Bertemu Wulan

13.5K 597 21
                                    

Nina tak melepas pandangannya dari jalan dan apapun yang dilihatnya saat diantar oleh Iqbal kerumah sakit untuk memeriksa kandungannya yang sudah berumur 6 bulan. Karena sejak dia hamil, Nina sangat jarang bisa keluar rumah jadi Nina memuaskan matanya untuk melihat alam luar yang mulai berubah dari hari kehari. Sebentar lagi bayi yang ada diperutnya juga akan melihat dunia ini, memikirkan itu Nina menjadi sangat terharu hingga matanya berkunang-kunang.

"Kamu gak papa sayang?" tanya Iqbal yang dijawab dengan gelengan oleh Nina. Digenggam Iqbal tangan kanan Nina untuk memberinya kekuatan karena Iqbal merasa Nina sedang down hari ini. Sentuhan hangat seperti ini jadi hal yang paling disukai Nina beberapa bulan terakhir.

Saat sampai dirumah sakit, Iqbal tidak ikut turun dan langsung melanjutkan jalannya ke kantor karena pagi ini ada jadwal meeting dengan para pemegang saham diperusahaan. Nina yang mengerti kesibukan Iqbal tidak menuntutnya untuk tetap menemaninya hari ini.

Sebentar lagi dia akan melihat calon bayinya di USG untuk pertama kalinya karena Nina selalu menolak untuk di USG sebelumnya, menurutnya itu terlalu cepat, dia akan bersabar untuk menunggu sampai janin yang dikandungnya sudah tumbuh besar. Melihat besarnya perut Nina, dia yakin bayinya sangat gemuk dan sehat, membayangkannya saja Nina sudah sangat senang.

Saat sampai diruang tunggu, Nina terkejut hanya dirinya dan satu orang wanita lagi yang tidak memiliki pasangannya disampingnya saat melakukan pemeriksaan kehamilan. Dia jadi kikuk dan memilih untuk duduk disamping wanita hamil yang sama dengannya itu.

"Hei! Sendirian juga?" Sapa Nina pelan, dia berusaha menyembunyikan rasa canggungnya dan berbaur dengan wanita itu.

"Haha. Iyah. Ayah bayi ini sangat sibuk jadi tidak punya waktu untuk anaknya.!" Entah mengapa Nina merasakan kesedihan di nada suara wanita itu meskipun dia tertawa.

"Anak yang keberapa?" Tanya Nina.

"Yang pertama!" Jawabnya.

"Pertama? Tapi tampaknya kita seumuran, mbak ini lama menikahnya yah?" Tanya Nina lagi. Rasa keponya muncul.

"Nggak, sudah 11 tahun kami menikah. Dan alhamdulillah, tahun ini Allah baru memberi kami izin untuk menjadi orang tua. Sebelumnya saya keguguran mbak!" Jawabnya dengan tatapan nanar.

"Maaf mbak! Saya tidak bermaksud membuat mbak sedih!" Ucap Nina yang menyesal dengan pertanyaannya.

"Nggak masalah kok mbak. Wajar aja mbak penasaran. Kalo mbak sendiri, ini anak yang keberapa?"

"Anak yang ke-4. Sepertinya dia tumbuh besar didalam, karena masih 6 bulan, perutku sudah sebesar ini." Jawab Nina sambil tertawa bahagia dan mengelus-elus perutnya dengan sayang.

"6 bulan? Kufikir mbak udah hamil 8 bulan, asli mbak, ini udah gede banget."

"Iya..aku juga kaget mbak! Oh iyah, nama saya Nina. Nama mbak siapa?"

"Wulan mbak!"

***
Wulan telah pulang sebelum Nina diperiksa. Saat di USG alangkah terkejutnya Nina karena ternyata bayi diperutnya kembar. Mereka akan jadi putri kembar yang cantik setelah Arumi dan Arum. Nina tak kuasa menahan tangisnya saat mengetahui kabar bahagia itu. Dia akan memiliki 4 putri, dan satu putra yang tampan. Kebahagiaannya sangat lengkap jika kedua putri kembarnya ini terlahr kedunia dengan sehat wal'afiat.

Sesampainya dirumah, Nina tidak memberitahukan kabar ini kepada siapapun hingga hari sabtu nanti, karena Iqbal ulang tahun dibulan Juni tanggal 22 nanti yang ke 46 tahun. Selama 3 hari Nina menyembunyikannya dengan rapat-rapat agar kejutannya tidak berantakan.

Saat Iqbal menanyakan kehamilannya, Nina hanya berkata bayi mereka perempuan dan sangat sehat. Tanpa memberitahu kabar bahagia yang paling utama.

Benar saja, saat Iqbal merayakan hari ulang tahunnya dengan keluarga kecilnya direstoran favorit mereka, Nina sudah menyiapkan kejutannya.

My Bride (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang