[BAB 6] Gue Punya Pacar

85.9K 5.6K 337
                                    

Reyhan membuka lemari lalu menarik salahsatu kaos nya dengan asal, tidak lupa celana basket untuk dia pinjamkan kepada Reysa. Dari tempatnya berdiri, Reyhan masih mendengar suara isakan dari arah kasurnya. Dia tau bagaimana syok nya Reysa sekarang.

Setelah merasa tak ada lagi yang harus di ambil, Reyhan langsung berjalan menghampiri gadis itu. Reysa masih memeluk tubuhnya dengan sprei dan selimut yang membelit sekujur tubuhnya.

Reyhan meletakan pakaian yang tadi dia ambil di dekat Reysa lalu kembali berjalan pergi, "Mending lo ganti dulu. Gue ke dapur."

Di dapur, Reyhan hanya termenung diam. Kasihan Reysa, kemarin gadis itu baru saja dia beri masalah yang membuat dirinya jadi perbincangan seluruh siswa di Verment. Sekarang, kejadian buruk kembali menimpa Reysa.

Reyhan jadi penasaran dengan kehidupan gadis itu, kenapa bisa sampai bersama seorang pria mabuk di dalam apartement nya? Bukannya Reyhan berprasangka buruk tapi hal tersebut jauh dari image Reysa yang dikenal sebagai gadis baik-baik.

"AAAAAA!!!!!"

Mendengar teriakan itu, Reyhan berlari secepat yang ia bisa menuju Reysa yang sedang menjambak rambutnya sambil memejamkan mata takut, Reyhan dapat melihat air mata sudah mengalir lagi di kedua pipi gadis itu.

"Sa? Reysa?" Panggil Reyhan sambil berusaha untuk melepaskan jambakan rambut Reysa. "Hey, lo tenang. Sekarang lo aman. Ada gue
, Sa."

Reysa menggeleng, tangannya sudah beralih menggenggam tangan Reyhan erat. "Gue kotor!! Gue kotor!!!" Teriak Reysa histeris.

Reyhan kelabakan, bingung harus berbuat apa. "Engga, Sa. Lo masih bersih. Lo gak apa apa. Dia gak sempet nyentuh lo." Reyhan berharap ucapannya itu dapat menenangkan Reysa.

Reysa menyentuh lehernya dengan kasar sambil berusaha untuk menghapus sesuatu dari sana.

"Engga.. Gue kotor.. Be-bekasnya .. Bekasnya gak ilang... Banyak bekasnya ditubuh gue!!!"

Reyhan langsung menarik kembali tangan itu dan menggenggamnya erat. Tak sengaja, Reyhan dapat melihat beberapa bercak merah disana. Dan hal itu sukses membuatnya kesal. "Dia gak sempet nyetuh lo. Percaya sama gue."

Reysa terus menangis, kali ini sambil meremas kedua tangan Reyhan yang mengenggamnya. Reyhan menghela nafas. Lalu melepaskan satu tangan untuk mengelus punggung gadis itu.

"Please Sa, jangan nangis terus. Gue gak ngerti bahasa kalbu!" Jujur, Reyhan frustasi setiap melihat air mata perempuan. Apa lagi Reysa. Setelah mendengar ucapan Reyhan tadi, Reysa langsung terdiam. Sedangkan Reyhan menatap gadis di hadapannya dengan alis terangkat seakan bertanya kenapa dia berhenti menangis.

"Kenapa lo masih bisa bercanda di saat kaya gini monyeeet?!?" Tanya Reysa sarkas dengan teriakan super melengking miliknya.

Dengan otomatis, Reyhan menarik kedua tangannya untuk menutup telinganya yang malang.

"Shit! Lampirnya keluar lagi." Walau pelan, Reysa tetap dapat mendengar gerutuan Reyhan itu, karena kelas Reysa kembali menangis yang membuat Reyhan kembali kebingunhan.

"Du-duduh Sa, udah dong jangan nangis..."

Reysa makin mengencangkan tangisnya. "Lo monyet!! Gue udah gak suci lagi!!"

Reyhan mengacak rambutnya "Sumpah Sa, lo masih suci!! Mata cowok goblok itu yang udah gak suci!!!"

Reysa memelankan tangisannya. "Han.." Suara lirih milik Reysa itu mampu membuat Reyhan semakin prihatin. Dengan pelan, Reyhan mengusap rambut gadis itu, berharap Reysa bisa lebih tenang. "Ada gue elah. Jangan nangis, lo boleh nginep di sini. Kalo lo udah tenang, lo bisa cerita sama gue."

2 REYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang