23. SMELL

87.4K 7.4K 208
                                    


"Tapi aku memiliki syarat untuk itu." Ujar Tuan Reed sambil melebarkan senyum tak simetrisnya.

"Apa syaratnya?" Tanya Jane sambil mengelap meja makan yang basah karena tumpahan air.

"Aku akan memelukmu. Tapi hanya akan membalas pelukanmu. Jika kau menginginkannya kau harus memulainya terlebih dahulu." Ujar Tuan Reed.

"Baiklah. Tak masalah" Ujar Jane sambil tersenyum.

¤ ¤ ¤

Hari ini adalah hari ulang tahun Jane. Hari yang sangat ia tunggu-tunggu.

Pagi ini Jane sangat bersemangat, ia ingin sesegera mungkin mendapatkan hadiahnya. Sebuah pelukan.

Seperti biasa ia langsung menggosok gigi dan mencuci wajahnya. Kemudian ia menyiapkan sarapan dan pakaian kerja untuk suaminya.

Dan seperti biasa pula, Tuan Reed keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk, dan itu selalu sukses membuat wajah Jane memerah dan menjadi kikuk tiba-tiba.

Setelah beberapa saat kemudian Tuan Reed keluar dari kamarnya, berjalan menuju meja makan sambil memakai dasinya.

Jane menghampirinya dan langsung memeluknya. Dadanya berdebar. Harum Tuan Reed sangat jelas tercium oleh hidung Jane, ia sangat menyukainya. Namun, Tuan Reed tak membalas pelukannya.

"Julian, bukankah kau sudah berjanji?" Protes Jane.

"Kau tak lihat aku sedang apa?" Ujar Tuan Reed sambil memperlihatkan dasinya yang belum terpasang.

"Ah.. maaf Julian." Ujar Jane melepas pelukannya. Tangannya beralih dari tubuh suaminya ke dasi Tuan Reed untuk membantu suami tampannya memakaikan benda itu.

Tuan Reed langsung menduduki kursi makannya. Wajah Jane sedikit tertunduk lesu. Tuan Reed tak memeluknya. Ia sangat ingin memprotes Tuan Reed lagi, namun ia sangat takut jika ia dianggap meresahkan suaminya.

Akhirnya Jane pun duduk di kursinya. Ia menyodorkan kopi dengan sedikit krimer untuk Tuan Reed. Menaruh lima lembar pancake di piring Tuan Reed tak lupa ia menuangkan sirup maple diatasnya.

Sedangkan Jane hanya makan satu lembar pancake yang paling tipis. Ia masih tak nafsu makan. Kali ini Jane menghabiskan makanannya lebih cepat dibandingkan Tuan Reed. Ia kemudian termenung sambil melihat Tuan Reed yang sedang makan dengan lahapnya.

Ia menatap rambut, dahi, mata, hidung hingga mulut suaminya yang sedang mengunyah pancake.

"Julian... apakah caraku ini akan berhasil?" Ia mulai meragu.

Setelah selesai menghabiskan makanannya Tuan Reed pun memakai jasnya. Ia mengambil tas kerjanya. Kemudian berbalik menuju pintu untuk berangkat ke kantornya.

Tiba-tiba Jane memeluknya dari belakang, membuat Tuan Reed menghentikan langkahnya.

"Julian..." Panggil Jane.

"Ya." Sahut Tuan Reed.

"Aku mencintaimu" Ujar Jane dalam hati. "Julian..." Jane memanggilnya lagi.

"Ya." Balas Tuan Reed.

"Maukah kau mencintaiku?" Ujar Jane dalam hati, ia tak memiliki keberanian untuk berbicara langsung. Jane sangat menikmati saat dirinya memeluk Tuan Reed, karena dapat menghirup harum tubuh Tuan Reed dengan Jelas. "Julian..." panggilnya lagi untuk ketiga kalinya.

"Ya." Balas Tuan Reed lagi.

"Hati-hati di jalan." Ujar Jane sambil melepaskan pelukannya. Jane sangat kecewa, Tuan Reed tak membalas pelukannya.

CONTRACT PARTNER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang