Part 14 : Touches

766 21 0
                                    

Guyss! I am deeply sorry for this! Lama banget ya update-nya? :( Author lagi sibuk banget urusin kuliah dll. But I promise! I will update soon! Sekali update 3 chapter seperti biasa. Maafkan menggantung kalian di ending cerita yang "kurang baik" ya.. Enjoooy :3


            "Ah...," aku mendesah pelan ketika Justin mendorong badanku.

"Tahan," katanya lalu aku menahan badanku dengan kedua tanganku menopang kebelakang. Kami memang duduk di lantai.

"B... berat," kataku lalu mendesah lagi ketika Justin menciumi leherku.

Justin memelukku dan mengangkat badanku. Aku memeluk lehernya dan mendesah lagi karena dia menghisap leherku. Justin menaruhku diatas tempat tidur lalu menindihku lagi. Dia membuka kausku dan aku membuka kancing kemejanya.

Kami bertatapan dan aku menatap badannya yang bertato itu. Sangat keren dan... astaga... aku mengerti mengapa perempuan itu begitu ingin berhubungan seks dengan Justin. Justin merendahkan badannya lalu mencium bibirku sekali.

"Bra macam apa ini?" tanya Justin sambil mengelus pengaitku yang ada didepan.

"Lebih mudah dibuka," kataku beralasan.

"Tak!" Justin membuka braku dan tersenyum.

"Kamu benar," kata Justin lalu menjilat kedua dadaku bergantian. Aku meremas seprai sambil mendesah nikmat.

"Oh yes, Justin...," desahku sambil menekan kakiku kuat-kuat di atas tempat tidurku.

"Ashley...," Justin mendesah ketika aku meraba perut bagian bawahnya.

"Iya...," kataku sambil memejamkan mataku.

"Bercintalah denganku, kumohon," kata Justin. Aku menyentuhkan lututku ke selangkangan Justin perlahan dan merasakan penisnya sudah mengeras. "Sial," dia tertawa geli.

"Hanya mengecek," kataku lalu Justin menciumku lagi. Kami berdua saling membuka celana kami dan kami berdua benar-benar telanjang. "Justin," aku mengelus pipinya.

"Ya?" tanya Justin lembut.

"Duduklah," kataku.

Justin menurut. "Sudah," katanya.

Aku turun ke bawah tempat tidur dan berjongkok di depan Justin. "Boleh?" tanyaku.

"Kumohon," kata Justin menahan senyum. Aku mengocok penis Justin dan dia mendesah. "Oh, Ashley...," katanya sambil memejamkan mata. Kepalanya menengadah keatas dan aku melihat jelas dia menelan ludahnya. "Fuck...," dia menggigit bibirnya ketika aku mulai memasukkan penisnya ke dalam mulutku.

Aku memainkan lidahku disekitar kepala penis Justin, menikmati hawa panas yang dihasilkan penis Justin yang tegang itu. Aku begitu menikmatinya. Justin begitu tidak berdaya dan aku menemukan hal itu sangat merangsang.

"Ash...," dia tiba-tiba menarik daguku lembut lalu kami berciuman dengan lembut. "Cukup...," katanya pelan.

"Baiklah," kataku lalu Justin mengecup bibirku.

Justin mengulurkan tangannya dan memintaku berbaring diatas tempat tidur. Dia mencium bibirku lalu turun ke leherku. Aku mengerti tujuan akhir dari ciuman Justin ini. Aku begitu bersemangat, tapi aku juga ingin menikmati ciuman dan permainan lidah Justin di tubuhku.

Lost StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang