33. OTHER

101K 6.6K 252
                                    


"Sophie, sebenarnya apa yang kau pikirkan dengan berada disini?" Ujar Tuan Reed dengan nada yang meninggi.

"Aku disini untuk bekerja Julian." Jawab Sophie nadanya terpancing ikut meninggi.

"Tapi kenapa kau harus bekerja di perusahaanku?"

"Oh Tuhan, bahkan aku tak tahu ini adalah perusahaanmu!" Jawab Sophie mengelak dengan nada semakin tinggi.

"Kalau begitu buatlah surat pengunduran diri!" Ucap Tuan Reed seperti orang yang sedang marah-marah.

"Apa kau gila? Aku sudah menandatangani kontrak selama dua tahun untuk bekerja disini. Kontrak itu tak mungkin dibatalkan."

"Aaarrghh..." ujar Tuan Reed geram.

"Apa kau tahu Julian? Alasan utamaku menemuimu semalam. Aku ingin menepati janji enam tahun yang lalu." Ujar Sophie.

"Enam tahun yang lalu? Tak ada yang tersisa dari diriku enam tahun yang lalu."

"Tapi bagiku semua masih sama Julian. Bagiku kau masih kekasihku. Kita bahkan tidak pernah memutuskan hubungan kita."

"Tidak. Semenjak kau pergi, semua sudah berbeda Sophie. Kau sudah lihat kan? Aku sudah menikah."

"Kenapa kau begitu jahat padaku Julian? Bukankah kita sudah berjanji akan menikah di gereja di pinggir danau itu? Enam tahun aku percaya dengan janjimu itu." Ujar Sophie.

Tuan Reed hanya terdiam.

"Baiklah, aku mengerti Julian. Janji itu takkan pernah bisa terwujud. Tapi ketahuilah, aku masih mencintaimu seperti enam tahun lalu." Ucap Sophie.

"Sebenarnya, Aku memang mencintaimu Sophie" Ucap Tuan Reed.

Di balik pintu, Jane mendengar semuanya.

Akhirnya ia tahu semuanya. Tuan Reed berbohong padanya. Sophie adalah kekasih Tuan Reed dari masa lalu.

Dan, Tuan Reed masih mencintai Sophie.

Jane merasa ia tak mengenal sama sekali masa lalu Tuan Reed. Tuan Reed sama sekali tak pernah menceritakannya. Bahkan ia benar-benar tak bisa menggapai Tuan Reed walau hanya bayangannya saja.

Jane meninggalkan pintu ruangan itu. Ia terus menjauh. Mengarahkan semua tenaganya untuk terus berjalan.

Ia kemudian masuk ke dalam toilet wanita yang sepi. Dan merenung di depan wastafel.

Ia merenung cukup lama, dengan wajah yang terus menerus dibanjiri air mata.

Ia meletakkan bekal yang dibuatnya di atas wastafel.

Bahkan sekarang ia tak begitu peduli jika makanan yang ia buat mulai mendingin.

Ia sangat kesal dan marah pada dirinya yang selalu berhayal mengenai hal-hal indah bersama Tuan Reed. Menyesal karena selalu menghayal kehidupannya setelah menikah akan bahagia. Menyesal karena ia terlalu mencintai suaminya.

Bertepuk sebelah tangan memang menyakitkan.

"Jika, Julian dan Sophie pernah berjanji untuk menikah, berarti aku hanya pengganti Sophie. Tidak, bahkan lebih rendah dari itu, aku hanya boneka milik Julian. Dan jika mereka belum pernah memutuskan untuk berpisah, itu tandanya..." Pikir Jane dalam hati, nafasnya mulai berat.

"...akulah orang ketiga di antara mereka. Ya. Julian tak pernah bersungguh-sungguh menikahiku." Ucap Jane dalam hati sambil semakin terisak.

Kemudian ia memiringkan kerah pakaiannya. Dilihatnya beberapa tanda 'cinta' yang Tuan Reed berikan semalam dan waktu ketika bulan madu yang sudah memudar.

CONTRACT PARTNER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang