Bel tanda istirahat akhirnya berbunyi. Reysa langsung meraih ponselnya dan berdiri dengan cepat. Anggun menangkap sikap Reysa yang tak biasa langsung berkomentar "Lo laper banget ya Rey?"
Reysa tak memperdulikan pertanyaan Anggun melainkan segera melangkah keluar dari meja. Namun saat hendak melangkah, jalannya terhalang oleh seseorang.
Siapa lagi? Lucas
"It's look like you're really hungry, huh?"
Reysa yang enggan mendengar suara Lucas langsung bergeser ke sisi lain untuk melewati lelaki itu. Lucas tidak memberinya jalan, pria itu ikut bergeser dengan kedua tangan didalam saku celana. Karena kesal, Reysa mendorong bahu Lucas dengan keras berharap laki-laki itu bisa bergeser. Namun usahanya percuma sebab hal itu malah menjadi bencana. Lucas memegang pergelangan tangannya.
"So, what's your name?" Tanya Lucas dengan polosnya. Reysa langsung merasa tangannya bergetar saat di sentuh pria itu, keringat dingin sudah membasahi tubuhnya.
Ingatannya pada malam itu kembali
Lucas menyadari perubahan dari Reysa, wajahnya menjadi pucat dan pergelangan tangan yang ia pegang berubah dingin.
"Rey-"
"REYSA!!"
Reysa langsung tersentak dan mendorong Lucas dengan keras hingga Reysa bisa melewati lelaki itu dan berjalan dengan cepat keluar kelas.
Anggun yang tak mengerti apa-apa hanya mengikuti langkah Reysa.
Lucas mengikuti arah perginya Reysa dengan matanya, dan betapa kesalnya dia saat melihat Reysa menarik sesorang yang tak asing di matanya menjauh dari sana. Lucas ingat. Lelaki itu adalah lelaki sialan yang berhasil membuat hidungnya retak.
Sementara Reysa yang tak tau harus berbuat apa hanya bisa terus menarik Reyhan menjauh dari kelasnya. Reysa beryukur dalam hati karena teriakan Reyhan tadi.
Reyhan yang bingung dengan sikap Reysa hanya mengikuti langkah gadis itu hingga mereka sampai di depan meja kantin yang sudah di duduki oleh Zee, Thoriq dan Afdal.
Semuanya menatap Reysa yang kini duduk dengan gelisah. Reyhan yang tadi ikut duduk di sampinya hanya bisa mengusap pelan punggung gadis itu.
Reysa menatap Reyhan seakan meminta pertolongan. Hal itu makin membuat Reyhan bingung.
Reyhan menatap Anggun yang duduk di samping Afdal dengan tatapan tanya.
Anggun hanya diam, terlihat berpikir.
Reyhan dapat merasakan bahunya di tubruk oleh sesuatu. Saat di lihat, kepala Reysa sudah bersandar disana. Reyham dapat melihat kalau tubuh gadis itu agak bergetar.
Dengan pelan, tangan Reyhan menepuk lembut punggung gadis itu.
Reyhan kembali menatap Anggun meminta penjelasan. "Tadi, ada anak baru di kelas.""Gue denger dari amrik, bener gak?" Tanya Thoriq. Anggun mengangguk "Bener banget. Ganteng."
Ucapan Anggun itu berhasil mengundang pelototan tajam dari lelaki yang duduk di sebelahnya. Anggun hanya menyengir.
Reyhan menghela nafas. "Gue nanya serius. Ni akan kenapa?"
Pasalnya keadaan Reysa tak baik. Pucat, keringat dingin membanjiri pelipisnya dan mata memerah menahan tangis.
Disana datang Gigi dengan semangkuk siomay dan sebotol air mineral. Gadis itu melihat Reysa yang sedang bersandar di bahu Reyhan dengan aneh. "Lo kenapa?"
Reysa tak menjawab. Hal itu membuat semua orang langsung diam dan menatap kearah Reyhan. Yang di tatap hanya menghela nafas lalu mengambil botol air mineral milik Gigi dan membukanya. Gigi tidak protes. Karena dia tau apa yang akan Reyhan lakukan.
Reyhan memberikan botol air terbuka itu kepada Reysa "Minum dulu." Gadis itu bergerak patuh. Meminum sedikit dan kembali meletakan botol itu ke atas meja.
Reyhan kembali menatap Anggun.
"Ya seperti yang gue bilang tadi, ada anak baru di kelas namanya Lucas Ag- apa lah itu pokoknya dia ganteng dan wah banget! " jelas Anggun kini tanpa memperdulikan pelototan Afdal karena sudah mengatakan lelaki lain tampan.
"Dan seperti yang tadi Thoriq bilang, cowok itu pindahan dari Amrik, New York. Kaya nya kenal sama Reysa, soalnya pas kita mau ke kantin tadi, Lucas nyegat Reysa dan nahan Reysa buat kenalan gitu. Tapi pas lo teriak manggil Reysa, dia langsung dorong Lucas dan narik lo, padahal tadi bilangnya pengen ngebunuh lo gara gara lo post foto di ig."
Penjelasan panjang dan lebar dari Anggun itu membuat semuanya menatap kearah Reysa dan Reyhan bergantian, sedangkan Reyhan menatap Reysa tak mengerti.
Didalam otak Reyhan, saat tadi dia melihat Reysa mendatanginya dengan cepat dia pikir gadis itu akan langsung memberinya flying kick dan menghajarnya habis-habisan, tapi kenyataannya malah menariknya pergi dari kelasnya.
Di dalam otak Zee, Gigi dan Thoriq, mereka bingung dengan apa yang terjadi. Intinya, mereka penasaran dengan apa yang membuat Reysa seperti saat ini.
Di dalam otak Anggun, selain bingung, Dua Rey terlihat sangat serasi.
Dan di dalam otak Afdal, dia ingin membunuh Lucas karena dibilang labih tampan darinya.
Reyhan memberikan lagi air mineral kepada Reysa. "Minum yang banyak." Gadis itu mebgurut dan meminumnya dengan pelan dan tangan yang bergetar.
Setelah selesai minum Reyhan mengambil kembali botolnya dan menatap Reysa, "Kita ke atap yuk?" Tanya Reyhan. Tanpa membantah Reysa langsung mengangguk.
Hal itu membuat semuanya terperangah.
Gak ada sejarahnya kalau Reysa setuju kepada ajakan Reyhan dengan tanpa perdebatan sama sekali.
Reyhan menggenggam tangan Reysa dan menariknya untuk berdiri "Gue ke atap dulu sama Esa. Kalian makan aja duluan." Lalu pergi meninggalkan sejuta pertanyaan di benak 5 manusia disana.
"Kok gue baru tau ya mereka sedeket ini?" Gumam Gigi sambil menatap punggung dua Rey
"Kayanya dunia beneran mau kiamat." Thoriq juga menatap kedua punggung manusia labil yang baru pergi itu.
"Mereka cocok ya?" Ucap Zee sambil menggelayut di lengan Gigi
"Reyhan keren kalo lagi serius." Yang ini Anggun sambil menatap punggung Reyhan penuh minat.
Sedangkan Afdal yang mendengar ucapan Anggun, langsung mendengus.
"Gue bunuh juga si Reyhan."Semuanya terdiam setelah mengoceh tak jelas. Lalu dalam sedetik mereka langsung saling tatap "REYHAN MANGGIL REYSA 'ESA'?!"
Sepertinya memang ada rahasia diantara Reyhan dan Reysa yang mereka tak ketahui.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
2 REY
Teen Fiction"REY!!" Satu panggilan itu mampu membuat dua orang sekaligus berbalik sambil sama-sama berteriak, "APA?!" Semua berawal dari tiga huruf itu.