Part 4 : Last Song

275 28 1
                                    


Aku berjalan menuju pintu kamar sambil membawa piring sisa makan malamku. Aku kira akan punya cukup nafsu makan, tapi ternyata tidak. Padahal aku sudah tidak makan siang. Setelah meletakkan piring itu diluar, aku mengunci pintu kamarku dan duduk di atas tempat tidur lagi. Aku menatap TV yang menyiarkan berita, tapi tidak sedikitpun masuk ke otakku.

"Huh...," aku mengusap mataku yang terasa berat sekali.

Tanpa sengaja aku melirik ke CD yang tergeletak diatas meja kecil. Aku menghela nafas lalu memutuskan untuk memutar CD itu. Lagu Night Changes dari One Direction langsung mengalun, disertai foto-foto lucu aku dan Niall yang ditampilkan bergantian. Aku selalu meledek Niall kalau dia mirip dengan salah satu personil Band itu.

"Niall," aku tertawa melihat muka konyol Niall di salah satu foto kami yang tidak sengaja terambil.

"Hey...," tiba-tiba layar berganti menjadi Niall yang sedang memegang gitar. "Kalau kamu menonton ini, berarti kemungkinan besar aku sudah tidak ada. Kamu merindukanku kaannn?" godanya lalu aku tertawa kecil.

"Ya, sangat," kataku lalu airmataku menetes.

"Aku tau aku mengagumkan," Niall menggenjreng gitarnya. "Aku hanya ingin bilang... kamu harus terus hidup dengan bahagia, oke? Kita sudah tau hidupku tidak akan lama lagi, bahkan diatas semua perkataan dokter yang mengatakan bahwa selalu ada kemungkinan," kata Niall.

"Ya....," kataku lirih lalu menghapus airmataku.

"Aku sebenarnya lelah, Ash... Kemoterapi itu sakit luar biasa, tapi... aku punya sangat banyak alasan untuk tetap hidup, salah satunya kamu," kata Niall lalu tersenyum. "Lagu terakhirku, Ash. Lost Stars...," kata Niall lalu mulai memainkan gitarnya.


Please don't see

Just a boy caught up in dreams and fantasy

Please see me

Reaching out for someone I can't see


Take my hand let's see where we wake up tomorrow

Best laid plans sometime it's just a one night stand

I'll be damned cupid's demanding back his arrows

So let's get drunk on our tears


And God, tell us the reason

Youth is wasted on the young

It's hunting season

And the lambs are on the run

Searching for meaning

But are we all lost stars?

Trying to light up the dark


Who are we?

Just a spect of dust within the galaxy

Who is me?

If we're not careful turns into reality


Don't you dare let our best memories bring you sorrow

Yesterday I saw a lion kiss a deer

Turn the page maybe we'll find a brand new ending

Where we dancing in our tears


And God, tell us the reason

Youth is wasted on the young

It's hunting season

And the lambs are on the run

Searching for meaning

But are we all lost stars?

Trying to light up the dark


I thought I saw you out there crying

I though I heard you call my name

I thought I heard you out the crying

Oh just the same


And God, give us the reason

Youth is wasted on the young

It's hunting season

And this lamb is on the run

Searching for meaning

But are we all lost stars?


Trying to light up the dark

I thought I saw you out there crying

I though I heard you call my name

I thought I heard you out the crying

Oh are we all lost stars?

Trying to light up the dark


Aku menghentikan video itu dan langsung mengeluarkan CD. Sedetik kemudian aku langsung menangis sesegukan. "Niall.....," panggilku lirih. "Aku merindukanmu...."

Lucky duduk disebelahku dengan tenang lalu menyentuh lenganku. Aku memeluknya dan dia tenang sekali dipelukanku. Lucky memang sangat mengerti perasaanku.

"Wuff...," dia mengoyangkan ekornya dan aku mengelus kepalanya.

~~~

Aku menatap tirai yang sudah mulai terang karena sinar matahari. Aku sadar aku tidak tidur semalaman dan hanya berbaring seperti ini saja. Aku rasa Niall akan marah besar kalau dia tau aku seperti ini semenjak dia meninggal.

"Tok tok tok....," terdengar suara ketukan.

"Ashley?" panggil Martha. Aku diam saja, tidak minat berbicara. "Sepertinya Ashley masih tidur," Martha terdengar sedang berbicara dengan seseorang.

"Yasudah," terdengar suara sedih Ayah. "Ashley, Ayah akan pergi ke Jepang selama 1 minggu. Ashley jangan lupa selalu jaga kesehatan," kata Ayah.

Aku memejamkan mataku lalu menghela nafas. Dengan malas, aku mencoba untuk duduk lalu menatap figura yang berisi foto aku dan Niall. Aku memakai sendalku lalu berjalan cepat ke arah pintu.

"Ayah!" panggilku.

Ayah yang ada di lantai bawah dengan Ibu, lengkap dengan kopernya langsung menengok. Martha juga tiba-tiba muncul dan tersenyum melihatku keluar dari kamar.

"Iya, Ash?" tanya Ayah.

"Bisa Ayah tolong telpon orang ini," aku berjalan turun lalu menyerahkan surat rekomendasi itu.

"K... kamu mau ke Victorian University?" tanya Ayah senang.

"Ya, aku harus melanjutkan pendidikanku. Aku ingin masuk ke VU," kataku.

"Oke, Ayah akan hubungi orang ini," kata Ayah lalu memelukku. Ibu juga memelukku senang. "Sarapan dulu ya?" pinta Ayah.

"Iya. Ayah hati-hati," kataku lalu tersenyum kecil.

"Ayo, Ash," kata Ibu senang.


Jangan lupa vote and comment nya yaa :D Terima kritik saran juga. Muah :

Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang