Jane mengoptimalkan indra pendengarannya untuk menyimak baik-baik tiap kata yang keluar dari mulut Tuan Coleman."Sebenarnya, Tuan Reed adalah orang yang sangat bertanggung jawab. Pada usianya yang sangat muda, dia berhasil membangkitkan kembali perusahaan yang hampir collapse sampai bisa seperti sekarang ini" Ujar Tuan Coleman.
"Tentu saja ia akan bertanggung jawab penuh, perusahaan itu 'kan memang miliknya. Semua orang yang berada di posisinya pasti melakukan hal yang sama"
"Tapi kerja keras yang ia lakukan bukanlah semata-mata demi kepentingan perusahaan. Tuan Reed melakukan semua ini karena ia sadar ribuan karyawan menyandarkan diri padanya secara tak langsung."
"Aku sama sekali tidak percaya jika orang seperti Tuan Reed sempat memikirkan karyawannya" Pikir Jane. Wajahnya menunjukan ekspresi meragukan pernyataan Tuan Coleman.
"Nona pasti tidak percaya." Tebak Tuan Coleman tepat.
"Apa Nona tidak heran ketika kejadian kemarin, Tuan Reed mengetahui bahwa nona memiliki phobia terhadap gelap? Itu karena Tuan Reed diam-diam selalu memperhatikan karyawannya." Lanjut Tuan Coleman.
"Benar juga?! Kenapa Tuan Reed bisa mengetahuinya?" Pikir Jane.
"Apa Nona masih ingat mengenai Nyonya Smith dari divisi marketing?" Tanya Tuan Coleman.
"Nyonya Smith yang baru saja melahirkan anak ketiganya kan? Dan kalau tidak salah dia baru saja memenangkan hadiah mahal dari produk susu, kabarnya cukup heboh di kantor." Ujar Jane sambil memastikan.
"Ya. Benar sekali Nona. Sebenarnya hadiah yang Nyonya Smith dapatkan adalah pemberian dari Tuan Reed. Namun Tuan Reed merahasiakannya dengan menyuruh orang mengantarnya dan berpura-pura bahwa itu adalah hadiah dari produk susu kehamilan. Keadaan Nyonya Smith pada saat itu cukup meragukan untuk membeli perlengkapan bayi karena kebutuhan dua anaknya sudah cukup mahal. Karena alasan itulah Tuan Reed membantunya membelikan perlengkapan untuk bayinya. Walaupun terlihat tak peduli, sebenarnya dia memperhatikan karyawannya." Ucap Tuan Coleman sedikit panjang.
"Apa? Tuan Reed melakukan hal seperti itu? Ternyata dia adalah orang yang cukup baik. Waktu itupun ia juga menolongku." Pikir Jane sambil mengulang memorinya ketika kantornya mengalami pemadaman listrik. Jane pun mulai meyakini bahwa Tuan Reed adalah orang yang baik dan tidak suka mengumbar kebaikannya. Jane pun tersenyum mendengarkan kenyataan yang membuatnya kagum terhadap bos besarmya itu.
"Lalu? Apalagi yang Tuan Reed pernah lakukan demi karyawannya?" Jane semakin ingin mendengar cerita mengenai kebaikan yang dilakukan Tuan Reed.
"Beberapa tahun yang lalu, Tuan Reed menyuruh saya untuk pensiun, karena melihat saya sudah terlalu banyak waktu yang dipergunakan untuk melayani perusahaannya. Dia meminta saya pensiun agar dapat memiliki waktu dengan keluarga lebih banyak dibandingkan harus bersusah payah bekerja. Bahkan diam-diam Tuan sudah menyiapkan segala keperluan saya ketika pensiun tanpa pernah memberitahukan pada saya."
"Tidak mungkin... Tuan Reed meminta Tuan Coleman untuk pensiun dengan alasan agar Tuan Coleman bisa memiliki waktu untuk keluarganya? Sulit dipercaya. Padahal orang yang berintegritas dan berpengalaman seperti Tuan Coleman sangat dicari dan dibutuhkan dalam aebuah perusahaan. Pantas saja waktu itu Tuan Coleman berkata bahwa diriku tidak akan bekerja melaluinya lagi." Pikir Jane.
"Walaupun Tuan Reed yang meminta secara langsung. Tetap saja saya belum bisa melepaskan pekerjaan ini, karena saya khawatir siapa nanti yang akan mengurus Tuan Reed." Ujar Tuan Coleman.
"Mengurus? Apa Tuan Reed tidak bisa mengurus dirinya sendiri? Bukankah dia sudah dewasa?" Ucap Jane sembari memainkan sedotan dalam gelas yang separuhnya terisi limun hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTRACT PARTNER [END]
ChickLitCOMPLETE Highest rank #3 on chicklit (28102017) ¤ ¤ ¤ This is a work of fiction. Names, characters, businesses, places, events and incidents are either the products of the author's imagination or used in a fictitious manner. Any resemblance to actu...