[BAB 46] Truth

48.2K 3.3K 271
                                    

Reyhan termenung diam menatap kearah ponselnya yang memamprangkan satu foto yang dia upload di instagramnya

Fotonya bersama Reysa.

Fotonya bersama Reysa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis paling cantik.

Gadis paling menarik.

Gadis paling absurd.

Gadis paling menyebalkan.

Gadis yang paling dia sayang.

Sekaligus gadis yang paling dia cintai.

"Lo kenapa gak ngomong sih sama gue, Sa?" Gumamnya.

Saat Reyhan terdiam. Gibran masuk kedalam kamar adik iparnya itu dengan pelan.

"Lo pasti udah tau kan?" Pertanyaan itu Reyhan lancarkan kepada Gibran yang baru saja akan membuka mulutnya. Gibran terdiam sambil menatap Reyhan yang telihat putus asa. "Gue salah apa sih? Apa salahnya kalo gue sayang sama ade lo?"

Gibran masih diam. Tak menjawab satupun pertanyaan yang Reyhan tujukan kepadanya. "Kenapa gue selalu kaya gini? Apa emang Reysa gak bisa ya nganggep gue cuman sodaranya? Gue gak apa-apa walau cuman kaya sekarang. Yang penting ada dia."

Gibran menghela nafas.

"Gue cuman ikutin apa yang Reysa minta." Jawab Gibran.

Reyhan menatap Gibran dengan tatapan melecehkan "Bilang aja kalo lo gak suka hubungan gue sama Reysa."

"Engga, gue selalu seneng liat kalian berdua bareng. Malah, gue berharap perjodohan ini gak terjadi supaya lo sama Rey bisa lanjut." Jelas Gibran sungguh-sungguh.

Reyhan terkekeh mendengarnya "Lo ngomong gitu cuman mau bikin gue  better kan? Gak berhasil."

Gibran menggelengkan kepalanya "Gue berani sumpah, tapi kalo lo gak percaya, gak masalah."

Reyhan terdiam dibuatnya lalu menghela nafas. "Kenapa dia gak bilang sama gue?" Kali ini Reyhan bertanya dengan nada yang lebih santai.

"Dia cuman bilang supaya dia gak ngerubah keputusannya. Dia takut niatnya yang udah bulat malah hancur saat lo bilang jangan pergi." Jelas Gibran lalu duduk di atas kasur Reyhan

Reyhan terkekeh "Dia emang paling tau kalau gue memang gak akan pernah izinin dia pergi. Pinter."

Gibran dapat mendengarkan tawa Reyhan yang terdengar pilu
"Sorry, karena gue kalian jadi gini."

Reyhan menggeleng "Buat Kak Tara. Gue lepasin Reysa karena kakak gue."

" Ya gue tau."

Reyhan lalu bangkit. Saat dirinya hendak berjalan menuju balkon tiba-tiba suara benda jatuh terdengar begitu keras dari arah tangga.

Gibran dan Reyhan langsung saling tatap seakan saling menanyakan apa yang membuat suara itu. Gibran langsung berlari keluar kamar menuju ke arah tangga. Reyhan mengikuti dari belakang.

Dirinya langsung membeku di tempat saat melihat Gibran berlari menuruni tangga sambil meneriaki nama Tara.

Reyhan terdiam. Apa dia memang sesial ini?

---------

Gibran berjalan mondar-mandir di depan pintu yang tertutup rapat. Wajahnya terlihat sangat panik dan dirinya terus komat-kamit berdoa semoga istrinya tak apa apa. Reyhan terduduk dengan lemas diatas kursi yang berderet di lorong rumah sakit itu.

"Dengan keluarga Bu Octara?" Tanya seorang suster keluar dari ruangan itu.

Gibran langsung berujar " Saya suaminya sus."

Reyhan langsung berdiri dan menunggu penuturan suster yang terlihat tak baik,

"Bu Octora kehilangan cukup banyak darah. Kami butuh pendonor secepatnya karena golongan darah Bu Octora cukup sulit kami temukan di bank darah kami."

Gibran termenung mendengar penuturan suster dihadapannya itu.

"Saya adiknya, sus. Ambil darah saya saja." Ucap Reyhan. Suster itu mengangguk lalu membawa Reyhan untuk di ambil darahnya.

Saat Reyhan sudah diambil beberapa tetes darah saja, suster yang membawa Reyhan langsung berkata "Maaf, golongan darah anda tidak cocok dengan golongan darah pasien." Ucap suster itu.

Reyhan mengerutkan keningnya "Tapi dok, saya-"

"Apa anda yakin kalau anda saudara kandung Ibu Octora?"

Reyhan mengangguk "Dia kakak kandung saya kok sus."

"Tapi dari tes darah tadi, anda sama sekali tak memiliki ikatan bersama pasien."

Bersamaan dengan itu, Arya masuk kedalam ruangan sambil berkata "Sus, tolong carikan pendonor. Dari mana saja, di antara kami tak ada yang cocok."

"Biasanya ayah mewarisi golongan darah yang sama."

"Tapi Tara bukan anak kandung saya."

Ucapan Arya itu membuat Reyhan membeku.

Apa lagi yang harus dia dapatkan sekarang?

To be continued

2 REYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang