Reyhan menunduk lalu menghela nafas sebentar.
"Jadi, lo yang namanya Reyhan?"
Suara itu langsung membuat Reyhan mengangkat wajahnya dan menatap pria yang kini berada di hadapannya.
" Ya, Saya Reyhan."
Gibran kembali meneliti Reyhan dari atas sampai bawah. Dia mengerutkan keningnya. Kalau dilihat dari tampilan dan pakaian, bukankah terlalu santai bertemu dengan pacar dengan pakaian seperti ini?
" Orang tua lo kerja apaan?"
"Bang Gibran!!"
"Lo diem curut!!"
Reyhan terlonjak karena kaget. Dilihatnya kedua kakak beradik itu sedang saling tatap sambil komat-kamit tidak jelas.
Jujur, Reyhan tak paham.
"Udah sih jangan so soan jadi kakak yang baik!" Teriak Reysa sambil memukul bahu Gibran.
Yang Gibran lakukan hanya menoyor kepala Reysa keras hingga gadis itu terjatuh dari duduknya. Reyhan hanya bisa diam. Dia baru melihat model kakak beradik macam Reysa dan Gibran.
"Lo diem, gue masih marah sama lo." Ucap Gibran sambil menunjuk wajah Reysa. Reysa hanya mendengus lalu menendang kaki Gibran.
"Lo kenapa sih? biasanya juga langsung meluk gue kok lo malah marah-marah?! Gak kangen ama adek nya yang terlantar ini?!"
"Gimana gue gak marah-marah?! Gue dateng malah di suguhin pemandangna 18 tahun keatas. Mata gue masih alim ya! gak mau tercemar ya!!!"
"WTF banget! Lo lagi matanya masih alim! Emang nya gue gak tau kalau di laptop lo itu ada folder khusus tempat lo nyimpen bokep?! Percuma lo password ! Gue tau semua!!"
"Heh adik durhaka!! Lo jangan bongkar-bongkar aib gue di depan stranger dong!!" Ucap Gibran sambil menarik rambut adiknya dan melirik Reyhan.
"Abang!!!! " teriak Reysa kesal saat rambutnya terasa dijambak. "Rambut gue copot nanti!!"
Walau berusaha untuk menahannya. Tapi tawa Reyhan langsung pecah seketika.
Pertengkaran antara kakak beradik itu langsung terhenti saat mendengar tawa menggelegar milik Reyhan.
Reysa perlahan bisa merasakan tarikan di rambutnya melonggar. Dia yakin kalau Gibran sedang bengong menatap Reyhan sekarang. Ah buat dia sih kelakuan Reyhan yang ini udah gak aneh.
"Hahahah sorry- hahaha." Ucap Reyhan masih berusaha untuk meredakan tawanya.
Gibran yang melihat itu pun ikut terkekeh "Kelakuan kita emang gini. Lo biasain aja ya."
Reyhan mengangguk sambil mengatur nafasnya "Saya juga gitu sama kakak sa-"
"Please don't be so formal with me. Lo bisa pake kamus besar bahasa gaul indonesia kok sama gue." Potong Gibran.
Reyhan melirik Reysa sebentar lalu kembali menatap Gibran dan mengangguk.
"Ya gue sama kakak cewek gue juga gitu. Umur kalian sama sepertinya."
Gibran mengangguk mendengar itu lalu tangannya terangkat untuk mengacak rambut Reysa "Ini curut emang mainan gue dari kecil."
Reysa menepis tangan kakaknya itu "Ah sumpah bang gue mending lo balik ke sono deh dibanding nyebelin kaya gini." Keluh Reysa sambil bangkit dan duduk di samping Reyhan.
Dia pindah duduk karena dia mencari tempat aman yang jauh dari jangkauan tangan jahil abangnya, namun ternyata pilihannya salah.
Sekarang di kepalanya sudah bertengger tangan lain yang mengacak rambut nya lebih parah dari tadi.
"SUMPAH LO BERDUA NYEBELIN!!!" Teriak Reysa sambil memukul bahu Reyhan dan bangkit dari duduknya, dia berjalan menuju kasur sambil menyumpah serapah kedua pria menyebalkan yang sedang tertawa terbahak dibelakangnya.
Sbelum sibuk dengan tv, Reysa menyempatkan diri untuk memberikan jari tengah kepada dua orang menyrbalkan itu. Reyhan dan Gibran kembali tertawa.
"Bang, sorry soal yang tadi." Ucap Reyhan dengan nada penuh rasa sesal. Gibran mendengus "Lah, gue juga masih muda. Sante aja." Ucap Gibran sambil mengibaskan tangan di depan wajah.
"Jujur gue cuman kaget aja, soalnya bukan si Lucas. "
Mendengar itu Reyhan hanya diam. "Sebenernya kalo gue boleh tau, kenapa lo bisa pacaran ama ade gue? Setau gue nih beberapa hari lalu si Lucas masih jadi pacar adik gue. Tapi kemarin gue liat postingan ig si Rey malah foto ama elo. Jadi?"
Yah, Reyhan hanya bisa pasrah mendengar pertanyaan dari Gibran. Dia harus jujur kan? Ya itu lebih baik ketimbang dia harus memberikan jawaban mengada ngada kepada kakak pacarnya ini.
"Kalo Reyhan sih mending abang tanya Reysa langsung. Gue takut salah ngomong."
Mendapat jawaban itu, Gibran mengangkat alisnya "Tapi kalian pacaran beneran kan?"
Dengan pelan Reyhan mengangguk. "Kita pacaran, iya gak Sa?"
Reysa yang sedang sibuk dengan kegiatan nontonnya hanya mengangguk.
Gibran mengangkat bahunya "Yah gue cuman pengen lo gak patahin hati adik gue. Dia satu satunya yang gue punya sekarang."
Reyhan mengangguk lalu terdiam sambil menatap kearah Reysa yang sedang asik. Gibran meneliti raut wajah Reyhan saat melakukan hal tersebut.
Senyuman pun terukir di bibir Gibran dengan otomatis. Ya, dia berharap kalau Reyhan memang serius terhadap adiknya ini.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
2 REY
Teen Fiction"REY!!" Satu panggilan itu mampu membuat dua orang sekaligus berbalik sambil sama-sama berteriak, "APA?!" Semua berawal dari tiga huruf itu.