"Mommyyyyyyyyyyy." Lexis berlari ke arah prilly dan langsung memeluknya erat.
Prilly diam tak berkutik,ia ingin membalas namun egonya mengalahkan segalanya. Teman-teman prilly menatapnya tak percaya.
Ali menatap sendu prilly sedangkan prilly terdiam menatap lexis. Bayang-bayang disaat ia hamil lexis masih terekam jelas,bayang-bayang dimana ia mengurus lexis dari lahir hingga satu tahun dan ia pergi meninggalkan semuanya.
"Lo selesaiin masalah lo baik-baik. Kita cabut." Ucap jovial yang memang mengerti dengan keadaan prilly.
Mereka meninggalkan prilly yang masih posisi dipeluk lexis.
"Mommy kok gak bales pelukan lexis sih,mommy gak kangen ya?." Tanya lexis yang membuat senyum prilly kembali ali lihat. Senyum yang selalu ia tampakan saat kesakitan.
Prilly mensejajarkan tubuhnya dengan lexis. Dielusnya kepala lexis penuh kasih sayang.
"Kita bisa bicara?." Suara ali membuat prilly mengalihkan pandangannya kemudian mengangguk dan menggandeng lengan lexis.
Betapa senangnya ali melihat pemandangan didepannya. Lexis dan prilly saling menggandeng satu sama lain.
"Kita bicara dicafe terdekat aja,masuk." Ucap ali lembut tanpa menjawab prilly kemudian masuk dengan lexis dipangkuannya.
Lexis sesekali mengecup wajah prilly. Sudah beberapa tahun ia tak bertemu dengan ibundanya yang akhirnya ia pertemukan kembali dihari pertama ia menginjakkan kakinya diparis.
"Mommy kemana aja sih?lexis sama daddy kangen tau." Ucap lexis yang membuat ali terkekeh kecil mendengarnya. Baru kali ini lexis cerewet.
Prilly hanya tersenyum menatap lexis. Bagaimana jika lexis tau keadaan ibundanya selama ini. Yang jelas akan sangat kecewa.
"Mommy ada kok." Jawab prilly lembut dan mencium kening lexis.
Akhirnya mereka sampai dicafe. Mereka turun dari mobil dan memasuki cafe kemudian memilih tempat paling pojok.
"Dad pinjem ipad sama earphone ya lexis pengen nonton boboi-boy nih udah waktunya." Ucap lexis pada ali. Ali tersenyum kemudian memberikan sebuah ipad pada lexis.
Setelah memberikan ipad pada lexis. Ali menatap lekat mata prilly sedangkan prilly memalingkan wajahnya kearah lain.
"Apa kabar pril?." Tanya ali basa-basi.
"Baik." Jawab prilly dingin. Ada rasa menyesak mendengar suara prilly yang biasanya lembut kini menjadi dingin.
"Aku minta maaf pril sama semuanya yang pernah aku lakuin sama kamu." Ucap ali penuh penyesalan. "Aku nyesel pernah nyia-nyiain orang yang tulus kaya kamu." Lanjut ali entah sadar atau tidak air matanya sudah mengalir.
"Gak usah lo sesali semuanya!Apa selama kita nikah gue selalu bilang nyesel??gak kan?so gak usah lo sesali." Jawaban enteng namun menyakitkan bagi ali. Ada rasa tak tega dihati prilly menjawab ucapan ali.
"Kita bisa kaya dulu lagikan pril?Kita belum cerai. Aku masih pakai cincin nikah kita." Ucap ali menunjukkan sebuah cincin dijarinya pada prilly.
"Gue gak mau jatuh kelubang yang sama. Dimana gue harus kesakitan tanpa sepengetahuan semua orang." Jawab prilly datar. Ali menghela nafasnya berat sungguh ini bukan prilly.
"Tinggal dimana kamu?Biar aku anterin." Ucap ali tulus. Sebetulnya prilly enggan memberikan alamat appartementnya hanya saja entah mengapa melihat tatapan tulus ali membuatnya tak tega.
"Nanti gue tunjukkin." Jawab prilly yang membuat senyuman ali tulus.
"Lexis udahan dong nonton boboi-boynya liat deh mommynya kangen." Ucap ali mengambil ipadnya sedangkan lexis melirik prilly dengan senyuman manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sejati Hanya Sekali [REVISI]
Fanfic•Prolog Lo tau gak sih? Kalo lo itu datang ke kehidupan gue dan hancurin semua hidup gue, lo rusak harapan yang udah gue buat. -Arka Ali Maaf, kalau aku udah ngehancurin hidup kamu dan rusak semua harapan kamu. Aku bakal pergi, kamu perbaiki hidup k...