"Tu... Tuan Reed" Tebak Jane terhadap pria yang memeluknya itu.
"Tenang saja... Aku ada disini..." Ujar Tuan Reed menenangkan Jane sambil mempererat pelukannya.
Degup jantung Jane berdetak lebih kencang. Penyebabnya bukan lagi karena ruangan yang gelap tetapi merasakan pelukan dari Tuan Reed.
"Sepertinya seluruh kota bagian barat terjadi pemadaman listrik" Ujar Tuan Reed melepas pelukannya kemudian meraba lengan Jane dan menggandeng tangannya.
Jane terdiam tak bersuara, gugup tiba-tiba karena barusan adalah pertama kalinya dipeluk oleh seorang pria dewasa.
Tuan Reed memegang tangan Jane sambil menyalakan flashlight di ponselnya untuk menggunakannya sebagai penerangan.
Jane memandang samar-samar punggung Tuan Reed dari belakang. Kemudian tatapannya merambat ke tangan kirinya yang digenggam oleh tangan kanan Tuan Reed. Rasanya hangat dan terlindungi.
"Ternyata Tuan Reed adalah orang yang baik dia perhatian dengan karyawannya" Pujinya kepada Tuan Reed dalam hati dengan senyumnya yang sedikit mengembang.
Tuan Reed memandu Jane untuk berjalan perlahan keluar ruangan.
Kemudian sampailah mereka ke basement, tempat parkir kendaraan.
"Hei... Nona Fisher..." Panggil Tuan Reed memecah lamunan Jane.
"Ahh.. Ya?"
"Pekerjaanmu sudah selesai?"
"Apa? Dalam kondisi sekarang dia masih menanyakan pekerjaan?" Gerutu Jane dalam hati. Rasanya ia ingin meralat pikirannya mengenai Tuan Reed yang baik hati.
"Hampir selesai Tuan, tapi belum tersimpan karena mati listrik. Mungkin saya akan mengerjakannya di apartemen." Ujar Jane sedikit memelas berharap bosnya itu memberi keringanan untuknya.
"Kalau begitu aku akan mengantar ke apartemenmu, agar bisa terselesaikan tepat waktu." Ujar Tuan Reed sambil membuka pintu mobilnya SUV hitamnya.
"Dia benar-benar hanya memprioritaskan perusahaannya" Gerutunya lagi dalam hati.
Jane kemudian masuk ke dalam mobil Tuan Reed. Dalam perjalanan mereka berdua hanya terdiam. Tuan Reed fokus menyetir karena hampir seluruh jalanan gelap hanya lampu dari mobil yang berlalu dan mobilnya menjadi sumber cahaya utama saat ini. Dan Jane yang duduk di samping Tuan Reed, pikirannya sibuk untuk mencari topik pembuka obrolan.
"Jadi apartemenmu ada di mana?" Tanya Tuan Reed kepada Jane.
"Letaknya bersebelahan dengan Tower Milleur."
Ckiiit...
Tiba -tiba tubuhnya sedikit terhentak karena Tuan Reed mendadak mengerem mobilnya. Kemudian dengan hati-hati dia memarkir mobilnya menjadi menghadap arah sebaliknya.
"Tu... Tuan. Kenapa putar arah? Bukankah dari sini sudah dekat."
"Tower Milleur dan apartemenmu itu masih dalam area barat kota ini. Sebelumnya kan aku sudah memberitahu padamu bahwa seluruh kota sebelah barat terjadi pemadaman aliran listrik."
"Lalu... mau kemana kita?"
"Ke apartemenku..." ujar Tuan Reed dengan muka yang datar sambil menancap gas menuju apartemennya.
"What? Ke Apartemen Tuan Reed" teriak Jane dalam hati.
"Jadi... malam ini aku akan beeduaan dengan Tuan Reed di apartemennya?!" Pikirannya mulai khawatir karena harus berduaan semalaman dengan pria di sebelahnya itu.
¤ ¤ ¤
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTRACT PARTNER [END]
ChickLitCOMPLETE Highest rank #3 on chicklit (28102017) ¤ ¤ ¤ This is a work of fiction. Names, characters, businesses, places, events and incidents are either the products of the author's imagination or used in a fictitious manner. Any resemblance to actu...