Ali membukakan pintu tersebut. Ali tersenyum pada tamu yang tak lain jeha dan endy lalu ia mempersilahkan keduanya masuk.
"Ada yang berubah ya li." Ucap jeha menatap sekitar rumah yang berbeda.
"Iya hehe,kamar prilly dijadiin kamar lexis kan prilly ama gue." Jawab ali tersenyum getir,jeha hanya mengangguk paham.
Terjadi keheningan menyelimuti mereka. Entahlah apa yang dipikirkan mereka.
"Jadi dimana prilly?." Pertanyaan ali membuat jeha menghela nafasnya sedangkan endy merengkuh tubuh jeha.
"Prilly bahagia li,gue harap lo gak bisa temuin dia." Ucapan jeha membuat ali mengepalkan tangannya untuk mencoba menahan amarahnya.
"Kalo gue gak bisa temuin dia,lo liat je didepan ada lexis dia perlu kasih sayang ibu je!!gue tau gue salah ngasih kasih sayang prilly ke lexis cuman setahun." Ucap ali menunjuk lexis yang tertidur didepan tv tadi.
Endy memegang bahu ali untuk bersabar,ali terlihat mengusap wajahnya kasar sedangkan jeha tersenyum sinis ke arah ali.
"Lo salah?emang!lo salah besar!!Siksa demi siksaan mengenai prilly!!Hinaan demi hinaan mengenai prilly!!Prilly ngajak sholat,lo nolak mentah-mentah,itu yang namanya suami??hah??iya???." Bentakan jeha membuat ali terdiam.
"Sayang sabar,em li mending lo pindahin lexis dulu gih kasihan dia." Ucapan endy membuat ali mengangguk lalu berjalan ke arah lexis dan menggendongnya ke kamar lexis.
Setelah menyimpan lexis ali kembali ke ruang tamu.
"Gue nyari prilly karna gue pengen ngulang lagi je,gue udah bener-bener nyesel je." Ucap ali dengan nada lesu.
"Dan!!Gara-gara lo!!Prilly berubah!!." Kini emosi jeha tak bisa ditahan,air matanya pun sudah luruh tak bisa dibendung kembali.
"Gue janji jeha!!Jika prilly kembali gue akan buat dia berubah jeha!!." Ucap ali penuh penekanan sedangkan jeha menangis dipelukan suaminya. "Lo tau gue dijauhi keluarga gue sendiri,itu semua gara-gara gue." Sambung ali yang kini entah kapan ia sudah mengeluarkan air matanya kembali.
"Saat tau lo nikah tepat dia lahiran,dia cukup senyum li jawabnya li dengan senyuman!!." Desis jeha sedangkan ali mendongakkan kepalanya dan menatap bingung jeha.
"Siapa yang bilang?." Tanya ali menatap jeha tajam.
Prilly dan jeha kini berada direstaurant,umur lexis kini berumur 4 bulan,sudah terlihat lincah pipinya semakin gembul.
"Kau mau pesan apa pril?." Tanya jeha dengan susah payah karna usia kandungannya yang membesar.
"Aku samain aja deh." Ucap prilly kemudian jeha memesan.
"Aduh ponakan onty embul banget nih pipi." Ucap jeha dengan mencubit pipi gembul lexis. Lexis hanya tertawa mendengarnya.
"Malah ketawa dia disebut embul sama onty." Sahut prilly terkekeh kecil yang disambut tawa oleh jeha.
"Wow,anak prilly." Suara wanita yang membuat jeha dan prilly mendongakkan kepalanya,sedangkan jeha mengernyitkan dahinya bingung,prilly membelalakan matanya,terkejut?sangat.
"Amanda?." Gumam prilly lalu bangkit dengan menggendong lexis.
"Eits jangan mendekat nanti gue kena kuman lo itu,iyuhh jijikk." Ucapan amanda membuat jeha menatapnya geram namun tatapan memohon prilly membuatnya mengangguk paham.
"Ada apa man??." Tanya prilly lembut dan tersenyum ke arah amanda yang memandangnya sinis.
"Sekedar info doang sih,lo mau tau gue sama ali nikah kapan?." Tanya amanda seraya tersenyum sinis ke prilly.
Prilly tersenyum dan mengangguk diliriknya jeha yang menatap waswas prilly.
"Tepat saat lo melahirkan!." Kalimat singkat padat namun menyakitkan bagi prilly. Otaknya kembali berputar dimana keluarga ali tak ada yang datang dan datang saat setelah putranya lahir dan kini semua terjawab bahwa saat itu mereka tengah melaksanakan pernikahan ali dan amanda.
Senyuman cantik itu mengukir kembali wajahnya walaupun air matanya sudah mengenang dipelupuk matanya sekuat tenaga ia tahan agar tak jatuh dihadapan amanda.
"Yaudah sih ya gue cuma mau bilang itu aja lagian gue ogah deket-deket sama kuman kaya lo." Ucap amanda kemudian berlalu,jeha memegang bahu prilly sehingga prilly menatap jeha dengan tersenyum ke arah jeha.
"Gak apa-apa kok je yuk makan lagi." Ucap prilly namun jeha hanya menatap iba prilly dalam hati jeha ia bersumpah akan membuat ali menyesal semenyesalnya.
Tubuh ali menegang mendengar ucapan jeha. Ali meremas kuat kursinya matanya memanas. Tak lama air matanya luruh.
"Lo ga perlu nangis,lo terima semua karma ini." Ucap jeha dingin.
"Yaudah li gue ama jeha pamit ya,bye!." Pamit endy yang tak dijawab oleh ali karna saat ini ali tengah memutar memmorynya saat ia menyuruh prilly.
"Heh!!Jauhin tangan lo dari lexis!!Debu kaya lo itu gak pantes nyentuh anak gue!!." Teriakan ali begitu menggelegar saat prilly tengah mengasuh anaknya sendiri.
"Tapi li,aku cuman.."
"Halah cuman-cuman aja lo!Sana bersihin rumah!!." Bentak ali merebut lexis kemudian menghampiri amanda yang menunggunya sejak tadi.
Ali meremas rambutnya penyesalan begitu menghampiri dirinya,siksaan ali pada prilly selalu menghantui dan tentu membuat dirinya merasa bersalah.
Lexis. Anak yang dengan tega ali memisahkannya pada ibunya. Mengapa saat dulu ia tak pernah percaya pada kedua orangtuanya,bahwa amanda bukanlah cewe baik-baik.
"Daddy." Suara lexis membuat ali menoleh dan memeluknya erat. Melihat mata lexis ia bagaikan melihat mata coklat kesakitan prilly. "Daddy kenapa?." Pertanyaan lexis membuat ali melepaskan pelukannya.
"Kamu mau pindah sama daddy?."
*CSHS*
Ali mau pindah kemana ya??
Next??vomment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sejati Hanya Sekali [REVISI]
Fiksi Penggemar•Prolog Lo tau gak sih? Kalo lo itu datang ke kehidupan gue dan hancurin semua hidup gue, lo rusak harapan yang udah gue buat. -Arka Ali Maaf, kalau aku udah ngehancurin hidup kamu dan rusak semua harapan kamu. Aku bakal pergi, kamu perbaiki hidup k...