CHAPTER 15

238 9 1
                                    

Pagi ini Laysha bangun tidur dengan lesu. Ia masih trauma dengan kejadian kemarin. Dengan wajah lesunya, Laysha beranjak dari ranjangnya lalu menuju kamar mandi.

Selesai mandi Laysha langsung bersiap berangkat. Seperti biasa, Jeje datang untuk menjemput Laysha.

"Pagi Laysha." Sapa Jeje.

"Pagi juga Jeje." Balas Laysha.

Hari ini Laysha sudah tak sekacau kemarin. Walaupun didalam mobil, keheningan menyeruak diantara mereka. Namun Jeje berusaha mencegahnya.

"Nanti mulai bimbingan ya?" Ajak Jeje.

"Boleh. Disekolah atau dirumah?." Tanya Laysha.

Jeje nampak berpikir sejenak.

"Di rumah kamu aja ya sha." Ujar Jeje.

"Boleh." Ucap Laysha pertanda menyetujui.

Mobil Jeje sudah terparkir sempurna di parkiran sekolah. Dengan segera Jeje mematikan mesin mobil lalu turun untuk membukakan pintu Laysha.

"Ayo." Ajak Jeje setelah mengunci mobilnya dan sembari menggandeng tangan Laysha.

Seperti biasa, beribu-ribu pasang mata melihat kemesraan mereka. Ada yang melihat dengan tatapan kagum. Ada yang melihat dengan tatapan sinis. Salah satunya Salsa. Ia begitu membenci Laysha. Salsa benar² membenci Laysha dikarenakan Laysha dapat dengan mudah membuat Jeje jatuh hati pada Laysha.

Salsa yang melihat Laysha & Jeje berjalan ke arahnya, buru² jalan melawan arus dari mereka, dan ia sengaja menabrak pundak Laysha dengan kencang. Hal itu membuat Laysha sedikit kesakitan. Jeje benar² geram atas ulah Salsa.

Saat Jeje hendak menghampiri Salsa untuk meminta pertanggung jawaban, buru² Laysha mencegahnya. Mata sayunya seakan mengatakan 'jangan je.' Jeje tak sanggup melihat Laysha yang meringis menahan sakit.

*****KPTL*****

"Masuk gih." Ucap Jeje yang terkesan memerintah.

Laysha hanya mengangguk lemah. Ia masih memegangi pundaknya. Jeje benar² tak kuasa melihat pemandangan seperti ini. Saat Laysha hendak melangkahkan kakinya menuju kelas, tangannya ditarik oleh seseorang. Laysha menengok.

"Maaf ya sha."

"Gapapa je. Ini kan bukan salah kamu."

"Tapi ini semua terjadi saat kamu mulai pacaran sama aku." Ucap Jeje melemah.

"Ini udah jadi salah satu resiko aku saat aku punya pacar yang famous disekolah kayak kamu." Ujar Laysha yang mampu membuat Jeje kembali mengembangkan senyumnya.

Setelah mereka berpamitan untuk menuju kelas masing², Jeje berlalu dari kelas Laysha menuju ke kelasnya.

Waktu istirahat telah tiba. Semua siswa berhamburan keluar kelas. Termasuk Jeje. Ia berniat menuju ke kelas Laysha. Langkahnya terhenti tepat di depan pintu kelas Laysha.

Hati nya perih. Perasaannya terluka. Disaat Jeje tau, ada Sehan disana. Disamping Laysha. Nampak dari raut wajah Sehan bahwa ia sangat khawatir tentang keadaan Laysha. Namun Jeje sudah membangun benteng. Benteng untuk tidak bersifat kekanak²an. Ia pun mencoba untuk tegar.

"Ada Sehan disini." Ujar Jeje tiba².

"Oh Je, ini Sehan cuman-"

"Iya gapapa kok sha. Dia cuman khawatir sama kamu. Kalian mau ke kantin bareng nggak." Tawar Jeje pada Laysha dan Sehan.

"Boleh." Ucap Laysha & Sehan bersamaan.

"Jawabnya aja kompakan." Gumam Jeje sedikit cemburu.

Jeje pun menggandeng tangan Laysha. Sedangkan Sehan hanya mengekor dibelakangnya.

*****KPTL*****

Waktu pulang telah menanti. Jeje lebih memilih menunggu Laysha didepan kelasnya, daripada menunggu Laysha diparkiran.

"Maaf ya je nunggu lama." Ujar Laysha.

"Gapapa kok sha. Yaudah yuk." Ajak Jeje.

Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju parkiran. Sampainya didalam mobil. Keheningan lagi² mwnyeruak. Laysha tak berani angkat bicara, takut kalau² Jeje marah padanya. Mengingat kejadian tadi siang. Tak terasa sudah sampai dirumah Laysha. Buru² Laysha turun. Lalu Jeje berlalu begitu saja.

*****KPTL*****

Malam ini Jeje dan Laysha sudah setuju untuk belajar bersama dirumah Laysha. Tepat pukul setengah 7, Jeje sudah sampai dirumah Laysha.

Lalu segeralah ia & Laysha menuju taman belakang rumahnya. Tempat favorit mereka berdua untuk belajar bersama.

"Mau belajar apa je?." Tanya Laysha.

"Fisika. Soalnya besok ada pre-test." Jawab Jeje.

Laysha sedikit melamun memikirkan bagaimana caranya ia untuk meminta maaf pada Jeje perihal kejadian tadi siang.

"Sha." Panggil Jeje membuyarkan lamunan Laysha.

Laysha mendongak. Menatap bola mata Jeje. Terlihat sayu. Namun begitu manis.

"Kenapa ngelamun?." Tanya Jeje.

"Maaf je. Soal Sehan yang dateng ke kelasku tadi. Tapi beneran deh. Kita cuman ngobrol doang kok. Dia aja tadi juga baru dateng pas kamu masuk kelasku. Maaf ya je." Ucap Laysha sambil tertunduk lesu.

"Gapapa kok sha. Aku juga mencoba buat bersikap lebih dewasa. Wajar lah kalau Sehan khawatir sama kamu." Ujar Jeje sembari menangkup pipi Laysha. Tangannya tergerak untuk menghapus air mata Laysha.

Tiba² ponsel Laysha berdering. Dilihatnya sekilas. Disana tertera nama Sehan. Laysha sempat ragu. Tapi Jeje menyuruh Laysha untuk mengangkat panggilan itu.

"Halo Sehan."

"Halo sha. Aku mau kerumah kamu nih. Mau belajar bareng. Boleh gak?." Tanya Sehan ragu.

Laysha nampak melihat Jeje. Seperti menanyakn 'boleh atau tidak'. Jeje yang peka hanya menganggukkan kepalanya pertanda setuju.

"Boleh kok han. Dateng aja. Ntar kalau kamu udah sampai rumah, kamu langsung ke belakang aja ya. Aku lagi ditaman."

"Iya sha. Ya udah, aku otw rumah kamu. bye."

Telepon pun terputus. Laysha menghela nafas beratnya. Lalu ia segera mulai belajar bersama nya dengan Jeje.

Tepat pukul 7 Sehan sudah sampai dirumah Laysha. Segera saja ia berlalu menuju taman belakang rumah Laysha. Betapa terkejutnya Sehan disana.

"Sorry, aku ganggu kalian ya?." Tanya Sehan ragu.

"Oh Sehan. Nggak kok. Duduk aja." Ujar Jeje cepat sebelum Laysha menjawab.

Sehan duduk berseberangan dengan Laysha dan Jeje. Lalu mulailah mereka belajar bersama.

*****KPTL*****

Hai hai. Maaf ya updatenya lama, terus ceritanya gaje, banyak typo². Mau dilanjut sampai chapter berapa nih? Ada usulan?  Tetep tinggalin vote + comment ya. Thank you 😘

Kau Pergi Tinggalkan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang