Jane beberapa kali membolak-balikan beberapa kertas yang dipegangnya. Dibaca berkali-kalipun tulisan-tulisan itu tak ada yang tercerna di kepalanya. Otaknya tak bisa berpikir jernih, karena terpaku dengan tulisan besar di lembaran yang paling depan.
Sedangkan pria tampan di depannya duduk tenang sambil matanya fokus memperhatikan tepat kearah Jane. Dan hal itulah yang semakin membuat otak Jane semakin tak bisa dipergunakan secara optimal saat ini.
Pria itu sedikit menyingsingkan lengan jasnya untuk melihat apa yang ditunjukkan arlojinya.
"Sudah waktunya aku harus pergi." Ujar Tuan Reed sambil berdiri dari kursinya."Kuberi waktu tujuh hari untuk memutuskannya. Jika perlu penjelasan lain, kau tinggal tanyakan kepada Tuan Coleman." Jelasnya singkat. Ia pun pergi dari ruangan itu meninggalkan Jane sendirian.
¤ ¤ ¤
Kontrak Pernikahan
Julian Reed dan Jane FisherJulian Reed selaku pihak pertama sebagai pemberi kontrak. Jane Fisher selaku pihak kedua sebagai penerima kontrak.
Kontrak pernikahan ini berlaku sampai dengan adanya kesepakatan dari kedua pihak, terutama pihak kedua mengenai pemutusan atau pembatalan kontrak.
Pihak pertama dan kedua diwajibkan untuk hidup sebagai suami istri sampai kontrak ini berakhir.
Pihak pertama berkewajiban untuk memenuhi segala kebutuhan pihak kedua baik berupa materi ataupun hal lainnya.
Pihak kedua berkewajiban untuk mematuhi serta mengurus segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pihak pertama.
Kontrak ini akan otomatis dibatalkan ketika salah satu pihak menghilangkan kepercayaan pihak lainnya.
Demikianlah kontrak ini ditulis tanpa ada maksud merugikan pihak manapun.
Pada pagi ini Jane sudah hampir sepuluh kali berulang membaca isi kontrak tersebut. Keningnya berkerut lagi, berpikir sebenarnya apa yang Tuan Reed rencanakan dengan membuat kontrak ini dengan dirinya.
Di usianya yang sudah mencapai dua puluh lima tahun ini banyak diantara teman kuliah ataupun teman sekolahnya yang melaksanakan pesta pernikahan di tahun ini. Sedangkan Jane bahkan tak pernah berpikir mengenai pernikahan sama sekali.
Tentu saja, jangankan pacar, teman dekat pun tak dimilikinya. Sejak sekolah maupun kuliah waktunya habis untuk belajar dan bekerja paruh waktu. Baginya untuk saat itu tak ada waktu untuk sekedar bermain atau mengobrol dengan orang seumurnya. Sehingga jadilah ia seorang penyendiri yang dianggap membosankan oleh teman-temannya.
Jam wekernya menunjukan pukul delapan pagi lewat. Dan dirinya masih terbaring menggunakan piyama merah muda lengkap dengan selimut yang menutup sebagian tubuhnya.
Kejadian kemarin membuatnya malas pergi ke kantor. Hari ini, Jane memutuskan untuk membolos masuk. Entah itu akan sedikit membuat dirinya refresh atau malah membuatnya malah terlibat masalah.
¤ ¤ ¤
"Selamat datang di Wonderland!" Sapa ceria seorang pegawai taman bermain.
Ya. Hari ini untuk sedikit meringankan pikirannya, Jane memutuskan pergi ke sebuah taman bermain di pinggir kota untuk mengisi hari bolosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTRACT PARTNER [END]
ChickLitCOMPLETE Highest rank #3 on chicklit (28102017) ¤ ¤ ¤ This is a work of fiction. Names, characters, businesses, places, events and incidents are either the products of the author's imagination or used in a fictitious manner. Any resemblance to actu...