CHAPTER 29

107 4 0
                                    

"Aku tak akan terkecoh denganmu…wanita penggoda." Ujar Jeje pada dirinya sendiri.

Dengan senyum devil ala² Jeje, ia pun memasukkan ponselnya kesaku. Lalu berniat menemui anggota OSIS lainnya. Ia tak ingin pikiran tentang Laysha menganggu konsentrasinya.

Disisi lain, seorang wanita yang telah diam² memotret Laysha dengan Sehan, menggeram kesal ketika ia mengetahui bahwa Jeje tak terkecoh sedikitpun dengan apa yang ia perbuat. Bahkan Jeje mengatainya sebagai wanita penggoda.

"Mau macam² dengan ku huh?." Tanya wanita itu pada dirinya sendiri.

Setelah merasa tak digubris, wanita itu lebih memilih mengikuti Jeje. Ia sudah terlalu terobsesi dengan Jeje.

***~***

Lexa's POV

Hari ini acara pembukaan diesnatalis disekolahku. Yang pasti lelakiku akan memberikan sambutan. Aku sudah tak sabar. Tak lama upacara pembukaan pun dimulai. Aku sudah tak sabar melihat wajah Jeje.

Saat yang ku nanti datang. Lelaki ku berdiri di depan sana dengan gagahnya. Betapa beruntungnya aku pernah menjadi miliknya. Sayangnya kini, Jeje lebih memilih wanita itu daripada aku.

Padahal cintaku tak kalah besar dengan cintanya Laysha. Tapi sayangnya Jeje lebih memilih Laysha. Dasar wanita murahan. Aku sangat kesal dengan Laysha. Wanita itu bisa²nya mengambil lelaki yang begitu aku cintai.

Ku lihat setelah memberi sambutan, Jeje pergi. Entah kemana. Saat niat hati ingin mengikuti Jeje, ku lihat Laysha sepertinya juga mencari kemana perginya Jeje. Tak jadi mengikuti Jeje, ku ikuti saja Laysha.

Dia seperti tidak punya teman. Duduk sendiri didepan kelas. Tiba² ada seorang laki² yang duduk disamping Laysha. Ini adalah kesempatan langka untuk membuat hubungan Laysha dan Jeje tak baik. Ku foto saja Laysha yang tengah mengobrol dengan lelaki itu. Dia tertawa bahagia. Dasar Laysha benar² wanita tak tau diri.

Setelah berhasil memotret Laysha yang tengah duduk dengan seorang lelaki, akupun kembali mencari Jeje. Kesal karena tak kunjung menemukan Jeje, akupun memutuskan untuk duduk disalah satu bangku taman. Ku edarkan pandanganku diseluruh penjuru taman.

Mataku menangkap seorang lelaki yang aku yakini dia adalah Jeje. Dengan sigap, akupun mengirimkan foto Laysha. Yes, dia membukanya. Aku ingin melihat wajah marahnya.

Dia mulai memegang ponselnya. Raut wajahnya berubah menjadi sedikit…marah. Lihat saja, cara kecil seperti ini pasti bisa membuat hubungan mereka rusak. Aku terus melihat ke arah Jeje.

Apa?!. Kenapa dia tak terpengaruh sama sekali. Shit. Dia mengacuhkanku.

"Mau macam² dengan ku huh?."

Aku harus menemukan cara lain, agar Jeje dan Laysha bertengkar dan pada akhirnya berpisah. Sial. Kenapa tak ada satupun ide yang muncul. Ah, mungkin aku harus lebih tenang untuk memikirkan hal serumit itu. Merusak hubungan orang, ternyata sulit juga.

Aku tak bisa berpikir jika tingkat emosiku sedang tidak stabil seperti ini. Ah, sudahlah. Lebih baik aku kembali ke kelas saja.

★★★♡★★★

Author's POV

Waktu menunjukkan pukul 4 sore. Itu pertanda sudah waktunya pulang. Ah, Jeje ingat. Ia harus menemui Laysha sebentar. Untuk menanyakan masalah foto. Hal sepele sebenarnya. Tapi, sedikit penting untuk dibahas.

Jeje berjalan sedikit terburu-buru. Takut kalau² Laysha sudah pulang. Sampai didepan kelas Laysha, Jeje merapikan bajunya. Ketika sudah rapi, Jeje menarik napas lalu menghembuskannya perlahan. Jeje merasa sedikit gugup.

Kau Pergi Tinggalkan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang