[BAB 50] Maaf

50.4K 3.5K 73
                                    

"Ngapain lo balik?" Tanya Reyhan.

Reysa hanya bisa menatap Reyhan tak percaya sekarang. Reyhan tau, kalau pertanyaannya memang terlalu menusuk.

Tapi dia bisa apa? Inilah yang harus dia tanyakan.

Reyhan dapat melihat Reysa menghela nafas panjang dan berusaha mengontrol dirinya.

Reyhan masih mengingat tiap gerak gerik Reysa. Tak mungkin dia lupakan.

"Apa salahnya gue balik ke keluarga gue?"

Mendengar kata 'keluarga' membuat Reyhan tersenyum miris dan mengangguk.

"Yah, bener. Lo gak salah. After all, ini memang 'keluarga' lo," Ucap Reyhan dengan menekankan kata yang dikutip disana.

"Jadi lo boleh dateng dan pergi gitu aja. Karena semua orang disini keluarga buat lo." tambah Reyhan lalu dirinya bangkit dari duduk dan berjalan menuju tangga.

Saat hendak menaiki anak tangga pertama, Reysa bertanya "Apa lo gak kangen sama gue, han?"

Reyhan yang menatap lurus kedepan hanya bisa menghembuskan nafas kasar dan berusaha untuk mengontrol emosinya.

Rindu?

Hal itulah yang mendominan selama dua tahun kebelakang. Namun rasa rindu itu malah membuat Reyhan kesal. Sakit.

"Gue kangen sama lo, Han." Suara lirih Reysa terdengar pelan dari belakang sana.

Reyhan menutup matanya rapat.

Apa dia akan membiarkan ini semua? Menghiraukan Reysa dan masuk kedalam kamar?

Atau berkata rindu dan memaafkan Reysa?

Tunggu, kenapa dia harus memaafkan Reysa? Apa gadis itu memiliki kesalahan?

Apa meninggalkan Reyhan dua tahun lalu adalah kesalahan?

Untuk sebagian hati Reyhan berkata 'ya' namun dibagian lain berkata bahwa itu adalah kehendak Reysa dan pilihan terbaik saat itu.

"Maafin gue udah pergi tanpa pamit." suara Reysa terdengar agak keras sekarang.

Apa gadis itu ada di belakanganya?

"Gue kacau waktu itu. Lo tau persis gak mudah buat gue pergi ninggalin sahabat, keluarga, serta lo. Gue bingung, Han."

Setelah kalimat itu, Reyhan merasakan punggungnya ditubruk sesuatu dan di pinggangnya dilingkari sempurna oleh tangan yang ia yakini milik Reysa.

"Maafin gue kalau gue gak bilang apa apa sama lo. Gue takut gak bisa pergi karena lo gak ngizinin. Gue tau lo gak bakalan pernah ngebiarin gue pergi makannya-"

"Lo tau hal itu tapi lo tetep pergi?" Potong Reyhan.

Dengan pelan Reyhan melepas pelukan Reysa, lalu dirinya maju selangkah dan berbalik menghadap gadis itu.

"Apa lo gak mikirin gue disini? Disaat lo pergi semuanya jadi kacau! Kenapa lo gak bisa gitu pergi dengan baik baik?! Gue lo anggap apa?!"

Keluar sudah amarah Reyhan. Semua pertanyaan itu sungguh selalu Reyhan tanyakan pada dirinya sendiri.

Dia tau, saat itu dia tak pernah bisa memikirkan kemungkinan kalau dirinya bisa kembali dengan Reysa tapi sekarang?

Dia hanya ingin marah.

Reysa menatap Reyhan dengan wajah bersalahnya. Air mata sudah meluncur bebas di pipinya. Reysa tau dirinya bersalah. Tapi dia tak pernah membayangkan amarah Reyhan yang ini.

Reyhan benar-benar kecewa.

"Maafin gue." ucap Reysa lagi. Hanya itu yang bisa dia ucapkan.

Karena memang dia tak memikirkan posisi Reyhan. Bagaimana perasaan Reyhan. Dan apa yang akan terjadi kepada hubungan mereka setelah dia pergi.

" Gue minta maaf. Gue salah. Gue emang egois. Gue gak mikirin posisi lo. Gue gak mikirin perasaan lo. Gue salah. Maaf." Ucap Reysa aambil menangis.

Reyhan menghela nafas "Gue marah, Sa." Jujur Reyhan. Reysa hanya mengangguk seakan dia tau akan hal itu.

"Gue kecewa." Tambah Reyhan.  Lagi, Reysa mengangguk "Maaf." Ucapnya.

Reyhan kembali menghela nafas lalu dirinya berbalik meninggalkan Reysa yang kini tengah menangis sesenggukkan.

"Gue cinta sama lo! Reyhan!" Teriakan Reysa itu sukses membuat Reyhan menghentikan langkahnya lagi.

Dirinya menatap Reysa tak percaya.

"Gue pergi karena gue tau cinta gue gak bisa berbuah manis. Gue pergi karena gue takut makin cinta sama lo! Gue pergi karena selama gue liat lo, yang gue mau cuman lo, Reyhan!!"

Setelah berteriak seperti itu, Reysa langsung mendudukkan dirinya. Menangis sejadi jadinya. Membiarkan dirinya larut dalam tangis.

Tak beberapa lama, Reysa merasakan tubuhnya dipeluk dengan erat.

Tanpa membuka mata, Reysa tau kalau orang yang memeluknya adalah Reyhan. Aroma cowok itu tak pernah berubah sampai sekarang. Tetap favorite nya.

"Udah. Jangan nangis." Suara Reyhan terdengar tepat di telinga Reysa.

"Gue cuman butuh waktu, Sa. Semuanya gak gampang." Ucap Reyhan sambil mengelus punggung Reysa.

Reysa hanya bisa kembali menangis dan memeluk Reyhan erat. "Maafin gue."

Reyhan diam sebentar lalu tangannya naik mengusap punggung Reysa yang bergetar.

Walau Reyhan tidak mengatakan apapun, Reysa merasa hatinya dapat sedikit lebih lega.

Reyhan memaafkannya. Itu lebih dari cukup.

To be continued

2 REYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang