Kehadiran Seseorang

8.4K 324 5
                                    

"Apa maksudmu?" Tanya Iqbal yang mulai terpancing dengan ucapan Azhari. Kita tau sendiri ya kan Iqbal itu sangat posesif orangnya.

"Iya, karena dia tidak mencintaiku!" Ulang Azhari. Nina sudah takut-takut membayangkan apa yang akan terjadi jika Iqbal marah. Apa yang difikirkan Azhari sebenarnya? Mengapa dia mengatakan itu sekarang?

"Apa benar Azhari mencintaiku?" Batin Nina.

"Ya Tuhan, jangan diambil serius ucapanku. Maksudku, jika sahabatku yang selalu ada denganku setiap saat bahkan tidak tertarik denganku, bagaimana bisa aku membuat wanita lain menyukaiku." Ucap Azhari sambil tertawa terbahak-bahak.

Nina menyusul, tawanya ikut meledak mendengar penjelasan Azhari. Suasana dingin itupun mencair seketika, tapi Iqbal merasa masih ada yang janggal pada diri Azhari.

"Kamu sih, nggak peka banget jadi cowok. Kamu ingat kan, temen kita yang bernama Gita? Dia sempet suka loh samamu, tapi dia nyerah karena kamu gak pernah merespon dia." Sambung Nina.

"Aku nggak suka perempuan seperti itu, dia matre banget, bukan tipeku lah!"

"Tapi mau sampai kapan kau sendirian?" Tanya Iqbal. "Menikah itu membuat hidup kita lebih hidup. Jadi, carilah pendamping." Saran Iqbal tulus.

"Yah, nanti pasti ada saatnya!" Ujar Azhari mantap.

***
"Nggak bisa tidur ya Arumi?" Tanya Arum kepada Arumi yang terus-terusan gelisah diatas kasur.

"Banyak banget kejadian aneh hari ini, aku jadi kepikiran nih kak!"

"Hmmm... kamu masih ingat Jeremy yah?"

Mendengar nama Jeremy disebut-sebut, pipi Arumi kembali memerah. Tapi mengingat Jeremy yang mengancamnya, Arumi jadi kesal.

"Udah deh, jangan bahas dia lagi!"

"Dia gentle loh, uda berani ungkapin perasaannya didepan semua orang. Aku jadi iri. Karena, saat pertama kali pacaran dengan Aslan, kami itu backstreet, alias sembunyi-sembunyi. Tau lah kan, imej kami berdua sangat berbeda. Kakak anak teladan, sedangkan dia, mirip preman pasar."

"Tapi penyayang kan??"

"Iya juga sih." Jawab Arum sambil senyam-senyum sendiri.

Sudah 30 menit hujan turun sangat lebat diluar, Arumi jadi kefikiran sama Azhari. Apa laki-laki itu sudah pulang?

"Aku keluar dulu yah, haus!"

"Iya iya..!" Jawab Arum yang mulai mengantuk.

Arumi membuka pintu kamarnya pelan-pelan agar tidak berisik dan menutupnya kembali dengan cara yang sama. Kakinya terhenti saat melihat Azhari sedang berdiri didepan foto keluarganya yang dipajang didekat tangga.

"Mengapa ekspresinya seperti itu?" Fikir Arumi karena wajah Azhari terlihat sedih saat memandangi foto keluarga mereka

"Ehem!" Arumi berdehem untuk membuyarkan lamunan Azhari.

"Om tidur disini?"

Azhari mengangguk kemudian tersenyum. Arumi hampir saja meleleh karena ketampanan Azhari saat dia tersenyum seperti itu. "Tadi om mau pulang, tapi badai tiba-tiba aja datang. Jadi, Om nginap disini saja. Rumah Om kan jauh, di Bogor!" Jelas Azhari.

"Om gak punya istri?" Tanya Arumi dengan berani.

Azhari menggeleng sambil tertawa kecil. "Belum ketemu! Om jadi iri sama dua ponakan om ini."

"Itu karena om nggak membuka hati sama orang lain!"

Azhari memikirkan kata-kata Arumi, dia memang benar. "Ya bisa jadi seperti itu."

My Bride (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang