Halo??!!?!!??
Gimana ya?? Eheheh
Tetep! Pertama aku minta maaf. Seperti biasa si Zulfa ini tidak menepati janjinya untuk menyelesaikan revisi dalam waktu dekat.
Maaf semua!!! Gak lagi janji2 deh!
Tapi...
Aku mau bilang..
MAKASIIIIHH!!!
900K READERS!!!!
Gak pernah nyangka bisa sampe sini!!! Makasih banyak ya semua!!
I know kalian pasti kesel abis sama aku karena gak konsisten tapi ya beginilah aku..
Aku harap kalian tetep mau nungguin updateannya dan sekali lagi..
MAKASIH BANYAK SEMUA!!!
Tanpa kalian, Reyhan dan Reysa gak akan lanjut :')Kalo gitu...
Gak bacot lagi dah! Selamat BACAA!!
fromzulfa with 💙
Tim putri SMA Verment berhasil memenangkan pertandingan dengan babak overtime. Mereka berhasil mengalahkan Talenta dengan tembakan Anggun dari bawah ring berkat passing dari Reysa.
Kini, Reyhan bisa melihat dengan jelas wajah Reysa yang penuh dengan senyuman. Bahkan gadis itu ikut menitikkan air mata bersama dengan Anggun dan Gigi saat mereka meraih piala. Memang melelahkan, dan banyak sekali rintangannya. Tapi Rysa dan kawan-kawan berhasil melaluinya.
"Tinggal kita." Ucapan dari Afdal itu membuat Reyhan mendengus. "Lo terdengar seperti orang yang gak yakin." Reyhan menatap Afdal sambil menepuk bahu temannya itu "Semangat gue udah full nih. Manfaatin." Tambahnya. Afdal mendelik "Awas aja lo kalau tiba-tiba di lapang galau. Gue tabok juga."
Reyhan tertawa. Tidak, dia tidak akan galau lagi. Karena kini alasan dirinya terpuruk beberapa hari lalu sudah menampakkan diri dengan sehat dan utuh.
Reyhan kini mengatur nafasnya. Euphoria babak final memang selalu terasa jauh lebih menegangkan dipanggil oleh sang Ayah. Reyhan jadi tidak sabar masuk ke lapangan dan bermain di sana. Entah kenapa semangatnya sedang meluap-luap.
Reysa memang berpengaruh besar terhadap Reyhan.
"Han," Panggilan itu menyadarkan Reyhan. Dirinya membalikkan badan dan menemukan seseorang yang kini tengah memenuhi otaknya.
Reysa berdiri di sana sambil memberikan senyuman kecil tanda bersalah. Reyhan menghampiri Reysa dengan pelan dan langsung menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
"Where have you been?" Tanya Reyhan dengan suara seraknya. Reyhan dapat merasakan bahwa Reysa kini tengah terkekeh. "Liburan." Jawab Reysa enteng.
Reyhan mendengus. Walau kesal, Reyhan mengerti apa yang dirasakan Reysa. Dan dia tidak mau menyalahkan gadis itu karena memutuskan untuk pergi sejenak. Lagipula Reysa sekarang sudah berada di sini, di pelukannya.
"Semua panik."
"I know. Maaf."
Lalu mereka tidak mengeluarkan sepatah katapun lagi. Hanya saling berpelukan melepas rindu dan saling memberikan kenyamanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 REY
Novela Juvenil"REY!!" Satu panggilan itu mampu membuat dua orang sekaligus berbalik sambil sama-sama berteriak, "APA?!" Semua berawal dari tiga huruf itu.