18. MOOD

97.8K 7.3K 75
                                    


"Selamat pagi Julian! Pagi ini sudah kusiapkan pancake cokelat." Sambut Jane menyapa suaminya yang baru saja keluar kamar.

Rambut Tuan Reed masih berantakan, ia berjalan mendekati meja makan sembari memakai dasinya. Wajahnya terlihat sangat kusut akibat kurang tidur.

Jane kemudian menghampiri suaminya untuk membantunya memasangkan dasi dan merapikan rambut Tuan Reed. Ketika Jane memasangkan dasi, Tuan Reed membuang tatapannya jauh-jauh dari Jane sambil sesekali ia menguap.

Jane hanya terdiam melihat tingkah Tuan Reed pagi ini terhadapnya. Ia yakin, ada sesuatu yang menyebabkan suaminya begitu kesal.

Tuan Reed dan Jane pun duduk bersebelahan di meja makan. Tuan Reed masih saja bersikap aneh.

"Sepertinya dia kurang enak badan karena semalam pulabg dengan bau alkohol yang menyengat. Aneh, padahal sebelumnya ia menolak untuk minum" Pikir Jane sambil mebuangkan saus coklat keatas pancake Tuan Reed.

Tanpa bicara sepatah katapun Tuan Reed melahap pancake lezat yang disiapkan oleh Jane.

Saat ini Jane sangat ingin menanyakan kejadian semalam yang membuat mood Tuan Reed berubah drastis. Dalam hatinya ia sangat kecewa karena semalaman ia harus tidur seorang diri, Tuan Reed bahkan tak menggubrisnya sama sekali. Namun rasa penasarannya jauh lebih besar dibandingkan rasa kecewanya. Beribu pertanyaan menghantui pikiran Jane.

Tuan Reed menghabiskan pancakenya dengan sangat cepat, sedangkan Jane sama sekali belum menyentuh makanan yang ia buat itu.

"Kau ingin tambah? Masih ada punyaku. Kau mau Julian?" Tanya Jane, ia sama sekali tak nafsu makan karena memikirkan kejadian semalam yang tak berani ia tanyakan kepada suaminya. Ia tahu mood suaminya sedang tak bagus, jadi ia memilih tak membahas mengenai kejadian semalam.

"Cepat habiskan makananmu! Hari ini kau yang menyetir! Aku ingin tidur." Perintah Tuan Reed sambil menaruh kunci mobilnya diatas meja.

Jane pun memaksakan pancake untuk masuk ke mulutnya sampai habis. Ia makan dengan terburu-buru, tak enak hati karena Tuan Reed menantinya untuk berangkat bekerja.

¤ ¤ ¤

Jane menatap suaminya yang sedang tertidur pulas di kursi mobil yang tepat disampingnya. Hatinya masih berdebar seperti biasanya ketika ia memandang suaminya.

Tuan Reed begitu tampan dan berkharisma. Tapi bukan hal itu yang membuat Jane menyukai Tuan Reed. Baginya ketampanan fisik Tuan Reed merupakan nilai tambah. Selebihnya ia menyukai karena sikap Tuan Reed kepadanya. Namun, semenjak semalam, Tuan Reed sungguh berbeda.

Beberapa menit lagi jika mereka tak segera menuju ruang kerja mereka akan terlambat. Ruang parkir basement pun sudah sunyi, semua orang sudah bergegas menuju ruang kerjanya masung-masing.

Jane ingin membangunkan suaminya, namun hatinya tak tega mengganggu tidur pulas Tuan Reed. Ia kemudian membelai lembut rambut Tuan Reed namun tak mempan untuk membangunkannya.

Rambutnya sangat halus untuk ukuran laku-laki. Jane merasa nyaman bisa leluasa melihat suaminya. Hatinya semakin berdetak keras. Ia tahu ia semakin menyukai pria itu, walaupun ia diperlakukan seperti semalam.

"Julian... Bolehkah aku mencintaimu?" Tanya Jane dalam hati.

"Julian... Julian..." Jane memanggil nama suaminya berkali-kali untuk membangunkannya.

Tiba-tiba Tuan Reed terbangun dengan tersentak seperti orang yang sedang kaget. Ia kemudian langsung melihat ke arah arlojinya, Tuan Reed terkejut melihat jarum jam arlojinya.

CONTRACT PARTNER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang