12. TIE

97.1K 8.3K 226
                                    


"Tuan Reed, siapa si Nona F?" Tanya Jane kepada Tuan Reed.

"Panggil aku Julian!" Bentak Tuan Reed.

"Baiklah. Julian, siapa si Nona F itu? Lalu apa maksudnya kau memberikanku undangan itu?"

"Padahal ketika kau bekerja, otakmu ini sangat cerdas. Tapi mengapa mengenai hal yang seperti ini kau begitu bodoh?" Sindir Tuan Reed. "Apa kau tak sadar? F itu kuambil dari nama keluargamu, Fisher."

"Ah.. aku tak menyadarinya. Sepertinya ini akibat aku terlalu panik."

"Dan soal undangan itu... Aku ingin pernikahan kita dirahasiakan untuk sementara waktu. Aku ingin hubungan kau dengan karyawan lainnya tetap professional. Jadi kuberikan juga padamu agar mereka tak curiga" Jelas Tuan Reed.

"Jadi seperti itu... Kalau begitu aku minta maaf karena berpikir macam-macam mengenaimu Julian" Ujar Jane.

"Oh ya. Aku sudah memesankan perawatan pra pernikahan untukmu. Kau bisa mendatangi salon di ujung blok ini esok sore."

"Salon di ujung blok ini? Oh Tuhan, salon itu adalah salon mahal yang sering didatangi oleh kalangan kelas atas. Pasti Tuan Reed mengeluarkan uang yang banyak untuk itu." Gumam Jane dalam hati

"Esok sore? Apa itu tidak terlalu cepat? Aku akan datang ketika beberapa hari sebelum hari pernikahan kita. Kalau aku mendatanginya sekarang ini, itu akan membuat kau mengeluarkan uang secara sia-sia" Ucap Jane, tak enak dengan apa yang diberikan Tuan Reed kepadanya.

Mendengar itu Tuan Reed langsung mengambil undangan yang dibawa Jane sedari tadi, kemudian membukanya dan menunjukan sesuatu pada Jane.

"Lihatlah dengan benar." Perintah Tuan Reed sambil menunjukkan Jane tulisan tanggal pernikahan mereka.

Setelah melihat tanggal pernikahannya dengan Tuan Reed, kelopak mata Jane terbuka lebar.

"Apa?! Satu minggu lagi?! Apa kau serius?" Ujar Jane terkejut.

"Ya, aku serius." Balas Tuan Reed meyakinkan. Jane hanya terdiam mendengarnya.

"Pria ini benar-benar seperti surprise box. Dan nantinya dia akan menjadi milikku. Surprise box-ku" Gumam Jane dalam hati. Di bibirnya mulai merekah senyum kecil. Dia tersanjung, sepertinya Tuan Reed benar-benar serius ingin menikah dengannya.

"Kau jangan hanya tersenyum bodoh seperti itu. Seharusnya kau bilang padaku 'Julian, terima kasih atas apa yang kau persiapkan untukku'. Kau pikir mempersiapkan semua ini adalah hal yang mudah" Ucap Tuan Reed.

"Julian, terima kasih atas apa yang kau persiapkan untukku." Ujar Jane menurut pada keinginan boss yang merangkap sebagai calon suaminya itu.

"Atau kau bisa memelukku sebagai ucapan terima kasihmu." Pinta Tuan Reed.

Jane pun memeluknya walau sedikit malu-malu.

"Dan kau bisa menciumku atau melakukan hal dewasa lainnya denganku sebagai tanda terima kasihmu. Lagipula kita hanya berdua di ruang ini, Tuan Coleman sedang pergi keluar." ucap Tuan Reed meminta lebih.

"Hal dewasa katanya?" Tanya Jane dalam hati. Kemudian Jane tersenyum kepada Tuan Reed. "Baiklah jika itu yang kau mau, calon suamiku." Sambungnya dalam hati.

Jane pun melepaskan pelukannya dari Tuan Reed. Kemudian ia menarik dasi merah yang Tuan Reed pakai, dan menggiringnya untuk duduk di sofa. Mimik wajah Tuan Reed menunjukkan ia tak percaya bahwa Jane akan menuruti perintahnya yang ia ucapkan barusan.

Jane mendorong halus Tuan Reed sehingga terduduk di sofa ruang kerjanya. Kemudian Jane agak menunduk sehingga tubuhnya ada di atas tubuh Tuan Reed, namun tidak bersentuhan.

CONTRACT PARTNER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang