saja Carlos, kau pantas mendapatkan yang lebih baik dari dia. Biarkan perempuan brengsek itu menyesal."
"Kau memang teman yang terbaik."

Setelah aku selesai makan, Carlos mengantarku pulang. Dia tahu kalau Jayne itu tetanggaku, jadi daripada mencari masalah, setelah ia mengantarku ia langsung pulang. Paman Thomas sedang pergi keluar, aku di sini sendiri. Aku tahu ini sudah siang, tapi apa salahnya untuk tidur di siang hari? tak ada yang melarang.

Belum sempat terpejam sepenuhnya, aku mendengar ada yang memencet bel. Siapapun itu yang berani mengganggu jam tidurku akan kubunuh dia. Aku langsung pergi ke dapur untuk mengambil pisau lipat. Saat aku buka pintunya, ternyata itu paman Thomas.

"Lama sekali kau membuka pintunya, Row." kata paman Thomas sambil memasuki rumah.
"Ehe, awalnya aku kira itu bukan paman."
"Row, nanti kau ada acara prom kan?"
"Iya, memangnya kenapa?"
       "Tidak apa-apa. Dulu, paman juga ikut prom. Promdate paman itu bibi Marie."
"Jadi, paman dan bibi Marie sudah kenal sejak lama? Ternyata cerita seperti itu benar-benar ada!"
    "Iya, kami sudah mengenal satu sama lain dari lama."
   "Lalu, saat prom paman langsung melamarnya?"
   "Bukan seperti itu, paman dan bibi Marie berpacaran dulu lalu paman melamar bibi Marie. Sayangnya, setelah bibi Marie melahirkan, seminggu setelahnya bibi Marie sudah tiada. Alhasil, paman yang mengurus Bearon dari kecil sampai sekarang."
   "Paman, ngomong-ngomongs sekarang Bearon dimana? Kenapa aku jarang sekali melihatnya?"
    "Dia sedang melanjutkan studi di London. Katanya dia ingin berkunjung kemari disaat natal tahun depan."
     "Itu masih sangat lama, paman."
     "Aku tahu itu. Tapi, apa boleh buat. Selama ia dalam tujuan belajar, itu tidak akan menjadi masalah."
    "Paman, dimata paman, ibu itu orang yang seperti apa?"
    "Menurutku, Jacelyn itu orangnya baik. Baik sekali. Dia mempunyai hati seputih susu dan hati yang sekeras batu. Dia adalah adik kesayanganku. Aku ingat dimana dulu disaat ulang tahunnya yang ketujuh belas, dia memintaku untuk membelikan 3 buah eskrim dan 24 buah cookies. Ibumu dulu sangat rakus. Tapi anehnya, kenapa sekarang dia kurus? Lalu ayahmu dulu tergila-gila pada sosok Jacelyn. Karena dia adalah teman sekelasku selagi SMA, dia memintaku untuk mengenalkannya pada Jacelyn. Dia memintaku untuk memberikan nomor telfon rumah, dan juga alamat rumah. Ayahmu hanya mencintai satu orang, dan ketika ia serius dengan itu, dia akan berusaha keras untuk mendapatkannya. Banyak yang berubah darinya semenjak ia mulai menyukai Jacelyn. Mulai dari cara berpakaian, hingga nilai-nilai nya di sekolah. Hingga akhirnya Jacelyn bekerja di perusahaan milik ayahmu. Lalu ketika ayahmu tahu kalau itu benar-benar Jacelyn, ia langsung mengajaknya berpacaran lalu menikah. Gila bukan?"
     "Tapi, hebatnya dari ayahku adalah, dia masih tetap menyukai Ibuku dari SMA hingga kerja."
     "Iya. Itu yang aku suka dari dia. Kau itu mewarisi rambut yang mirip seperti ayahmu, berwarna cokelat dengan sejumput rambut berwarna pirang dibagian dalam rambut. Kau juga mewarisi mata yang seperti ibumu, dan juga sifat malas yang seperti ayahmu. Kau ini kebanyakan mirip dengan ayahmu, kau ini malas tapi kau itu pintar. Aku heran dengan dirimu."
    "Hahaha, mungkin itu sudah keturunan."
     "Row, kau tidak bersiap-siap?"
     "Oh, iya.. Sekarang sudah sore. Terimakasih sudah memberitahuku."
"Ya,"

InvisibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang