Tanpa terasa minggu,hari,waktu,detik,menit,jam terus berganti. Kini usia prilly sudah menginjak 9 bulan. Menghitung hari atau minggu pisan dan karna itu prilly tak sabar menunggu kehadiran malaikat kecilnya.
"Mau kemana li?." Tanya prilly ketika ali melewatinya dengan membawa tas dan sudah bersiap untuk pergi.
"Gue pergi. Jaga rumah!." Perintahnya dan saat itu juga ali pergi entah kenapa. Prilly berharap jika ia melahirkan ali berada disampingnya dan menemaninya. Tapi sepertinya semuanya begitu sia-sia.
Prilly terduduk disofa ia mengelus perutnya yang membesar. Sebentar lagi. Ia tak sendirian. Ia akan ada buah hatinya.
Separuh jiwaku telah jadi satu
Tak sabar ku menunggu
Datangnya sang waktu
Tuk membuat secara baru
Hari terus berlalu
Menanti ku terharu
Tuk melukiskan cerita baruSatu nafasku kian jadi satu
Bahagia yang ku tunggu
Peluk erat dirimu
Berbisik ayat-ayat rindu
I just want to say i love you
I need you and i miss you
Kau memang malaikat kecilkuSeparuh jiwaku telah jadi satu
Tak sabar ku menunggu
Datangnya sang waktu
Tuk membuat secara baru
Hari terus berlalu
Menanti ku terharu
Tuk melukiskan cerita baruBahagia yang ku tunggu
Peluk erat dirimu
Berbisik ayat-ayat rindu
I just want to say i love you
I need you and i miss you
Kau memang malaikat kecilkuLantunan malaikat kecilku. Begitu merdu dinyanyikan oleh prilly. Tanpa sadar prilly menangis haru. Ia tak menyangka akan memiliki anak padahal umurnya masih tergolong muda 20 tahun. Namun ia tak menyangka sebentar lagi akan merasakan susahnya mengurus anak.
Dari pada prilly sendiri dirumah lebih baik ia menuju rumah mommynya. Setelah selesai bersiap ia meminta sopirnya untuk mengantarkannya ke rumah mommynya. Mengapa ada sopir?prilly yang meminta memaksa pada ali karna dirinya tak bisa kemana-mana jika sedang hamil.
Jadi prilly memutuskan untuk memanggil pak anwar. Ya pak anwar memang satpam tetapi ia juga bisa mengendarai mobil.
Didalam perjalanan tak henti-hentinya bibirnya melengkung manis sembari memegang perutnya.
"Non sudah sampai." Suara pak anwar membuat prilly terkekeh kecil lalu keluar dengan dibantu pak anwar.
Ting..Nong..
Prilly menekan bel. Lalu tak lama pintu terbuka menampak sosok wanita yang ia rindukan.
"Astaga,my bie??." Pekiknya dengan memeluk prilly begitu pun dengan prilly.
"Mommy miss youu." Ucap prilly dengan nada merengek lalu ully mengajaknya masuk.
Rumahnya kini terlihat sepi,hanya ada kia yang sedang bermain dengan mainannya.
"Ontyy ii!!." Pekiknya lalu berlari memeluk kaki prilly. Prilly berjongkok sehingga sejajar dengan kia.
"Kia sayang,kangen ih sama ponakan onty." Ucap prilly mencubit hidung kia sehingga membuatnya mengaduh kesakitan.
"Atuh!tatit onty,neneeekkkk." Teriaknya mengadu pada ully. Lalu tak lama ully datang dengan membawa nampan berisi minuman.
"Ada apa sih kia?hm?." Tanya ully menggendong kia setelah menyimpan nampan dimejanya.
"Ontyy ii natal,tubit idung ia." Ucap kia mengerucutkan bibirnya sebal dan mengelus hidungnya. Ully duduk disofa yang diikuti dengan prilly.
