"Beautiful, as always!" Bisik Iqbal di dekat telinga Nina saat istrinya itu bercermin dan menorehkan lipstik di bibirnya.
"Hm, tetapi kalo udah nggak cantik lagi, mas pasti cari daun muda diluar sana, ya kan!" Ucap Nina menyindir. Dia sedikit menjauhkan dirinya dari Iqbal.
"Jika aku mau, sudah dari dulu ku lakukan." Suara Iqbal terdengar kesal. Dia ingin pergi dari kamar tetapi Nina menarik tangannya dan tiba-tiba mencium pipi suaminya yang mulai merajuk.
"That's why I love you, mas!" Nina tersenyum manis sambil menatap Iqbal. Tapi dia langsung tertawa melihat bekas lipstik nya menempel di pipi Iqbal.
Iqbal yang menyadari nya, segera menghapus bekas lipstik itu dengan sapu tangannya. Melihat Nina tidak juga berhenti terbawa, Iqbal jadi geregetan.
Dirangkulnya pinggang Nina dan ditariknya kedalam pelukannya hingga jarak wajah mereka sangat dekat. Nina seketika berubah gugup karena tatapan Iqbal.
"Mas, eh, bukankah....kita mau pergi. Aku harus memperbaiki lipstik ku, nanti kita terlambat. Azhari pasti sudah menunggu kita." Ujar Nina seperti ketakutan.
"Masih ada setengah jam lagi untuk memakai lipstik! Aku ingin menyelesaikan apa yang sudah kau mulai, sayang!" Suara Iqbal berubah serak, senyuman di wajahnya terlihat mengembang saat Nina memyerah dan menutup kedua matanya.
Akhirnya Iqbal hanya mendaratkan ciuman di kening Nina membuat wanita itu menatapnya dengan bingung.
"Kita simpan itu untuk nanti malam. Cepatlah bersiap, mas menunggu dibawah." Ujarnya lalu keluar dari kamar setelah mengecup punggung tangan Nina.
"Terkadang, sampai saat ini aku masih tidak percaya bisa memiliki suami seperti itu" Fikir Nina sambil menatap cermin dengan senyum yang tertahan.
***
Azhari sudah sampai diparkiran mall template Citra bekerja. Sebelum keluar dari mobil, Azhari memasukkan sebuah kotak cincin kedalam saku celananya dan berharap akan terjadi sesuatu yang baik pada dirinya malam ini. Rasanya dia sudah tidak sabar untuk melihat wanita pujaannya itu.Azhari segera menuju lift untuk menemui Citra namun ternyata saat pintu lift terbuka, Citra sudah berada di dalam dan menatapnya dengan terkejut.
Azhari sangat merindukan wanita yang ada di depannya sekarang. Dia tersenyum bahagia sementara Citra merasa minder karena penampilannya sudah tidak sesegar pagi tadi. Bahkan dia tidak sempat untuk merapikan rambutnya.
"Aku ingin memelukmu!" Ucap Azhari tanpa sadar.
"Apa???" Teriak Citra.
Azhari segera menyadari kecerobohannya dan mengatakan bahwa dia ingin menjemput Citra.
"Maaf, lidahku sedikit terkilir tadi. "
Citra keluar dari dalam lift dan berdiri lebih dekat dengan Azhari. Dia bisa mencium aroma parfum Azhari yang sangat wangi hingga dia berfikiran bahwa itu adalah merk parfum mahal dan Citra tidak akan pernah bisa membelinya jika dihitung dari gaji nya yang tak seberapa.
Dia memperhatikan Azhari mencukur rambutnya, jadi terlihat lebih tampan. Lalu membandingkannya dengan penampilan dirinya sendiri. Oh ya ampun, lagi-lagi Citra merasa down dan tidak percaya diri untuk berjalan bersama Azhari.Azhari segera menggamit tangan Citra lalu menariknya pelan untuk berjalan bersamanya. Citra terperangah, lelaki itu terlalu santai dan tidak terlihat memiliki masalah dengan penampilannya saat ini.
***
"Aku baru ditinggalkan sehari,
Tapi rinduku sudah menumpuk
Setinggi gunung.
Bagaimana aku bisa menahan diri
60 hari lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bride (Finished)
Roman d'amourCinta akan hadir disaat kita selalu bersama... "aku tahu, dia itu mimpi yang paling indah, tapi yang paling tidak mungkin terjadi.." Nina "Dia tidak sempurna, tapi mempertahankannya adalah hal berarti yang harus kulakukan sekarang." Iqbal