Lanjutan Kisah Rama dan Wulan

13K 500 11
                                    

Sebulan setelah malam itu Wulan menyadari ada perubahan didalam tubuhnya. Perutnya selalu mual dan selera makannya berkurang apalagi kalau sesuatu yang berbau menyengat tercium olehnya. Wulan menduga kalau dirinya hamil karena kebetulan dia juga belum datang bulan. Tanpa diketahui Rama, dia pergi sendiri untuk membeli testpack dan menggunakannya dikamar mandi. Tangis bercampur bahagia mengaliri pipinya karena harapannya dan keluarga mereka terwujud. Dia akan menjadi seorang ibu, tapi apakah Rama senang mendengar berita ini?

Wulan masih menyembunyikan kehamilannya dari Rama untuk mencari momen yang tepat, apalagi Rama disibukkan dengan

Kasus narkoba yang sedang mereka kerjakan membuat Rama tak memiliki banyak waktu untuk tenang dan istirahat. Seharian Rama hanya sibuk di ruang kerjanya dan tertidur disana.

Hingga dua minggu kemudian Wulan tetap menyembunyikannya. Dia merasa Rama tidak peduli padanya jadi biarlah dia tau sendiri saat perutnya mulai membesar, itu hukuman untuknya.

Malam minggu Wulan tidak pulang kerumahnya dan lebih memilih untuk tidur dirumah orang tuanya karena Rama tidak akan pulang malam ini. Orang tuanya menanyakan apakah rumah tangga Wulan dan Rama baik-baik saja namun lagi-lagi Wulan memilih untuk berbohong. Biarlah dia dan suaminya yang mengurus masalah mereka sendiri.

Tengah malam Wulan dan orang tuanya terbangun karena ada yang mengetuk pintu mereka, dan ternyata itu adalah Rama. Wulan yang tak menyangka Rama datang segera berlari dari kamarnya dilantai dua dan menuruni tangga tanpa hati-hati hingga tanpa sengaja kakinya tergelincir. Wulan terjatuh dari tangga dan langsung meluncur kelantai bawah. Sontak Rama yang melihatnya langsung berlari menghampiri istrinya yang mengerang kesakitan. Kepala Wulan sedikit terbentur namun yang lebih mengejutkan, Rama melihat ada darah segar yang mengalir dari paha Wulan dan menetes ke lantai.

Wulan yang menyadari itu langsung berteriak histeris sambil menangis ketakutan dan memegangi perutnya. Rama masih bingung namun dia menepis semua tanda tanya difikirannya karena tindakan yang paling tepat untuk saat ini adalah membawa Wulan kerumah sakit pusat yang tak jauh dari sini. Orang tua Wulan ikut karena mereka sangat mengkhawatirkan keadaan Wulan yang sudah tak sadarkan diri.

***

Esoknya Wulan sudah siuman dan mendapat tatapan tak bersahabat dari Rama yang memiliki segudang pertanyaan untuknya namun harus menahannya karena kondisi Wulan tidak baik untuk mendapat tekanan yang dihasilkan kemarahannya nanti.

"Anakku.. anakku gimana dok?" Tanya Wulan kepada ibu dokter yang menanganinya.

"Maaf, anda keguguran akibat terjatuh kemarin."

Hancur sudah, dia baru saja tahu akan memiliki anak tapi Wulan sudah kehilangan calon buah hatinya itu dengan cara yang menyakitkan. Wulan langsung menatap Rama namun Rama mengalihkan pandangannya lalu keluar dari ruangan itu tanpa berkata sepatah katapun. Dia tak ingin ucapan yang akan keluar dari bibirnya sangat kasar hingga menyakiti perasaan Wulan. Jadi, dia tidak punya pilihan lain selain menghindari Wulan saat ini.

"Mas!!!" Panggil Wulan lirih namun Rama tidak ingin mendengarnya. Bahkan Rama menutup telinga dan matanya saat mendengar suara tangis Wulan dari ruangan. Dia ingin memaki perempuan itu sekarang, sangat ingin meluapkan kemarahannya  karena dia merasa Wulan telah memandang rendah dirinya sampai berani-beraninya dia tidak memberitahukan kabar kehamilannya kepada Rama, suaminya sendiri.

Dua minggu setelah kejadian itu Wulan tidak ingin pulang kerumahnya dan lebih memilih mengurung diri seharian dirumah orang tuanya. Tapi Rama juga tidak peduli pada Wulan yang tidak ingin bertemu dengannya sampai suatu hari Wulan menggugat cerai Rama dan langsung mengirimkan surat itu ke orang tua Rama barulah keduanya dipaksa untuk bertemu dan menyelesaikan masalah mereka tanpa harus bercerai.

My Bride (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang