"Aku mengingat saat terakhir tanganmu melepaskan tanganku dan meninggalkanku sendirian di bandara sementara kau melangkah masuk ke dalam pesawat yang akan membawamu begitu jauh dariku. Aku ingin kau tahu bahwa sejak kau melepaskan tangan ini, maka aku akan menggunakan keduanya untuk menggenggam hatiku, hanya menjadi milikmu hingga kau kembali nanti."
~~Citra~~
***
3 hari setelah kepergian Azhari ke Jepang, hidup Citra kembali seperti semula. Dia hanya bekerja lalu kembali ke rumah dan sesekali keluar untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Azhari berjanji untuk kembali dalam waktu 1 bulan dan akan membawa keluarga besar nya bersama dan mereka akan menikah.Citra senang dan tidak sabar untuk menunggu hal itu terjadi. Dia terkadang bersenandung saat mandi, memasak atau menyetrika pakaian, layaknya gadis ABG yang baru jatuh cinta. Tapi, ditengah-tengah khayalan itu ketakutan yang disimpan Citra kembali menghantuinya.
Bagaimana kalau orang tua Azhari tidak merestui mereka? Bagaimana kalau Azhari tidak akan pernah kembali dan hanya memberikannya harapan palsu? Tapi sejak Azhari kembali ke Jepang, pria itu tidak pernah berhenti menghubunginya pagi siang dan malam bahkan hingga seminggu berlalu Azhari tidak pernah melewatkan jadwal untuk mengobrol jarak jauh dengannya.
"Bisakah aku mempercayainya? Tidak!!! Aku percaya padanya tapi aku tidak yakin dengan ibu dan ayahnya. " Curhat Citra dengan teman kerja yang mulai akrab dengannya, Lia.
"Menurut gue lu orangnya baik, rajin dan sabar, mana mungkin mereka nggak suka sama lo. Buktinya gue seneng temenan sama lo, lo tau sendiri kan gue paling suka milih-milih teman. Yang penting, lo harus tetap percaya diri, dan tersenyum saat bertemu dengan mereka. Lo harus ingat kalau kesan pertama itu penting!"
"Panjang ba..nget Lia!!! Tapi aku akan mengingat intinya. Ma kasih yah!!!"
"Don't mention it!!! Yok lanjut, cermin toilet ini udah bosen liat wajah cantik gue sedari tadi. Ntar kelebihan kalor, bisa pecah lagi."
"Heheheheheheh" tawa keduanya pecah saat mereka keluar dari toilet.
Lia memang teman kerja yang asyik!! Tapi predikat "teman kerja" itu benar-benar berlaku hanya sebagai "teman kerja". Diluar kerjaan, mereka tidak pernah bersama karena Lia harus kuliah lagi dan hari minggunya dia memiliki pekerjaan tambahan sebagai biduan di pesta pernikahan di kampung-kampung sekitar Jakarta. Dia sangat gigih dan tahan banting demi adik-adiknya yang butuh biaya untuk sekolah. Dia masih muda, tetapi sudah memiliki banyak tanggung jawab. Citra jadi merasa buruk, karena dirinya selalu mengeluh sementara dia tidak memiliki siapapun yang menjadi beban baginya.
Citra shock karena tidak jauh dari kos-kosannya terlihat kepulan asap hitam. Perasaannya jadi tidak enak dan makin gak keruan setelah semakin dekat dia menyaksikan banyak orang berdiri didepan kos-kosannya.
"Astaghfirullah! Nggak mungkin." Citra langsung menangis dan berlari menembus keramaian untuk menyelamatkan barang-barangnya yang mungkin masih bisa diselamatkan. Tapi, salah seorang pemadam kebakaran menahannya untuk tidak masuk.
"Barang-barangku masih didalam pak! AKU HARUS KEDALAM!" Teriak Citra.
"Sudah terlambat. Tidak ada lagi yang bisa diselamatkan karena api sudah menyebar dua jam yang lalu."
"Dua jam?"
***
"Pakaianku, uangku, bahkan lukisan Azhari, semua itu sudah terbakar. Apa yang harus kulakukan? Setelah ini aku harus kemana?" Batin Citra sedih. Dia sedang berada di tenda darurat bersama korban kebakaran yang lain."Nanti mereka akan mengganti kerugian kita. Karena yang aku dengar, penyebab kebakaran ini adalah istri pemilik kos-kosan." Ujar penyewa kamar disebelah kamar Citra.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bride (Finished)
RomanceCinta akan hadir disaat kita selalu bersama... "aku tahu, dia itu mimpi yang paling indah, tapi yang paling tidak mungkin terjadi.." Nina "Dia tidak sempurna, tapi mempertahankannya adalah hal berarti yang harus kulakukan sekarang." Iqbal