[BAB 1] Booklet

157K 7.8K 182
                                    

Seorang gadis dengan rambut panjang terlihat panik sambil berjalan tergesa-gesa menelusuri lorong sekolah yang ramai dengan kedua tangan memeluk tiga buah buku yang tebalnya seperti ensiklopedia.

"Rey!!"

"Hai!"

"Kak Rey!!"

"Oy!!"

" Pagi Rey cantik."

" Pagi Afdal jelek."

"Anjir Rey lo-"

Gadis itu hanya menjawab sapaan-sapaan dengan ringan tanpa menoleh sama sekali, karena-

" Lampir!!! Balikin buku gue!!!!"

Seketika, kakinya langsung mempercepat langkah hingga orang-orang di sekitarnya menyingkir, takut kalau menganggu acara kejar-kejaran pagi hari ini.

"GUE PINJEM DULU!!" teriak gadis itu kepada cowok yang kini sedang mengejarnya dengan langkah pincang.

"AIB GUE DI SITU PEA!!!" teriak cowok itu frustasi sambil terus berusaha mengejar. Entah kenapa kakinya tak bisa berkompromi sekarang.

"MAKANNYA GUE PINJEM!!" jawab si gadis saat di tikungan.

"NO!! KAKI GUE MAKIN SAKIT NIH!!"

"BODO AMAT!!!"

Kehebohan itu terus terdengar seantero sekolah. Yang lain hanya bisa menggelengkan kepada masing-masing, memaklumi kelakuan 2 orang yang sangat berpengaruh di SMA Verment itu. Pemandangan ini sudah biasa di mata mereka. Yang ada, semuanya menantikan hasil dari pertikaian tak berujung dari dua Rey itu.

"Gila bener, kenapa sih duo Rey itu berantem mulu kerjaannya?"

"Lahh kalo gak ada mereka mah bukan Verment namanya."

"Lagian gue gak bosen ko liat Kak Reyhan lari-lari gitu."

"Ganteng abis!"

"Sayang, malah ngejar Kak Reysa.. coba kalo ngejar gue."

"Iya, ngejar lo buat dimintain bersihin selokan samping sekolah."

"Kok tai sih? "

See? Semua tau mereka berdua.

Reyhan Fariz Bawazier dan Reysa Afrilita Brachma.

Mereka bukan kakak beradik,

Bukan saudara,

Bukan sepasang kekasih,

Mereka cuman dua orang yang memiliki nama panggilan yang sama dan beberapa hal mirip. Bisa dibilang kembar beda ibu beda bapak.

Rey yang pertama, lelaki dengan tubuh tinggi di atas rata-rata yang memiliki kepribadian ganda-kadang bersahabat, kadang ngigit- yang merupakan kapten dari tim basket Verment yang sudah menjabat dari tahun lalu.

Lalu Rey yang kedua. Gadis pindahan dari New York yang baru berada di Verment selama kurang lebih satu bulan. Murid baru ini mampu menyita 100% perhatian para pria di sekolah dengan rambut coklat panjangnya yang sering di sangka di cat oleh guru BK. 

Kalau dibilang teman, kalian bisa nilai sendiri kedekatan mereka. Bukan definisi teman seperti seharusnya. Mereka berbeda.

Jika di sebut sahabat, untuk ukuran baru mengenal satu sama lain selama satu bulan, itu mustahil.

Jadi, semua orang menyebut hubungan mereka dengan sebutan 'Hate-Love' yang di yakini dari benci munculah cinta.

Pasalnya hampir setiap pagi mereka pasti sudah saling berteriak entah karena apa, belum lagi saat jam istirahat. Kantin pasti selalu penuh dengan suara teriakan kesal milik Reysa atau suara teriakan tak terima Reyhan. Juga saat jam pulang sekolah dimana ekstrakulikuler dimulai, mereka di pertemukan lagi dalam satu ekstrakulikuler. Disana mereka akan terus seperti itu.

