Hai :3
Seperti yang sudah kami rencanakan, disinilah kami berada. Kebun tomat yang luas sekali! Justin mengajarkan cara memilih tomat yang baik dan aku memetik semua tomat yang kuanggap sesuai dengan standar. Aku baru tau ternyata memasak juga melibatkan hal seperti ini.
Ada satu masalah. Hanya satu. Tapi itu terlihat vital. Aku menangkap secercah kesesalan di wajah Justin ketika menjemputku pagi tadi. Ketika aku menanyakannya, dia hanya tersenyum palsu. Sampai sekarang, aku masih penasaran.
Jemariku memetik sebuah tomat dan memasukkannya ke keranjang. Aku menatap Justin yang sedang membungkuk beberapa langkah didepanku. Aku langsung berjalan cepat dan menarik tangannya. Dengan cepat, aku menciumnya. Dia juga membalas ciumanku.
"Jangan diam begitu," kataku penuh kasih sayang.
"Ini... hanya semacam persaingan menyebalkan," kata Justin.
"Coba ceritakan," kataku lembut.
"Ada hal kotor terjadi di dalam restoran. Hal ini karena pesaing Ibu. Mereka mulai menukar kiriman sayuran, terutama tomat, sayuran yang paling sering kami gunakan. Kualitas anggur juga memburuk. Makanya aku terjun ke lapangan untuk memilih," kata Justin.
Aku tersenyum kecil. "Hal itu juga pernah terjadi, ketika aku masih SMA. Ayahku marah besar. Aku berakhir menghabiskan seluruh liburanku utnuk mengontrol, bahkan memecat beberapa orang kotor. Itu seperti bagian dari hidup kita," kataku lembut.
"Oh aku sangat kesal," Justin memelukku erat.
"Kamu begitu menyayangi restoran itu ya? Lihat kamu... berjalan mengelilingi kebun luas ini sendirian," kataku.
"Restoran itu seperti hidupku. Lagipula... aku tidak benar-benar sendiri," kata Justin menggoda.
"Astaga.... ayo kita selesaikan," kataku geli.
"Ya, kita masih harus mencicipi anggur. Kamu akan mencicipinya karena aku menyetir, aku tidak bisa minum," kata Justin.
'Terdengar menarik," jawabku.
~~~
"Ini anggur merah, anggur putih. Ada beberapa jenis," kata Justin sambil menunjuk dua nampan.
"Astaga, aku harus minum semuanya? Bagaimana kalau rasanya tercampur?" tanyaku.
"Ini," Justin menyerahkan sebuah gelas besar berisi air aneh. "Ini untuk menetralkan rasa," kata Justin.
"Baiklah," kataku lalu memulai dengan anggur merah.
Mungkin ada total 16 shots dan sulit sekali memilihnya. Mereka semua terasa nikmat. Mencium dan merasakan satu persatu, aku keluar dengan pilihan 4 anggur merah dan 3 anggur putih.
Justin berdiskusi dengan sang ahli lalu mereka memutuskan untuk mengambil anggur itu. Aku harap aku tidak akan mabuk.
"Kita selesai. Semua pilihanmu adalah anggur berstandar sangat baik. Minum ini," Justin menyerahkan segelas kecil air. "Itu akan membuatmu tidur sepanjang perjalanan dan tidak akan pusing ketika bangun," kata Justin lembut.
"Terimakasih," aku meneguk air itu.
~~~~~
"Ashley!" Justin berlari dari kejauhan dan dia berkeringat.
Kita baru saja menyelesaikan ujian tengah semester kami dan harus mengumpulkan kertas persetujuan Summer School. Tapi Justin meningglkannya dirumah. Dia terpaksa harus pulang lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/56327133-288-k467003.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Stars
Fiksi PenggemarTidak ada yang ingin menjadi bintang yang tersesat. Tidak pernah terbersit dalam pikiran seorang Ashley Treslin kalau dia akan menjadi salah satu bintang itu. Hidupnya sempurna, keluarga bahagia, populer, pintar, dan harta yang paling berharganya, N...