"Rey, kantin yok?" Ajak gadis bertubuh mungil dihadapan Reysa. Yang di ajak malah sibuk dengan pulpen dan buku tebal yang terbuka dihadapannya. Mata Reysa dengan telitin melihat kesetiap inci buku tebal itu, dan tangan kanannya menuliskan sesuatu yang sama sekali tak dimengerti orang.
"REYSA SOMPLAK!! GUE LAPER!!" Teriak gadis mungil itu saat dirinya benar-benar tak didengar oleh Reysa. Bukan Anggun namanya kalau teriakan itu tak bisa mengalikan perhatian Reysa. Buktinya sekarang Reysa sudah menatap Anggun kesal sambil menutup telinganya.
"Lo ya!" Gerutu Reysa sambil menatap Anggun tajam.
"Ayo dong.. Gue laper! Gak kasian apa lo sama temen lo yang imut-imut ini? Udah kecil nanti nambah kecil lagi dan itu semua salah lo yang gak mau nemenin temen lo yang imut-imut ini makan." Cerocos Anggun.
Reysa hanya menatap Anggun datar sambil bertopang dagu diatas meja. "Udah beres ngoceh nya?" Tanya Reysa dengan datar kepada Anggun yang membalas pertanyaan itu dengan anggukan dan cengiran khas.
Reysa mendengus, "Udah sana lo makan ama minion lain. Gue sibuk." Ucap Reysa final sambil kembali memusatkan perhatiannya kepada buku tebal itu.
"TANPA GRU, MINION GAK BISA MAKAN!"
Teriakan itu tak membuat Reysa menyerah, yang ada gadis itu semakin menunduk untuk melihat detail hiasan yang berada di sekitar sebuah foto di dalam booklet itu.
Anggun menatap Reysa tak percaya. "Jadi.. Dari tadi gue disini, percuma dong? Malah bikin cacing-cacing di perut gue makin pada ricuh." Gumam Anggun dengan nada yang memelas sambil menatap Reysa kesal.
"Lagian lo sibuk apa sih?" tanya Anggun.
"Analisis buku Booklet, buat referensi booklet angkatan kita nanti." Jawab Reysa langsung.
"Lah, ko lo ngurusin yang begituan?"
"Kan emang gue ikutan klub kreatif sekolah. Eh, baru masuk udah disuruh yang beginian," keluh Reysa lalu menatap Anggun. "Lo gak jadi makan?"
Anggun menatap Reysa kesal. "Gue-gak-mau-makan-tanpa-lo-titik." Tegas Anggun. Bukan karena semata-mata hanya ingin di temani tapi, Anggun tau kalau Reysa sama sekali belum makan dari pagi tadi. Makadari itu, Anggun memaksa Reysa untuk ke kantin karena tak mau anak itu berakhir sakit lagi.
"Ah lo mah manja. Ini buku peminjamannya terbatas, gue cuman punya waktu sebentar lagi sebelum yang punya bunuh gue." Ucap Reysa ambigu membuat Anggun mengerutkan keningnya.
"Terserah lo deh. Gue tunggu 5 menit lagi dan-"
"MAK LAMPIR BALIKIN BOOKLET GUE!!"
"Sial."
Anggun menatap Reysa dengan kening berkerut, teriakan yang tadi itu Anggun tahu betul milik siapa. "Lo nyolong bukunya si Rey?" Tanya Anggun.
Sebelum Reysa dapat menjawab, sosok yang di bicarakan itu datang dengan wajah yang kesal. "Balikin!" Teriaknya sambil bejalan kearah meja Reysa yang jauh di pojok kelas.
Reysa yang kelabakan langsung mempercepat gerakan tangannya untuk melihat semua halaman booklet itu yang tinggal beberapa lembar lagi sambil berdiri dari duduknya untuk mencari jalan kabur.
Reyhan langsung kelabakan saat Reysa hampir menyentuh halaman ter haram di buka selama dia masih hidup. Dengan cepat, Reyhan berjalan menuju Reysa yang kini sedang menghadap tembok di belakang kelas.
'Jangan sampe si mak lampir nyadar ama fotonya.'
"HUAHAHAHAHHAHAHA!!!"
'shit'
KAMU SEDANG MEMBACA
2 REY
Teen Fiction"REY!!" Satu panggilan itu mampu membuat dua orang sekaligus berbalik sambil sama-sama berteriak, "APA?!" Semua berawal dari tiga huruf itu.