Saraswati Itu..

22.2K 816 17
                                    

"Siaalllll!" teriak Gary ditengah lautan. Dia kesal karena Nina dan Iqbal tidak memberikannya tumpangan dengan alasan yang seharusnya dimengerti olehnya.

Perahu itu memang dipesan Iqbal untuk ukuran dua orang,hanya dia dan Nina. jadi Gary tidak akan muat diatasnya. Itu hanya membahayakan Nina jika saja perahu itu terbalik karena Nina sama sekali tidak bisa berenang.

Gary berenang lebih lambat dari sebelumnya karena dia sudah lelah. Dia berharap ada kapal yang lewat dan dia bisa tertolong.

Selang 10 menit setelah Nina pergi, sebuah speed boat datang kearahnya. Gary sekarang bisa bernafas lega dan tidak menggerutu seperti tadi. Speed boat itu berhenti tepat didepannya dan tanpa banyak bicara pengemudi itu langsung membantu Gary untuk naik.

"Thanks bro! Syukurlah kebetulan lo jalan kesini." ucap Gary saat mereka sudah berjalan menuju daratan.

"Kebetulan? Gue memang disuruh kesini sama Pak Iqbal."

"Iqbal?"

"Iyah, dia yang naik perahu kecil tadi."

"Oh, kufikir dia akan meninggalkan begitu saja disini. Haha, aku salah paham."

"Dia itu orang yang ramah meskipun dia tamu penting kami. Kudengar dia sengaja mengambil cuti hanya untuk berlibur dengan istrinya disela-sela jadwalnya yang padat."

"Istri? Maksudmu? Jadi dia pria beristri? Jadi, gadis yang satu perahu dengannya tadi siapa? Adik sepupunya? Tidak mungkin!"

"Itulah istrinya!"

"APAA?"

Speechless, Gary tidak bisa berkata apa-apa lagi sekarang. Dia sudah salah paham dengan gadis itu.

"Pantas dia sangat marah dan selalu menghindar dariku." gumam Gary. "Tapi Bro, lo yakin itu istrinya. Gue liat cewek itu masih muda banget. Gak mungkin cewek itu sudah menikah."

"Umur istrinya memang sangat muda, mungkin sekitar 18 atau 19 tahun!?"

"Tidak mungkin!" batin Gary. Dia masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

***

"Gary itu siapa?" tanya Iqbal. Mereka sedang makan siang direstoran saat ini setelah naik perahu tadi.

"Dia itu orang yang mengatakan aku ini penguntit."

"Oh, yang dikapal phinisi itu?" Nina mengangguk. "Jadi, menurutmu apa mas harus membatalkan bantuan untuknya?" Nina secepatnya menggeleng.

"Udahlah mas, biarin aja."

"Setelah makan siang, kamu mau kita kemana sayang?" tanya Iqbal lagi.

"Kemana yah? Aku gak tahu tempat-tempat disini mas."

"Bagaimana kalau kita ke Arborek? Kita bisa beli banyak noken disana!" ajak Iqbal.

"Noken? Noken itu apa mas?"

"Noken itu sepupunya tas." canda Iqbal.

"Oh, jadi neneknya tas siapa mas?" balas Nina.

"Entahlah, kami belum kenalan dengan neneknya. Mungkin keranjang"

Nina tertawa hambar mendengar lelucon yang tidak lucu dari suaminya itu. Setelah itu, Nina kembali murung. Sangat jelas dia sedang menyembunyikan sesuatu dari Iqbal. Dan Iqbal sendiri tidak menyadarinya.

"Selamat siang nona, tuan! Maaf mengganggu makan siang anda." ujar seorang pelayan kepada mereka.

"It's okay!"

"Malam ini kami mengadakan pesta Barbeque dipinggir pantai tepat didepan restoran ini." Pelayan itu memberikan selembar undangan kepada Nina. Ekspresinya berubah tatkala melihat wajah yang terpampang dikertas itu.

My Bride (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang