"Bangkrut?" Jane terhenyak mendengar perkataan suaminya."Ya." Balas Tuan Reed tegas.
"Bagaimana bisa?"
"Semua karena kebijakan pemerintah yang baru. Peraturan mengenai pemerataan hak sosial, mereka meminta tiap perusahaan bidang jasa dan produk untuk memberikan potongan harga yang tinggi untuk masyarakat kelas bawah."
"Julian. Apa itu karena perbedaan upah antara kota besar dan pelosok yang lebih didominasi kalangan bawah? Kuperhatikan itu menjadi headline di media masa akhir-akhir ini." Ujar Jane menganalisa dengan cerdas.
"Ya. Akupun mengira demikian"
Di negara yang Jane tempati memang sedang terjadi kelimpangan ekonomi yang sangat meresahkan. Penduduk yang tinggal di kota besar dan maju seperti Jane dan Tuan Reed memiliki standar upah yang tinggi berkali-kali lipat dari pekerja di kota kecil dan terpencil. Hal itu pun berbanding lurus dengan harga kebutuhan dimasing-masing kota.
"Lalu? Apa perusahaan sebesar Dreamcity tidak bisa menanganinya? Dreamcity memiliki Wonderland, taman bermain ekslusif di negara ini. Kalangan manapun sangat ingin mendatanginya. Dengan adanya pemotongan harga, bukankah itu menjadi jalan promosi yang menggiurkan untuk menambah pengunjung tiap tahunnya?" Ujar Jane mencoba menyemangati suaminya agar optimis.
Ya. Dreamcity merupakan salah satu perusahaan raksasa di negara ini. Dreamcity merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pariwisata. Salah satu ujung tombaknya adalah Wonderland, taman bermain super ekslusif yang hanya bisa dikunjungi oleh kalangan menengah keatas di kota besar.
Tuan Reed menghela nafasnya berat.
"Para investor merasa pemotongan harga adalah tantangan berat karena keuntungan merekalah yang akan menjadi resikonya. Beberapa pemegang saham pun mulai melepas saham mereka di Dreamcity." Ujar Tuan Reed putus asa. Tangannya masih mengepal kuat.
"Jadi seperti itu... Kasihan sekali Julian, ia pasti sangat tertekan sekarang" Ujar Jane dalam hati. Jane sangat senang Tuan Reed menceritakan masalahnya pada Jane. Namun di sisi lain ia sangat sedih karena suaminya sedang menghadapi masalah di perusahaannya.
Jane kemudian berjalan ke belakang kursi yang sedang Tuan Reed duduki. Ia kemudian menempelkan pipi kirinya ke pipi kanan Tuan Reed. Jane merasa senang bisa merasakan kehangatan tubuh Tuan Reed melalui pipinya, terlebih lagi kali ini Tuan Reed tak menghindari sentuhan darinya. Hati Jane berdegup sangat kencang.
Tangan kanannya meraba tangan Tuan Reed yang mengepal sedari tadi.
"Julian suamiku. Kita akan mencari jalan keluarnya bersama-sama. Aku akan membantumu berjuang keluar dari masalah ini." Ujar Jane menenangkan hati suaminya. Ia mengelus-ngelus tangan suaminya, Tuan Reed kemudian melonggarkan kepalan tangannya.
"Sepertinya aku berhasil menenangkan Julian..." Gumam Jane dalam hati.
Jane kemudian menggenggam tangan Tuan Reed lembut. Sesaat Jane melepaskan genggamannya, dan menuntun telapak tangan Tuan Reed untuk memegang garpu.
"Makanlah terlebih dulu. Setelah makan, kita akan lanjutkan kembali berbicara urusan perusahaan." Bujuk Jane agar Tuan Reed segera memulai makannya. Jane melepas sentuhan antara pipinya dan pipi suaminya, ia beranjak menuju kursinya. Sedangkan Tuan Reed mulai memasukkan spaghetti lezat buatan Jane ke dalam mulutnya.
Melihat respon dari Tuan Reed, Jane sangat senang. Ia merasa sangat dibutuhkan saat ini oleh Tuan Reed. Jane tak ingin kehilangan kesempatan ini untuk memikat hati Tuan Reed, ia harus benar-benar memiki ide yang bagus untuk keluar dari masalah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTRACT PARTNER [END]
ChickLitCOMPLETE Highest rank #3 on chicklit (28102017) ¤ ¤ ¤ This is a work of fiction. Names, characters, businesses, places, events and incidents are either the products of the author's imagination or used in a fictitious manner. Any resemblance to actu...