Chapter 72

23.3K 2K 67
                                    

"Bukalah mata kamu bani,ada seseorang disini mencintai kamu dengan tulus." Suara seseorang membuat mereka mengalihkan pandangannya ke arah ambang pintu.

Memandang wajah bani dengan datar. Ia masih setia berdiam diri diambang pintu.

"Zulfa." Gumam bani dengan nada terkejutnya. Selama ini zulfa selalu menemani hari-hari bani bahkan zulfa adalah kekasih arbani sendiri yang arbani tak pernah anggap kekasih padahal sudah jelas arbani pernah menembak zulfa.

Zulfa tersenyum miris. Kini ia mulai melangkah ke arah arbani. Tepat didepan arbani dia memberikan sebuah kalung.

"Thanks for memories." Ucap zulfa kemudian terkekeh miris terdengarnya yang membuat hati arbani sedikit tercabik mendengar kekehan zulfa. "Maksud ak eh gue memories yang gak pernah dianggap sama lo." Sambung zulfa tertawa(pedih) air matanya sudah ia tahan sejak tadi.

Banyak yang memperhatikan mereka dengan tatapan yang ingin menangis.

"Buat apa gue perjuangin orang yang gak pernah perjuangin gue." Ucap zulfa tersenyum miris.

Jantung bani seketika berpaju cepat mendengar ucapan zulfa tadi.

"Berjuang sendiri itu sakit." Ucap zulfa sedikit menunjuk dadanya dengan sakit. "Setiap perjuangan pasti akan ada titik kelelahannya bukan?." Tanya zulfa dengan tersenyum kuat didepan bani.

Zulfa memeluk bani yang terdiam kaku namun tak lama ia melepaskan pelukannya.

"Cukup sampai disini,gue berjuang buat lo ban,percuma gue berjuang sedangkan elo memperjuangkan orang lain yang udah dimilikin seseorang." Ucap zulfa seraya menangkup pipi bani.

Bani melihat jelas ketulusan dimata zulfa. Air mata kepedihan zulfa pun turun begitu saja.

"Maaf kalo selama ini gue sering gangguin lo,gue cuman pengen dihari terakhir gue ada elo disamping gue." Bisik zulfa menempelkan dahinya dengan dahi bani.

Air mata zulfa terus mengalir. Bani menatap zulfa sendu. Tunggu. Tadi zulfa bilang 'Dihari terakhir?.'

"Har..hari terakhir??maksud lo??." Tanya bani menatap zulfa bingung.

Zulfa menundukkan kepalanya. Kemudian ia memejamkan matanya dan tak lama ia mendongakkan kepalanya seraya membuka matanya.

"Didepan semua orang,gue bakal kasih tau sesuatu." Ucap zulfa dengan nada kesakitannya.

"Apa itu zul??." Tanya bani tak sabaran. Firasatnya mengatakan ada yang tak beres namun dengan segera ia tepis semuanya.

"Gue punya penyakit Kanker Hati,dan itu stadium akhir." Ucapan zulfa membuat mereka terkejut bukan main.

Tiba-tiba saja zulfa membuka topi yang ia pakai. Dan yang kedua kalinya zulfa membuka rambut yang ternyata wig. Semua membelalakan matanya.

Prilly membekap mulutnya ia bersandar dipelukan ali dengan shok.

"Gue udah botak ya,miris hidup gue." Ucap zulfa pedih.

Bani memeluk zulfa dengan erat.

"Maafin gue yang bodoh nyia-nyiain orang yang tulus demi yang mulus." Bisik bani lirih.

"Udah gue maafin sejak dulu kok ban,kita kan bisa berteman." Ucap zulfa melepaskan pelukannya. Tiba-tiba saja wajah zulfa memucat.

Zulfa melangkah mundur dari bani.

"Gue balik ya,cape pengen istirahat." Ucap zulfa tersenyum kemudian membalikkan badannya dan pergi dengan langkah sempoyongan layaknya orang yang ingin pingsan.

Zulfa terjatuh begitu saja. Bani dengan refleks berlari kearah zulfa.

"Zulfa?kamu kenapa?kita ke rumah sakit ya!!." Ucap bani dengan nada paniknya.

Cinta Sejati Hanya Sekali [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang