Tuan Reed terdiam. Ditutupnya kembali pintu mobil yang baru saja ia buka. Kemudian ia mendekat ke tempat Jane berdiri.
"Aku memilihmu karena..."
Jane menyimak serius kata-kata yang selanjutnya akan keluar dari mulut Tuan Reed.
"Karena apa?"
"Karena aku yakin kau akan menyetujui kontraknya"
"Hah?!" Jane sangat terkejut mendengar alasan Tuan Reed. "Alasan macam apa itu?!"
Dalam hatinya kecewa karena hal yang diucapkan Tuan Reed tidak seseuai harapannya yang menyangka Tuan Reed menyukainya. Ia memutar bola matanya, kemudian membalikkan badannya, beranjak pergi dari tempat itu untuk kembali ke ruang kerjanya.
"Tunggu..." Panggil Tuan Reed.
Jane hanya menghentikan langkahnya, ia tak mau membalikan badannya kembali untuk berhadapan dengan Tuan Reed. Ia tak ingin raut wajahnya yang kecewa diketahui oleh Tuan Reed.
"Ada alasan lain aku memilihmu. Tapi akan kuberitahu ketika kita kau sudah memutuskannya" Lanjut Tuan Reed.
"Alasan lain? Jangan-jangan alasan yang lain itu adalah karena dia menyukaiku.... Tapi dia sangat percaya diri sekali jika aku akan menyetujuinya" Jane merubah raut wajahnya dengan menghiasinya dengan senyum kecil. Ia berharap alasan lain Tuan Reed adalah karena Tuan Reed menyukainya.
Jane kemudian membalikkan badannya dan maju beberapa langkah mendekat ke arah Tuan Reed.
"Apa Tuan berharap saya menyetujuinya?" Tanya Jane dengan percaya diri, gayanya agak sedikit 'menantang' Tuan Reed.
Tuan Reed pun membalasnya dengan senyum tidak simetris diakhiri dengan tawa kecil meremehkan.
"Menurutmu?" Tanya Tuan Reed dengan wajah menyebalkan.
Jane hanya tersenyum sambil menaikkan sebelah alisnya.
"I have no idea, Sir." Ujar Jane berlagak 'jual mahal' kepada bossnya yang misterius itu. Rasanya ia ingin sedikit mengerjai Tuan Reed yang suka bersikap seenaknya.
"Apa maumu?"
"Saya ingin mengajukan cuti selama dua hari."
"Baiklah. Jika itu maumu."
Mendengar hal itu Jane langsung mengembangkan dan membalikkan badannya kembali. Lalu dengan berlari kecil ia menuju tangga darurat untuk kembali ke ruangannya. Untuk hari ini ia tak mau menggunakan elevator, karena takut terjadi insiden seperti sebelumnya.
Tuan Reed membuka pintu mobilnya kemudian masuk dan duduk tepat di depan kemudinya. Sedangkan Jane mempercepat langkahnya sebelum Tuan Reed menyadari sesuatu.
Tuan Reed terdiam, berpikir sejenak.
"Shit!" Maki Tuan Reed, tangannya memukul kemudi mobilnya. Ia mengingat suatu hal. "Dua hari kemudian adalah batas akhir Nona Fisher untuk memutuskan kontrak itu. Bagaimana ia bisa menjawabnya langsung kepadaku ketika ia sedang mengambil cuti?!" Kali ini Tuan Reed benar-benar kesal kepada dirinya sendiri karena telah memberikan jawaban yang spontan kepada Jane. Ia pun berniat mengejar Jane, namun wanita berambut merah itu sudah terlanjur menghilang dari pandangannya.
Sedangkan Jane, hatinya sangat senang bisa mengerjai Tuan Reed. Jane yakin Tuan Reed pasti akan sangat penasaran dengan keputusan yang akan ia buat. Ia melakukan sedikit 'balas dendam' kepada Tuan Reed yang sering membuatnya penasaran.
Namun permintaannya untuk cuti bukanlah semata-mata hanya akal-akalannya untuk membohongi Tuan Reed. Melainkan esok hari ia harus segera melakukan perjalanan ke suatu tempat yang agak jauh dari kotanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTRACT PARTNER [END]
ChickLitCOMPLETE Highest rank #3 on chicklit (28102017) ¤ ¤ ¤ This is a work of fiction. Names, characters, businesses, places, events and incidents are either the products of the author's imagination or used in a fictitious manner. Any resemblance to actu...