"Onty ii kan gemes sama kia,ya onty?." Ucap ully menatap prilly dengan senyumnya yang dibalas anggukan dan senyuman dari prilly.
"Iya onty ii gemezzz sama kia." Ucap prilly mencubit kedua pipi kia hingga memerah dan kia menangis. Prilly menyengir kuda ketika sang mama menatapnya tajam.
"Tuhkan gemesan sih sama anak kecil,nangiskan." Ucap ully dengan mencoba berhentikan tangisan kia.
"Hehehe,cini cini kia sama onty main barbie." Ucap prilly memberikan sebuah barbie yang membuat mata kia berbinar lalu dengan semangat kia berlari ke arah prilly.
"Gak sama ali,bie?." Tanya ully dengan menyuruput teh yang ia bawa. Pertanyaan ully membuat prilly terdiam namun tak lama kembali ia menetralkan kembali wajahnya.
"Ali keluar kota mom,sibuk katanya ada masalah." Lagi prilly kembali berbohong sedangkan ully hanya ber-oh-ria.
"Seharusnya istri mau lahiran tuh dirumah." Sahut seorang wanita dari arah belakang. Membuat prilly tersenyum ke arahnya.
"Ka fiza." Ucap prilly lalu ketika fiza mendekat mereka berpelukan lalu tak lama mereka melepaskan pelukannya.
Mereka berbincang singkat,setidaknya prilly melupakan persoalan tentang ali. Ia bisa terhibur dengan keluarganya.
*CSHS*
"Kau gila ali??Kau memiliki istri bahkan dia tengah mengandung anakmu,dan kamu akan memadunya??mama tak habis fikir." Teriaknya dengan menahan tangisnya. Sejak ali datang ia meminta izin untuk pergi dan mamanya menanyakan kemana akan pergi ia memaksanya untuk menjawabnya. Dengan terpaksa ali menjawabnya namun dikamar ali,ia takut papanya akan mendengar dan menghajarnya karna ali akan memadu prilly.
"Ma please ma!Ali mohon ma,izinin ali bahagia dengan pilihan ali,ali janji tak akan menceraikan prilly!." Ucap ali berlutut dihadapan sang mama sedangkan sang mama akhirnya menangis karna tak menyangka bahwa sang anak akan memadu istrinya.
"Diajarkan oleh siapa kau memadu?." Suara berat dengan nada dingin membuat ali mendongakkan kepalanya dan sang mama menoleh ke arahnya.
"Pa..papa?." Ucap ali gugup,kilatan emosi terlihat dimata syarief. Dan ali menundukkan kepalanya. "Sejak kapan hah???." Bentaknya dengan nada emosinya sedangkan ali menatapnya lekat. Ia kini harus berani.
"Ali butuh kebahagiaan pa!!." Teriak ali yang membuat resi dan syarief tak percaya bahwa sang anak membangkangnya.
"Kau berani melawanku?." Tanya syarief menatap tajam ali.
"Please pa!!Ma!!Izinin ali!!ali janji takkan ceraikan prilly tapi jika kalian tak mengizinkan ali maka ali akan menceraikan prilly!." Pernyataan ali membuat keduanya membelalakan matanya tak percaya.
"Baiklah mama izinkan asal kau tak menceraikan prilly." Ucap resi pasrah namun syarief berlalu dari hadapan keduanya.
Ali memeluk sang ibu penuh kasih sayang. Senyum bahagia terus mengukir wajahnya.
"Terima kasih ma." Ucapnya lalu kemudian resi mengangguk dan melepaskannya setelah itu ia berlalu dari kamar ali.
*CSHS*
Minat next?vomment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sejati Hanya Sekali [REVISI]
Fanfic•Prolog Lo tau gak sih? Kalo lo itu datang ke kehidupan gue dan hancurin semua hidup gue, lo rusak harapan yang udah gue buat. -Arka Ali Maaf, kalau aku udah ngehancurin hidup kamu dan rusak semua harapan kamu. Aku bakal pergi, kamu perbaiki hidup k...