Perdebatan yang paling sering muncul diantara mereka adalah--

Nama panggilan.

"Rey!!" Panggil seorang Thoriq saat melihat dua Rey sedang saling kejar-kejaran kearah kelas Reysa.

Mendengar panggilan itu, keduanya berhenti lalu sama-sama berteriak "APA?!"

Nah, ini adalah salah satu contoh kenapa mereka bisa terus bertengkar. Untuk Thoriq, hal ini merupakan tontonan paling menyenangkan untuknya.

Thoriq langsung tertawa terbahak di ikuti oleh beberapa siswa yang berada di sekitarnya. Ekspresi Reysa maupun Reyhan perlu di dokumentasikan agar booklet angkatan mereka menjadi lebih berwarna.

Reyhan menatap Reysa kesal. "Udah gue bilang, ganti nama lo!"

Reysa balik menatap Reyhan tak terima. "Apaan sih lo nyet?! Elo lah yang ganti! Gak punya inisiatif amat."

Reyhan menarik rambut Reysa gemas. "Lo lah yang ganti! Anak baru juga." Karena rambutnya yang di tarik, Reysa memukul Reyhan dengan buku milik cowok itu yang sepat dicurinya tadi. "Lo mah mainannya kasar sama cewek!"

"Dih lo juga kuli, mukul-mukul kaya bukan cewek!" balas Reyhan tak terima karena dia juga mendapat penganiayaan dari lawan bicaranya itu.

Saat Reysa hendak membalas, bel tanda dimulainya jam pelajaran pertama terdengar. Reyhan terkaget akibat  suara bel dan hal itu dimanfaatkan oleh Reysa dengan menarik lepas rambutnya dilanjutkan dengan berlari meninggalkan  Reyhan yang kini terbengong menatap punggung gadis itu.

Sedetik kemudian, "HEH LO JANGAN KABUR!" teriak Reyhan saat mendapati Reysa mulai berlari lagi menuju kelasnya. Gadis itu tak membalas melainkan terus berlari sampai sosoknya hilang dibalik pintu.

Reyhan mendecak kesal sambil menatap kearah pintu coklat itu. "Dasar mak lampir." Gerutunya "Lo juga kaki! Make cedera alay." Tambahnya sambil menatap kaki kanannya yang dibalut tapping di pergelangan kaki. Untuk hari ini, kaki kanan Reyhan khusus menggunakan sendal swallow.

Setelah puas menggerutu, Reyhan membalikkan badannya untuk menuju ke kelasnya yang berada di ujung lorong. Namun gerakannya terhenti setengah saat melihat Thoriq yang diketahui sebagai salah satu dari pasukan 3 idiot di sekolah, sedang berjalan kearah Reyhan sambil menahan tawa.

Reyhan menatap sahabatnya itu kesal "Apaan lo? Mau nambah gue badmood lagi?" sergat Reyhan saat Thoriq sudah berada dihadapannya. Merasa tak terima di tuduh, Thoriq menghentikan tawanya dan menatap Reyhan dengan wajah so terluka.

"Lo mah suka suudzan aja sama orang, Rey."

Reyhan bergidik geli mendengar nada bicara Thoriq yang menjijikan. "Anjir, gue jijik sama lo." Ucap Reyhan sambil berjalan menjauhi Thoriq menuju kelas. Sahabatnya itu kembali terkekeh lalu berkata,

"Siap-siap aib lo terkuak nanti pas istirahat ya Rey."

Mendengar itu, langkah Reyhan berhenti. Dirinya berbalik dan menatap Thoriq tak mengerti "Maksud lo?"

Thoriq memasang wajah datarnya, saakan akan-akan sedang menghadapi masalah yang serius. "Booklet SMP lo."

Reyhan langsung melebarkan matanya, mulutnya menganga dan wajahnya memucat.

"MAK LAMPIR!!!!"

To be continued

2 REYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang