08. MAC AND CHEESE

106K 9.1K 129
                                    


"Tuhan, inikah clueMu?"

Jane yang masih dalam keadaan terengah-engah, menatap dalam-dalam Tuan Reed.

"Tuan, kenapa Tuan Reed menghindariku? Aku baru saja selangkah mengagumi Tuan. Tapi mengapa seakan kau beberapa langkah menjauh dariku ?" Tanya Jane dalam hati. Ia sangat ingin menanyakannya secara langsung, tapi ia tak berani karena melihat ekspresi wajah Tuan Reed ketika melihatnya.

Jane terus menatap pria tampan yang ada di depannya itu. Ciptaan Tuhan yang sangat artistik. Matanya yang coklat. Bibirnya yang tipis berwarna kemerahan. Pundaknya lebar. Lengan besarnya berbalut jas, membuat Tuan Reed semakin terlihat gagah.

Hati Jane tambah berdetak sedikit keras ketika semakin dalam ia memandangi bossnya itu.

"Ada apa?" Tanya Tuan Reed dengan wajah datar, agak sedikit risih karena dilihat oleh Jane dengan waktu yang cukup lama.

"Ah ya. Saya ingin..."

Tiba-tiba...

BRUKK...

Suara yang cukup keras, ditambah dengan getaran kuat seperti gempa bumi membuat mereka berdua kaget dan refleks mendekatkan tubuh ke sisi dinding elevator. Mereka terdiam.

"Hei... Ada orang di dalam?" Terdengar suara seseorang berteriak dari luar elevator namun terdengar agak samar-samar.

"Ya. Ada dua orang disini. A... apa yang terjadi?" Teriak Tuan Reed.

"Ada masalah dengan elevatornya. Sepertinya tersangkut diantara lantai dua dan lantai satu. Kami akan memanggil teknisi untuk memastikannya dulu. Mungkin butuh waktu agak lama. Kalian jangan panik." Jelas seseorang dari luar sana.

"Astaga..." Tuan Reed agak geram sambil menepukkan pelan telapak tangan kirinya ke kepalanya. Kemudian Tuan Reed menatap kearah Jane dengan tatapan yang seakan kejadian ini disebabkan oleh Jane.

Jane pun sangat mengerti betul arti tatapan Tuan Reed dan memilih untuk diam. Mereka berdua pun terdiam berasandar di sudut dinding elevator yang berbeda, menunggu pertolongan orang diluar sana.

"Sial... Tidak ada sinyal..." Gumam Tuan Reed kesal. Sambil melihat ponselnya, kemudian memasukkannya kembali ke saku jasnya.

"Anu... Tuan Reed, saya meminta maaf atas ketidaksopanan yang saya lakukan tempo hari." Ujar Jane membuka topik pembicaraan karena dirinya bosan berdiam diri saja. Jane sangat yakin jika hal yang membuat Tuan Reed menghindarinya adalah karena Tuan Reed kesal dengan perlakuan tidak sopan Jane yang langsung meninggalkan apartemen bossnya itu tanpa pamit.

"Hmmm..." Tanda Tuan Reed mengiyakan. "Apa ada yang ingin kau tanyakan?" Lanjut Tuan Reed. Matanya hanya menatap lurus ke arah pintu elevator. Tak mau menatap Jane.

"Tidak" Ujar Jane singkat. Melihat mood Tuan Reed yang tak begitu baik, Jane memilih untuk membungkam beribu pertanyaan yang ingin ia tanyai.

"Sebenarnya saya hanya ingin mengembalikan ini..." Ujar Jane sambil memberikan kantung kertas abu-abunya kepada Tuan Reed.

Tuan Reed pun langsung mengambilnya kemudian sedikit mengintip ke dalamnya karena lebih berat dari yang ia perkirakan. Dia mengeluarkan sebuah kotak makan dari dalam tas kertas yang ternyata membuat berat didalamnya bertambah.

"Apa ini?" Tanya Tuan Reed.

"Maaf Tuan, sepertinya kotak makan itu ikut terbawa masuk ke dalamnya. Sebaiknya dikembalikan kepada saya untuk dibuang" Ujar Jane berbohong kepada Tuan Reed. Sebenarnya kotak makan itu berisi mac and cheese buatannya yang awalnya akan diberikan ketika makan siang sebagai tanda terima kasih kepada Tuan Reed karena sebelumnya telah menolongnya. Namun berhubung ia baru sempat memberikannya sekarang ia tak enak hati karena memberikannya ketika sudah dingin.

CONTRACT PARTNER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang