Sore ini Laysha ada janji dengan Jeje. Belajar bersama tentunya. Dengan langkah sedikit berlari Laysha mempercepat langkahnya. Ia terhenti ketika disana (di dalam perpus) sudah ada Jeje dengan wajah lelahnya.Laysha menyunggingkan senyumnya. Ia sedikit merasa kasihan melihat Jeje yang sepertinya kelelahan. Dengan sikap anggunnya Laysha mengambil duduk di sebelah Jeje. Melihat Laysha berjalan ke arahnya, Jeje memperbaiki posisi duduknya. Dari semula meletakkan kepalanya di atas meja lalu dia kembali menegapkan badannya yang kekar.
Bola matanya mengatakan bahwa ia tertarik dengan wanita yang bernama Laysha Leanonarda. "Sorry ya gue telat." Ucap Laysha meminta maaf. "Gak papa kok. Santai aja." Ujar Jeje menimpali. Lalu mulailah mereka berkutat dengan angka & rumus². Selesai memberikan materi, Laysha lantas memberikan soal² kepada Jeje. Jeje yang memang tak suka mengerjakan soal menghembuskan nafasnya kasar. Mau tak mau ia harus melakukannya. Laysha yang melihat kejadian itu lantas tersenyum.
**********
Tepat pukul setengah lima sore Laysha menghentikan belajar bersamanya dengan Jeje. Sudah terlalu sore. Sebenarnya Jeje tidak ingin menyudahi ini. Ia merasa nyaman bila di dekat Laysha. Entah rasa apa ini? Kagumkah? Cintakah? Sayangkah? Jeje tak dapat memastikannya. Yang pasti Jeje merasakan adanya kenyamanan saat ia berada di samping Laysha. Ia mampu tersenyum selalu di depan Laysha.
"Jejeeee." Teriakan memekik itu menghentikan lamunan Jeje tentang Laysha. Jeje mengernyitkan dahinya. Ia menyipitkan matanya. Melihat Siapa yang memanggil dirinya dengan suara memekik itu. Wanita itupun mendekat dengan langkah penuh percaya diri. Rambutnya yang curly sedikit terkena angin, sehingga dapat membuat rambutnya sedikit terbang².
"Je, ayo pulang." Rengek wanita itu. 'Oh ternyata Nasya.' Gumam Jeje. Laysha yang tak mengenal siapa wanita itu berdeham sedikit dan membuat Jeje angkat bicara. "Iya bentar sayang. Mau pamit dulu sama Laysha." Ucap Jeje lembut. "Aku pulang dulu ya Laysha. Makasih untuk hari ini." Ujar Jeje berpamitan sembari memberi senyum terindahnya.
Laysha hanya mengangguk tanda mempersilahkan. 'Apakah wanita itu gadis barunya Jeje?.' Batin Laysha. Dadanya terasa sedikit sakit didalam. Ia tak mengerti mengapa. Namun yang pasti ia terluka. Apakah Laysha mencintai Jeje? Atau dia hanya terbawa perasaan?. Ketidakpastiaan itu benar² membuat Laysha kebingungan. Ia pun memutuskan untuk segera pulang mengingat hari semakin petang.
*********
Jeje terus menerus memikirkan Laysha. Ia tak mengerti mengapa ia melakukannya. Mengapa ia terus memikirkannya. Bukankah ia tak mudah jatuh cinta?. Seribu pertanyaan yang mengerayangi pikirannya mampu membuat Jeje lupa akan sesuatu.
"Nasya." Ucap Jeje dengan mata melotot. Ya, ia sudah berjanji akan menjemput Nasya tepat pukul 7 malam di rumah Nasya. Ini sudah hampir jam 8. Bagaimana bisa ia seperti ini. Apakah ini karena sosok Laysha yang membuat hatinya tenang?. Dengan langkah tergesa-gesa Jeje menuju ke mobilnya. Mengebut di jalanan. Tepat jam 8 ia sampai di rumah Nasya. Dengan langkah yang berat dan hati tak karuan, ia mengetuk pintu rumah Nasya. Tiga kali ia ketuk barulah ada yang membukakan pintu.
Nasya berdiri dengan wajah tak senangnya. Ia melipat kedua tangannya didepan. Melihat Jeje dengan tajam. Jeje tau ini salahnya. Ia pasti akan dimarahi habis² an oleh Nasya.
"Masuk dulu." Ucap Nasya ketus. Setelah Jeje masuk dan dipersilahkan duduk, barulah Nasya angkat bicara.
"Kamu tau ini jam berapa?." Tanya Nasya dengan ketusnya dan terkesan seperti membentak. Jeje hanya mengangguk. Namun ia masih berani menatap mata tajamnya Nasya. Ia seorang lelaki yang tegar. Ia tak akan mudah takut dengan apapun. Apalagi dengan makian wanita.
"Maaf." Ucap Jeje singkat.
"Kalau tidak jadi pergi Aku akan pulang. Tak usah memarahiku. Apalagi membentakku. Aku tau aku salah. Aku hanya butuh di ingatkan. Bukan dimarahi." Ucap Jeje lalu berlalu dari Nasya. Jeje tau Nasya pasti akan sangat kecewa. Tapi bagaimanapun juga ia tak berhak membentak-bentak Jeje. Walaupun Jeje kekasihnya.*********
Malam ini Laysha benar² cantik. Dress yang ia gunakan pas dibadannya. Belum lagi Rambutnya yang ia ikat ke atas memperlihatkan leher putihnya. Ia tengah bercermin sebelum seseorang mengetuk pintu kamarnya. Ternyata mama Laysha.
"Ayo nak segera berangkat." Ucap lembut mama Laysha.
Laysha hanya tersenyum manis lalu mengekor dibelakang mamanya. Malam ini Laysha benar² cantik. Make up nya yang natural semakin menambah kesan cantik pada diri Laysha. Ditambah heelsnya yang berwarna senada dengan bajunya membuat Laysha benar² sangat cantik. Dengan anggunya ia menuruni anak tangga.
Malam ini Laysha menghadiri acara yang dibuat salah satu teman mamanya. Tentu saja karena mama Laysha tak ingin datang sendiri ia mengajak Laysha untuk menemaninya. Tanpa penolakan Laysha mengiyakan ajakan mamanya. Selang waktu 30 menit dari waktu keberangakatan, ia dan mamanya sudah sampai ditempat tujuan. Tempatnya begitu megah dengan dekorasi yang elegant.
**********
Thanks udah sempetin baca novel ini. Next? Tinggalin vote + comment ya?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Pergi Tinggalkan Luka
RomanceAku berjalan keluar bandara. Masih dengan isak tangis yang sama. Ku dengar seseorang memanggil namaku. Aku mendongak, mencoba mencari siapa yang memanggil namaku. Ternyata dia Sehan. Aku segera berlari ke arah Sehan dan memeluknya. Tangisku lagi² pe...