[BAB 27] Air Mata

55.9K 3.9K 23
                                    

Warning!!!
Part ini aneh dan.. Entahlah. Feel curiga gak dapet tapi tetep aku harus update. Tetap berarap kalian suka. Happy reading!!

--------------

Reysa memperhatikan gerak gerik Reyhan sedari tadi.

Semenjak berada diatap, hal yang Reyhan lakukan hanya melamun. Cowok itu bahkan seakan tak menyadari kehadiran Reysa disampingnya.

Apa sebenarnya yang terjadi antara Reyhan dan Arya?

'Line!'

Suara notifikasi ponsel Reysa berbunyi.

Minion 1 : gue di depan pintu atap. Lo ambil makanannya kesini, takut ganggu.

Reysa mengerutkan keningnya. Belum sempat dia membalas, Anggun sudah mengirimnya lagi chat lain.

Minion 1 : kata Afdal, Reyhan mending di tinggal ama lo berdua dulu, kali aja dia mau curhat.

Langsung saja Reysa bangun dari duduknya. Dirinya langsung menuju ke pintu atap dan membukanya, disana dia dapat melihat Anggun yang sedang menunduk menatap ponsel dan Afdal disampingnya yang memegang kresek berisikan makanan.

Afdal yang pertama menyadari kehadiran Reysa langsung mendongak. "Si Rey gimana?" Pertanyaan itu Reysa jawab dengan gelengan semata.

Thoriq yang baru datang juga menatap Reysa dan menanyakan hal yang sama, Reysa pun hanya bisa menjawabnya dengan jawaban yang sama.

Gigi yang duduk di tangga menatap Reysa sedih "Gue gak ngerti. Tapi kayanya Reyhan punya masalah berat deh."

Thoriq hanya mengacak rambut Gigi pelan " Lo belum saatnya tau. Kalo Reysa udah tau, lo baru dapet giliran."

"Itu pun kalo Rey mau cerita ama kita kita." Timbal Anggun.

Reysa menghela nafasnya. "Gue cuman mau tanya ama lo berdua," ucap Reysa sambil menatap Thoriq dan Afdal bergantian.

"Sejak kapan dia kaya gini?"

Pertanyaan itu membuat kedua cowok​ disana saling tatap. Ada rasa ragu untuk menjawab tapi mereka juga tau kalau Reysa sudah menyadari kejanggalan antara Reyhan dan Arya,

" Dua tahun lalu." Jawab Afdal.

Reysa membekap mulutnya tak percaya. Jadi selama dua tahun Reyhan menjalani hubungan seperti itu dengan sang ayah?

Tak dapat dipercaya.

"Mending lo naik. Reyhan butuh lo." Ucap Afdal sambil menyerahkan kresek yang tadi dia tenteng.

Reysa mengangguk lalu berbalik, tak lupa mengatakan terimakasih.

Saat dia keluar menuju atap, Reysa masih bisa melihat Reyhan dalam posisi yang sama. Tak bergerak sedikitpun. Bedanya dia melihat air mata turun di pipi cowok itu.

Dengan pelan, Reysa melangkah menghampiri Reyhan dan meletakan kresek isi makanan tadi di samping tubuh rapuh itu, dirinya pun mengambil satu langkah pasti untuk memeluk Reyhan.

Dapat Reysa rasakan kalau Reyhan terkaget karena aksinya tadi, namun tak lama, Reysa dapat merasakan pinggangnya dilingkari oleh lengan Reyhan.

Reysa tak mengeluarkan suara sedikit apapun, yang dia lakukan hanya mengelus rambut Reyhan dan sekali kali menepuk punggung cowok​ itu.

2 REYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang