Part 11 : Is He Really Studying??

263 19 0
                                    



"Apa bukunya harus sebanyak ini?" tanya Justin.

"Iya," kataku.

"Bagaimana kalau besok kita berkencan saja?" tanya Justin.

"Apa?" cibirku.

"Iya, work hard, play hard, Baby," kata Justin menggoda.

"Tergantung hasil pelajaranmu hari ini," jawabku lalu kami masuk ke Starbucks.

Setelah memesan minuman, aku langsung membuatkan Justin soal sementara Justin membaca-baca buku yang kami beli tadi. Dia terlihat serius juga.

"Oke, ini soalnya. Kerjakan," kataku lalu gantian membaca buku.

Aku membaca buku itu dengan teliti sambil menebalkan hal-hal yang penting. Justin sendiri terlihat tenang tapi kupastikan dia tidak tidur lagi kali ini. Dia beberapa kali menggaruk kepalanya dan mengetuk-ngetukkan pulpennya ke atas meja.

Justin tiba-tiba menatapku. "Ada apa?" tanya Justin.

"T... tidak," aku membaca buku lagi. "Dia manis juga kalau sedang serius," gumamku dalam hati. Aku menepuk keningku sendiri. "Apa yang kamu pikirkannnn," geramku dalam hati.

'Treslin, aku selesai," kata Justin.

"Mana?" tanyaku, berusaha normal.

Justin menyerahkan kertasnya dan aku memicingkan mataku untuk membaca tulisannya yang jelek itu.

"Bagaimana?" tanya Justin.

"Tulisanmu...," kataku pelan.

"Hehe maaf... aku akan menulisnya lebih baik lagi," kata Justin.

"Tapi jawabannya benar semua," kataku lalu tersenyum.

"Oh yes!" Justin mengangkat tangannya keudara. "Jadi kita bisa berkencan besok?" tanya Justin.

"Ya, baiklah," kataku.

"Oke," Justin tersenyum manis. "Hey, Ashley," panggilnya.

"Apa?" tanyaku.

"Kamu mulai menyukaiku kan?" tanya Justin. Aku menatapnya kaget lalu menatap bukuku lagi. "Baiklah," kata Justin geli.

~~~~~

"Ashley!" Tam menghampiriku dengan wajah horror.

"Ada apa, Tam?" tanyaku kaget.

"Justin...," katanya.

"Iya, kenapa?" tanyaku.

"Aku melihatnya di perpustakaan," kata Tam.

"Oh ya, dia sedang belajar," kataku lalu meneguk jusku.

"Dia mengusirku. Dia bilang 'Tam, jangan ganggu aku. Aku sedang belajar,' dan aku... oh Tuhan," kata Tam syok.

Aku tertawa geli. "Bukankah bagus Justin menjadi rajin?" tanyaku.

"Entahlah," kata Tam lemas lalu aku tertawa lagi.

"Ujian dimulai Senin depan. Kita semua harus bersiap-siap," kataku.

"Iya. Aku harus belajar lebih keras!" kata Tam bersemangat.

Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang