Reysa membawa bola dengan lambat menuju daerah pertahanan lawan, dirinya melirik kearah teman-teman satu timnya.
Tidak ada yang kosong.
"10 detik terakhir!" Teriak Mas Yoga dari samping lapang.
Reysa menghela nafas lalu menegakkan tubuhnya, Anggun yang menjaga Reysa pun semakin harus bersiap siap untuk menahan serangan cewek gila di hadapannya.
Reysa mulai bergerak, dia memainkan bola dengan luwesnya lalu melakukan drive melalui sisi kanan Anggun.
Dengan otomatis Anggun mengikuti pergerakan Reysa, namun saat Anggun hendak melangkah lagi ke kanan, Reysa ternyata melakukan step back dan menyebabkan tubuh Anggun limbung berakhir dengan mendaratnya pantat Anggun ke lapangan.
"Njir Angkle break!!!" Teriak tim putra yang ada di samping lapang, mereka sedang menoton pertandingan antara tim putri untuk seleksi tim yang akan turun di turnamen tingkat kota.
Mengambil kesempatan dari itu, Reysa langsung melakukan shoot dari garis tiga angka yang tepat sedang dia injak.
'srakk'
Dan
'priiit!'
Bola masuk bersamaan dengan suara pluit yang ditiup oleh Mas Yoga menandakan pertandingan berakhir dengan score 57-58 kemenangan tim Reysa.
Anggun yang masih terduduk di lapang hanya bisa menatap Reysa kesal, sedangkan yang ditatap hanya terkekeh dan mengulurkan tangannya untuk membantu sahabatnya bangun.
Anggun menerima uluran tangan Reysa, "lo mah gak bisa nyalem dikit apa kalo lawan gue?" keluh Anggun.
Reysa terkekeh lagi lalu mengangkat bahunya, "gak tau, gue suka kebawa suasana aja." Reysa dan Anggun berjalan beriringan menuju tas mereka yang ada di samping lapang dekat tim putra yang sedang berkumpul.
"Gila bener lo, Rey. Bisa bikin si Anggun jungkir gitu." Ucap Afdal sambil melempar handuk kearah Anggun.
Reysa lagi-lagi terkekeh "Kebetulan." Ucapnya. "Kebetulan palalo! Setiap main lawan lo gue gak pernah tuh gak jatuh gara-gara step back andelan plus sialan lo itu!" Protes Anggun sambil bersidekap di samping Afdal.
Reysa menggaruk tengkuknya. "Ya gue mah ikut insting aja sih Gun." Ucapnya.
Anggung tertawa "Ya gue seneng sih. Tahun ini jadinya kita gak akan kalah dari SMA Talenta, iya gak?"
Gigi yang baru bergabung menganggukkan kepala setuju "Kita selalu kalah di final. Tahun lalu malah ketemu di delapan besar dan kita harus berhenti sampe situ. Sedih."
Reysa mengangkat alisnya. "Talenta?"
"Iya itu, tim basket SMA Talenta tuh udah 5 periode gak pernah terkalahkan. Eh, 5 apa lebih ya? Pokoknya generasi penerus bangsanya gak pernah putus deh."
Reysa mengangguk mendengar penuturan Anggun yang menurutnya lucu itu. "Kita berarti kudu ekstra kerja keras dong. " Ucap Reysa lalu duduk di dekat tasnya.
Dia mengambil botol minum yang berada di samping tasnya, saat hendak di minum. Botol itu terasa sangat ringan. Kosong, dia tak sadar kalau minumnya sudah ludes.
Tiba-tiba dia merasakan leher belakangnya disentuh hal yang dingin. Dengan cepat dia berbalik.
Oh, itu cuman botol air mineral yang Reyhan pegang. "Haus kan?" Tanya Reyhan sambil mengacungkan air mineral itu.
Reysa mengambilnya "Thanks." Lalu kembali ke posisi awal. Reyhan langsung duduk di samping Reysa dan menatap ke arah lapangan, memperhatikan tim kelas 10 yang sedang melakukan game.
"Lo keren tadi." Ucapan Reyhan itu langsung membuat Reysa terbatuk karena sedang meminum air mineral pemberian cowok di sebelahnya tadi.
Reyhan meringis saat mengetahui bahwa itu salahnya lalu tanganya terangkat untuk mengusap punggung Reysa berharap batuk cewek itu mereda.
"Lo mah timingnya nyebelin banget."
Reyhan tertawa mendengar gerutuan Reysa itu. Tanpa mereka berdua sadari, Anggun, Afdal, Gigi, dan Thoriq sedang mengawasi mereka.
Jangan tanya Zee ada dimana, anak itu tidak bisa olahraga. Makannya dia langsung pulang setelah mereka berkumpul di kantin tadi.
"Gue yakin mereka emang udah jadian." Ucap Thoriq sambil menyikut lengan Gigi yang ada di sebelahnya.
"Iya, kapan kita mau sidang?" Tanya Gigi kepada Afdal dan Anggun yang sedang menatap dengan tajam kearah dua Rey.
"Now." Ucap mereka berdua dan bangkit dari duduk untuk menghampiri dua mahluk yang sudah membuat mereka dan semua siswa kaget juga kebingungan beberapa saat lalu.
Gigi menatap Thoriq sebentar untuk menanyakan apakah ini timing yang tepat?
Thoriq yang juga menatap Gigi hanya bisa mengangkat bahu karena pasangan stres itu sudah duluan jalan kearah dua Rey.
Reysa menatap Anggun yang baru duduk di hadapannya dengan alis terangkat. Sedangkan Reyhan menatap Afdal dengan alis berkerut saat melihat cowok itu menampakkan wajah so serius.
Reyhan juga mendapati Gigi dan Thoriq yang berjalan menuju mereka. Ah, pasti mau diadakan sidang.
"Sidang di buka." Ucap Afdal sambil memukul tanah seakan akan memukul palu di meja hakim.
Reysa menatap Afdal bingung "Sidang apaan?" Tanyanya. Gigi duduk disamping Reyhan dan Thoriq duduk di samping Reysa. Dua Rey sedang di kurung.
"Pertanyaan pertama dari gue," ucap Anggun menghiraukan pertanyaan Reysa tadi.
"Lo!" Tunjuk Anggun kepada Reyhan "Lo melet Rey pake apaan sampe dia mau sama monyet astral kaya lo?!"
Sukses, Reysa langsung tertawa dan Gigi menoyor kepala Anggun kesal. "Lo tuh ngasih pertanyaan yang serius dikit dong!" Ucap Gigi.
Anggun menatap Gigi tajam "Ih gue serius!! Perasaan baru kemarin nih dua orang masih berantem mulu tiba-tiba jadian! Kan gue jadi suudzan sama si Reyhan!"
Afdal membekap mulut Anggun karena dia tau pacarnya itu tak akan pernah bisa berhenti mengoceh.
"Riq, lo yang tanya deh!" Usul Afdal. Thoriq mengangguk "Pertanyaan pertama!"
"Sejak kapan kalian berdua jadian?"
Reysa melirik Reyhan yang terlihat tenang disampingnya "Tadi pas istirahat gue baru nembak Reysa, iya gak?" Ucap Reyhan sambil merangkul Reysa.
Yang bisa Reysa lakukan hanya mengangguk walau dirinya sedikit risih dengan perlakuan Reyhan di depan teman-temannya.
Thoriq yang melihat itu hanya terdiam tak percaya dan menyuruh Gigi untuk memberikan pertanyaan berikutnya.
Gigi langsung bertanya "Sejak kapan lo suka ama Reysa? Setau gue kalian itu hate couple dan gak pernah bisa akur. Pasti ada sesuatu kan?"
Reysa diam. Dia menyerahkan semuanya kepada Reyhan, ya karena dari awal ide pacaran itu Reyhan yang buat kan?
"Udah lama sih, dari waktu Reysa ikut basket. Gue suka. Ya seru aja jailin Reysa, gue emang dulu gak kepikiran buat pacaran ama Reysa tapi setelah ngelihat sisi lain cewe gue ini, gue jadi tertarik." Jawab Reyhan luwes.
Reysa yang mendengar jawaban itu langsung merasakan kalau jantungnya berdebar dua kali lebih cepat sekarang.
Apa benar Reyhan menyukainya?
Ah Reysa harus menepis pemikirannya itu. Ini hanya untuk melindungi Reysa dari Lucas, yakan?
Reysa hanya diam saat semuanya heboh dan terus memberikan pertanyaan kepada Reyhan.
Dirinya benar-benar merenungkan apa yang tadi Reyhan katakan.
Jangan baper.
Ya, ini konsekuensi minta tolong ama cowok cakep macam Reyhan.
Entah pesona Reyhan yang terlalu tajam dan menusuk langsung kedalam Reysa atau Reysa lah yang hatinya terlalu lemah untuk menolak.
Reysa, jangan baper. Nanti malah sakit.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
2 REY
Fiksi Remaja"REY!!" Satu panggilan itu mampu membuat dua orang sekaligus berbalik sambil sama-sama berteriak, "APA?!" Semua berawal dari tiga huruf itu.