Jane menonton televisi sambil menunggu suaminya pulang dari kantor. Berdiam diri di rumah memang sangat membosankan bagi Jane, padahal baru saja tadi siang Tuan Reed menyuruhnya pulang. Ia menoleh ke jam dinding, jika suaminya tidak lembur seharusnya ia sudah berada di rumah.
Piiip... piiip...
Suara kunci digital pintu apartemen dibuka dari luar.
"Julian sudah pulang!" Ujar Jane hatinya sedikit riang.
Kali ini ia harus berhasil mengubah mood Tuan Reed kembali seperti biasanya. Selain itu tentu saja ia ingin berusaha membujuk Tuan Reed agar kembali mengizinkannya kembali bekerja di kantornya.
"Selamat datang Julian." Sapa Jane hangat. Tuan Reed tetap saja dingin terhadapnya. Ia masih memalingkan wajahnya.
Jane dengan sigap membantu Tuan Reed melepaskan jas dan dasi yang dipakai suaminya itu.
"Pakaian gantinya sudah kusiapkan di atas kasur. Kau ingin ganti pakaian atau makan lebih dulu?" Jane berusaha untuk membuka perbincangan. Namun tetap saja hasilnya nihil. Tuan Reed hanya berlalu menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
Jane kemudian memeluk jas dan dasi yang ia pegang. Ia menghirup wangi parfum cheddarwood khas Tuan Reed dalam-dalam. Jane sangat rindu mencium aroma itu ketika suaminya memeluknya.
Tuan Reed yang telah berganti pakaian dan mencuci muka pun langsung duduk di kursi ruang makan.
Jane yang melihatnya bergegas menaruh jas dan dasi suaminya ke keranjang pakaian kotor. Kemudian ia langsung mempersiapkan makanan untuk suaminya.
Seperti biasa Tuan Reed menghabiskan makanan dengan sangat cepat dan tak bersisa. Dan seperti biasa pula Jane makan dengan sangat lamban. Ia berusaha makan dengan cepat karena tak enak hati jika Tuan Reed masih menunggunya di meja makan.
"Julian, bolehkah aku kembali bekerja?" Pinta Jane.
"Tidak. Kau diamlah di rumah." Jawab Tuan Reed dengan nada datar.
"Ada apa denganmu Julian? Kenapa semenjak kemarin kau berubah sikap?" Pertanyaan yang menghantui Jane pun akhirnya dilontarkannya kepada Tuan Reed. Kemudian Jane menghabiskan suapan terakhir dari makanan di piringnya.
Tuan Reed pun akhirnya tersenyum kepada Jane. Tapi bukan senyuman hangat yang Jane nantikan. Namun senyuman meremehkan khas Tuan Reed.
"Merubah sikapku? Inilah sikapku yang seperti biasa." Jelas Tuan Reed dingin. Melihat makanan di piring Jane sudah habis, Tuan Reed langsung berdiri dari duduknya beranjak menuju kamarnya.
"Julian, kenapa saat sebelum menikah kau begitu hangat padaku? Tapi, kini kau benar-benar berubah. Jika kau bilang yang seperti ini adalah sikap aslimu, lalu apakah tandanya perlakuan hangatmu padaku hanyalah kepura-puraanmu belaka agar aku yakin untuk menikahimu? Sebenarnya apa alasanmu menikahiku?"
¤ ¤ ¤
Hari ini tepat satu bulan usia pernikahan Jane dan Tuan Reed. Jane semakin terbiasa dengan perlakuan Tuan Reed yang dingin terhadapnya, namun hal itu tak membuat sikap hangat Jane berubah kepada Tuan Reed.
Satu bulan hidup sebagai istri dengan predikat 'perawan' merupakan hal yang memalukan. Jangankan melakukan hubungan dewasa dengan suaminya, Jane bahkan tak pernah tidur satu ruangan dengan Tuan Reed.
Ia berusaha mengintropeksi dirinya. Ia mencoba untuk tampil menawan tiap kali Tuan Reed pulang. Namun apa yang diharapkannya tak pernah terjadi.
Siang hari ini Jane sedang menyiapkan jelly beku dan kue tart kecil untuk umur pernikahannya yang tepat satu bulan dengan Tuan Reed.
Semenjak ia 'dipecat' oleh Tuan Reed, Jane lebih banyak beraktivitas di dalam rumah, terkecuali jika pergi berbelanja. Sebenarnya ia pernah berniat untuk melamar kerja di tempat lain, namun sepertinya Tuan Reed mencium niatnya terlebih dahulu dan berhasil menyembunyikan berkas-berkasnya untuk melamar kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTRACT PARTNER [END]
ChickLitCOMPLETE Highest rank #3 on chicklit (28102017) ¤ ¤ ¤ This is a work of fiction. Names, characters, businesses, places, events and incidents are either the products of the author's imagination or used in a fictitious manner. Any resemblance to actu...