15. WEDDING

118K 8.1K 234
                                    


"Nona, gaun ini sangat pas untuk anda." Puji seorang pelayan di butik penyewaan gaun pengantin.

Jane kemudian memutar badannya yang berhiaskan gaun pernikahan di depan cermin besar berbingkai putih. Dalam hatinya ia memuji keindahan gaun pengantin yang akan digunakannya pada saat pernikahan. Bagian belakang gaun itu terbuka sehingga punggung Jane yang mulus terekspose.

"Bagian belakangnya terlalu terbuka, aku sedikit malu memakainya." Pikir Jane. "Jika Julian melihatku memakai ini bagaimana pendapatnya ya? Jangankan menggunakan gaun seksi ini, ketika aku mengenakan pakaian yang biasa-biasa saja ia hampir 'menyerangku' semalam"

"Semalam..." Ingatan Jane mengulang memorinya bermalam bersama Tuan Reed. Wajahnya pun memerah membayangkan apa yang hampir terjadi semalam anatar dirinya dan Tuan Reed. "Ahh... Apa sih yang kupikirkan" Ujarnya sambil mencoba mengalihkan perhatiannya kembali ke gaun yang dicobanya.

Siang ini Tuan Reed tidak bisa ikut menemaninya mencoba gaun pengantin karena ia sedang mengecek dekorasi pernikahan. Waktu yang sempit memaksakan mereka melakukan persiapan sendiri-sendiri.

"Jadi, apa ada bagian yang kurang nyaman Nona?" Tanya seorang pelayan wanita.

"Tidak. Ini sudah pas menurutku" Ujar Jane.

Tiba-tiba seorang pria bertubuh tinggi yang bergaya agak kemayu mendekati Jane.

"Perfect, perfect, perfect" Ujar pria gemulai itu sambil menjetikkan jari, tatapannya menjelajahi tubuh Jane yang terbalut gaun.

"Halo, Nona Jane. Perkenalkan Gio saya pemilik sekaligus perancang di butik ini. Saya rasa Tuan Reed sangat pintar memilih calon istri secantik anda" Puji pria gemulai yang bernama Gio itu.

"Terima kasih atas pujiannya. Gaunmu yang membuatku cantik" Ujar Jane balas memuji.

"Oh my god! Apa ini?!" Ujar Gio sedikit terkejut melihat tanda merah di leher Jane. Kemudian Gio tersenyum. "Hmmm... pasti kalian bersenang-senang semalam!" Ujarnya sambil terkekeh dengan ekspresi yang terlalu berlebihan.

"Bersenang-senang?" Ujar Jane tak mengerti maksud Gio.

"Itu Hickey-mu" Ujar Gio menunjuk ke tanda merah di leher Jane. "Pernikahan kalian kurang dari seminggu lagi, sebaiknya jangan melakukan sesuatu yang membekas. Itu sangat mengganggu penglihatan." Ucap Gio.

"Hah?" Jane benar-benar mengerti perkataan pria gemulai itu.

"Isshh..." Gio memutar matanya, sebal karena Jane tak mengerti ucapannya. "Hickey, kissmark, lovebite, itu nama lainnya."

Jane masih tak mengerti.

"Ya sudah, nanti akan kusuruh team makeup yang menutupinya." Ujar Gio menyerah menjelaskan kepada Jane.

¤ ¤ ¤

Hickey

Jane mengetik di kolom pencarian sebuah situs search engine di ponselnya, kata yang beberapa kali diucapkan Gio, kata yang tak dimengerti olehnya.

Matanya langsung terbelalak melihat hasil surfing yang ia lakukan. Isinya adalah mengenai ciuman yang membuat bekas merah pekat pada kulit orang yang dicium.

Kemudian Jane langsung teringat dengan tanda merah di lehernya yang ia duga akibat gigitan serangga.

"Pantas saja Gio berbicara hal-hal seperti itu. Pasti gara-gara tanda ini dia mengira sebelumnya aku bercinta dengan Julian. Atau jangan-jangan..."

CONTRACT PARTNER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang