Tubuh Jane dan Tuan Reed mulai sedikit bersentuhan. Perlahan, Tuan Reed semakin mendekatkan diri inchi demi inchi ke tubuh Jane.
"Mau apa dia...?" Pikir Jane. Ia memundurkan diri untuk menjauh dari sentuhan Tuan Reed. Refleks tangannya pun membuat tanda silang sebagai self deffense agar dadanya tidak tersentuh.
"Apa yang sebenarnya dia lakukan? Aku takuut..." meringis Jane dalam hati. Tubuhnya sedikit bergetar karena takut 'diapa-apakan' oleh seorang pria. Ini pertama kali baginya sedekat ini dengan seorang pria.
"Minggir. Aku ingin mengambil gelas." Ujar Tuan Reed dengan muka yang tetap datar.
"Ahh..." Jane pun langsung sedikit memiringkan badannya untuk memberi ruang kepada Tuan Reed yang langsung mengambil gelas di kabinet di dekatnya.
" Fiuh... Ternyata dia hanya ingin mengambil gelas. Kupikir, akan ada sesuatu yang akan dia lakukan padaku. Mungkin aku saja yang berpikiran tidak-tidak." Ujar Jane dalam hati, ia merasa sedikit lega.
Tuan Reed kemudian langsung kembali ke kamarnya setelah menghabiskan segelas air dingin.
Setelah usai mencuci, Jane pun memasuki kamar yang ada di sebelah kamar Tuan Reed. Kamar yang cukup luas dengan sebuah kasur ukuran queen size ditengahnya.Jane pun menghempaskan tubuhnya ke atas kasur itu. Lelah. Dan ia pun langsung terlelap tidur menutup aktivitasnya di hari yang panjang ini.
¤ ¤ ¤
Mata Jane terbuka, tubuhnya terduduk diatas kasur yang menjadi teman tidurnya semalam. Jane terbangun refleks kaget. Pikirnya bagaimana ia bisa tertidur di kamar yang bukan miliknya dengan begitu pulas.
Tangannya mulai mencari-cari ponselnya untuk mengecek pukul berapa saat ini. Matanya tiba-tiba membesar, dirinya sangatlah kaget melihat saat ini sudah pukul setengah sepuluh pagi. Dirinya heran, karena alarm yang biasa mempan membangunkannya jam enam pagi tidak terdengar sama sekali mengganggu tidurnya.
"Astaga.. aku benar-benar sangat telat!!" Ujar Jane dengan gesit beranjak dari kasur untuk bersiap-siap pergi ke kantor.
"Kenapa Tuan Reed tidak mengingatkanku?! Jika telat aku 'kan akan mendapat masalah lagi darinya." gerutu Jane sambil menggulung rambut merahnya.
Kemudian ia membuka aplikasi browser di ponselnya untuk memastikan info mengenai pemadaman listrik di sekitar apartmennya. Karena sebelum berangkat ke kantor ia harus mengganti pakaiannya di apartemennya.
Di beberapa situs berita diinformasikan bahwa pemadaman berakhir pukul lima pagi. Kemudian ia menutup aplikasi yang ia buka dan kembali ke Home Screen ponselnya.
Ternyata, tertulis di ponselnya.
Sabtu, 23 April 2016
09 : 27 am"Sekarang kan hari sabtu!? Apa karena banyak kejadian akhir-akhir ini membuatku jadi lupa hari apa ini..." Dirinya terkejut melihat hari yang tertera di ponselnya itu.
"Pantas saja alarmnya tidak berbunyi!" ujar Jane lega ternyata hari ini ia tidak terlambat karena hari ini adalah weekend.
"Jika sekarang ini adalah hari sabtu. Berarti HARI INI TIDAK AKAN ADA KEGIATAN RAPAT!" Pikirnya geram, karena ia telah dikerjai Tuan Reed yang menyuruhnya mengerjakan bahan untuk rapat yang sama sekali tidak akan terjadi hari ini.
Jane pun langsung cepat-cepat membereskan barang bawaannya dan pergi dari apartemen Tuan Reed tanpa pamit sama sekali.
Dalam perjalanan pulang hatinya menggerutu mengenai Tuan Reed. Kesal karena hampir mati ketakutan saat dirinya harus lembur mengerjakan tugas dan tiba-tiba terdapat kejadian mati lampu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTRACT PARTNER [END]
ChickLitCOMPLETE Highest rank #3 on chicklit (28102017) ¤ ¤ ¤ This is a work of fiction. Names, characters, businesses, places, events and incidents are either the products of the author's imagination or used in a fictitious manner. Any resemblance to actu...