Part 2 : Running Out of Time

445 28 1
                                    

Maafkan daku para Nialler's Girls... Ini hanya fanfiction, tidak nyata T_T


"Kankernya sudah menyebar," Niall mengenggam tanganku lembut. "Maaf," bisiknya.

"T... tidak...," kataku bergetar lalu Niall memelukku. "Kamu bilang semuanya akan baik-baik saja?" tanyaku.

Airmataku menetes dan Niall menghapusnya. "Jangan menangisiku," kata Niall. Aku memegang tangannya erat dan mengangguk. "Ash?" panggil Niall. Aku menatap Niall, menunggu dia melanjutkan. "Aku punya sekitar 3 bulan," bisik Niall.

Bahuku bergetar dan tangisku langsung pecah. "Jangan pergi, Niall! Kumohon.... Kumohon.... Jangan tinggalkan aku...," raungku dan Niall hanya memelukku erat.

"Maaf...," kata Niall lirih.

Aku terus menangis selama beberapa menit kedepan sementara Niall tidak mengatakan apa-apa.

"Sayang?" panggil Niall.

"Ya?" jawabku bergetar.

"Kamu sudah tenang?" tanya Niall lembut. Aku mengangguk dalam pelukannya. "Hey... banyaakk sekali hal yang bisa kita lakukan dalam 3 bulan. Kita bisa pergi ke bermacam-macam tempat. Kita juga akan menghadiri wisuda kita sebulan lagi," kata Niall senang.

"Ya...," jawabku pelan.

"Kumohon, jangan jauh-jauh dariku," pinta Niall.

"Aku disini," kataku hampir menangis lagi.

"Hemm...," Niall menggumam lalu memelukku lebih erat lagi.

~~~~~

Aku membuka mataku dan menghela nafas. Rasanya aku baru tidur sebentar tapi sekarang sudah pagi. Tadi malam pesta angkatan sekolah kami dan rasanya lelah sekali. Well... biasanya setiap angkatan memang mengadakan pesta sendiri terlepas dari pesta kelulusan dari sekolah yang dianggap "terlalu standar". Sekarang, yang aku tunggu-tunggu adalah pengumuman mengenai kuliah. Aku sudah mengirim aplikasi ke beberapa universitas dan aku harap aku bisa diterima.

Aku berbalik dan Niall masih tertidur pulas. Aku menatap dadanya yang naik turun. Aku bersyukur dia masih bernafas. Rasanya khawatir sekali setiap menatap Niall, tapi aku berusaha menyembunyikannya sebisa mungkin.

"Niall...," panggilku lembut.

"Masih tidur...," dia berbalik dan aku tertawa geli.

"Oke, beberapa menit lagi," kataku lalu duduk dan meminum segelas air.

Mataku beralih menatap foto kelulusan kami yang langsung di pajang dia di atas meja belajarnya. Senyum kami begitu lebar disana. Kami benar-benar bersenang-senang tadi malam. Aku sudah lama tidak melihat Niall sebebas itu. Semenjak sakit, begitu banyak pantangan untuk Niall dan setelah pemberitahuan kegagalan pengobatannya, Niall jadi bisa lebih menikmati hidup. Anyway, hari ini Niall akan mengajakku jalan-jalan. Aku lebih baik bersiap-siap lalu membangunkan Niall.

~~~

"Aku pusing melihat daun dimana-mana," kata Niall lalu aku tertawa.

"Apa yang kamu harapkan di musim gugur? Burger?" tanyaku.

"Itu ide bagus. Omong-omong, kamu mau bunga?" tanya Niall.

"Tidak," jawabku jujur.

Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang